Tak di pandang di tempat iya berada sebelumnya. Namun keberadaannya saat ini mampu membuat orang lain mengejar-ngejarnya. Berawal dari kesalahan orang tua yang membuatnya harus hidup di antara garis kemiskinan. Di hina oleh orang lain dan di rendahkan oleh kekasihnya sendiri.
Tiba-tiba sang kakek datang ketika cucu nya benar-benar dalam himpitan rasa malu dan kesal.
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita itu bukanlah hal yang sebenarnya.
Salam Halu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Turyana affandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Kampus
"Aku sangat menyukaimu, Fendi!" kata Arsa sambil menepuk punggung Fendi. Fendi pun hanya tersenyum dan membungkuk di depanbArsa. Sesaat kemudian, Arsa menoleh ke arah karyawannya dan tersenyum.
"Rekan-rekan karyawan semuanya, saya ingin secara pribadi memberi Anda masing-masing orang bonus 1 kali gaji nanti bersama dengan gaji bulan depan." Setelah Arsa menyelesaikan kalimatnya, semua orang bertepuk tangan.
“Anda serius tuan? Satu kali gaji sebagai hadiah selamat datang?” kata salah satu karyawan. Dan Arsa mengangguk.
"Hidup tuan muda!" Teriak salah satu dari mereka.
Setalah waktu gajian tiba, Arsa memenuhi janjinya untuk memberikan bonus 1 kali gaji setiap karyawan. Semua karyawan merasa sangat senang dengan kehadiran CEO baru yang saat baik ini. Kebahagiaan yang tak pernah mereka rasakan selama Indra menjabat sebagai General Manager di perusahaan itu. Dengan begitu, Arsa berhasil mengambil hati semua karyawan perushaan Kendi Grub. Dan dengan bonus tersebut, Arsa menganggap sebagai ucapan terima kasih karena mereka sudah bekerja keras selama ini.
"Bonus yang kalian terima bukanlah jumlah yang besar. Selama kalian bisa mengerjakan semua pekerjaan dengan baik dan benar, akan ada lagi bonus di hari-hari tertentu. Kerja keras kalian akan membuat perusahaan lebih maju, dan akan akan semakin bisa merasakan hasil kerja keras itu" Ucap Arsa ketika iya menyampaikan pesannya di depan para karyawan.
"Hidup tuan muda" tiba-tiba Fendi berteriak. Dan hal itu di ikuti oleh semua karywan di sana. Mereka begitu antusias menyambut CEO baru nya yang saat ini. Sedangkan Arsa hanya memandang ke arah kerumunan para karyawannya dengan mengangguk dengan perasaan bangga. Tuan Andi hanya menyuruh Arsa untuk menjaga perusahaan. Tapi yang di fikirkan Arsa adalah bagaimana perusahaan bisa berkembang dengan lebih baik. Sekaligus, Arsa ingin membuktikan kepada kakeknya, bahwa iya bukanlah cucu yang tidak berguna. Apalagi jika di anggap tak bisa membuat Kendi Grub lebih maju lagi. Perusahaan besar seperti ini harus lebih bisa maju di bandingkan saat di pimpin oleh kakeknya sendiri, fikir Arsa.
Sementara itu di sisi lain, Jerry tidak menyangka jika Arsa akan bisa mengambil hati seluruh karyawan. Arsa bisa menjadi orang yang sangat di segani dan di kagumi di perusahaan. Iya terlihat sangat berwibawa dengan jabatan yang saat ini di embannya. Arsa ternyata memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat bagus, membuat Jerry benar-benar merasa puas. Karena itu, Tuan Jerri memutuskan untuk melaporkan perkembangan ini kepada tuan Andi Sudiryo.
"Perusahaan berada di tangan orang yang sangat tepat tuan Besar. Semua karyawan benar-benar mendambakan CEO baru. Mereka sangat antusia menyambut tuan muda" Lapor Jerry kepada tuan Andi.
"Aku yakin jika cucuku akan menjadi orang yang sangat di kagumi di dunia bisnis" Jawab tuan Andi.
"Tapi ada berita yang akan membuat anda terkejut tuan" Ucap Jeri sekali lagi.
"Apa itu? "
"Indra telah menghubungi semua orang-orang yang bekerjasama dengannya. Dia mengorupsi banyak uang perusahaan. Dan uang itu masuk ke rekening pribadinya. Ketika tuan muda mengetahui hal ini, tuan muda memberikan pelajaran kepada mereka" Lapor Jerry. Tuan Andi hanya terdiam, tandanya iya setuju dengan apa yang Arsa lakukan. Setelah laporan itu selesai, Jerry pamit undur diri.
Sementara itu, Roy yang menyadari bahwa Arsa telah menghancurkan hidupnya dan keluarga mengamuk. Iya membanting sebuah cangkir kopi yang di pegangnya ke lantai hingga hancur berkeping-keping.
"Aku tidak terima Arsa menghancurkan keluarga kita. Apa papa akan diam saja dengan semua yang sudah iya lakukan Arsa kepada kita? " Tanya Roy.
"Kenapa kita tidak menyuruh para preman untuk mengurus anak itu saja? " Jawab Indra.
"Itu adalah sebuah ide yang sangat bagus. Selama tidak ada yang tahu kalau kita yang menyuruh mereka, tidak akan ada masalah" Ucap Roy menyetujui apa yang papanya katakan.
"Papa kebetulan punya kenalan yang kemungkinan besar akan sangat tertarik dengan proyek yang akan sangat menguntungkan untuknya" Indra merasa teringat seseorang yang akan di ajaknya bekerjasama.
Pov Arsa
Arsa yang saat ini sedang memegang ponselnya mencari dan menghubungi sahabatnya. Yoga yang merupakan teman seasrama. Dan di saat yang bersamaan, Yoga yang dihubungi serasa ingin memarahi Arsa karena sama sekali tidak datang ke kelas. Dia benar-benar tidak mengerti mengapa Arsa membolos masuk kuliah lama sekali. Akhirnya mereka berdua pun berjanji untuk bertemu di asrama kampus.
"Arsa, pagi ini ada kelas pak Rudi" Ucap Yoga saat Arsa sudah berada di dekat kamar asramanya.
"Apa kamu menjelaskan kenapa kamu selalu bolos selama ini? " Kata Yoga saat Arsa berjalan masuk ke dalam asrama.
'Ada yang penting yang harus aku lakukan pagi ini. Aku tidak bisa menghadiri kelas pak Rudi lagi" Jawab Arsa "Kalau begitu kamu harus mengambil cuti. Pak Rudi selalu bilang jika kamu tidak akan lulus di mata kuliahnya Ucap Yoga sambil menatap tajam ke arah Arsa.
"Aa...Apa? " Arsa menatap Yoga dengan heran. Rudi adalah salah satu dosen Arsa di kampusnya, tapi dosen tersebut selalau memberikan kesan buruk kepada dirinya. Hal itu bermula ketika Arsa sedang berjalan, iya melihat Rudi yang sedang berduaan dengan salah satu teman sekelasnya. Rudi mengancam Arsa dengan tidak meluluskan di mata kuliah yang di ajarkannya jika Arsa tidak mau tutup mulut. Arsa sendiripun tidak pernah mengerti mengapa seorang bajingan seperti Rudi bisa menjadi seorang dosen di kampus itu. Sedangkan sejak saat itu nyawanya menjadi taruhan.
"Arsa, kamu harus ke ruangan pak Rudi. Akan sangat merepotkan jika dia benar-benar tidak meluluskanmu." Ucap Yoga merasa khawatir.
"Jangan khawatir, aku akan mencarinya" ucap Arsa sambil tersenyum kepada Yoga. Arsa pun meninggalkan Yoga sendirian di tempatnya berdiri.
Disaat Arsa sudah tiba di depan pintu ruangan pak Rudi, iya melihat pintu itu tertutup rapat. Arsa langsung saja mendorong pintu tersebut hingga terbuka. Setelah iya berada di dalam ruangan tersebut, Arsa melihat [ak Rudi yang sedang menonton sebuah film.
"Arsa kenandra, apa kamu tidak tahu bagaimana caranya memasuki ruangan orang. Apa gunanya tanganmu jika tidak kamu gunakan untuk mengetuk terlebih dadulu." Ucap pak Rudi sembari memelototi Arsa yang baru saja masuk.
"Kamu juga selalu membolos setiap kelas ku, jika kamu melakukan itu pagi ini lagi, kamu akan tahu konsekuensi apa yang akan kamu terima" Arsa mendengarkan setiap perkataan dosennya itu.
"Pak Rudi, itulah sebabnya saya ada di sini saat ini. Saya tidak ingin gagal di kelas anda" Ucap Arsa sambil berjalan menuju ke arah Pak Rudi.
"Maksud kamu, kamu akan memohon kepadaku? Saya selalu menerima dengan terbuka kalau masalah itu" Ucap pak Rudi sambil tersenyum ke arah Arsa. Sedangkan jari-jarinya mengisyaratkan bahwa iya menginginkan uang untuk bisa meluluskan Arsa.
"Maaf, saya kesini bukan untuk memohon belas kasihan anda. Saya di sini hanya untuk memberi anda sebuah kesempatan untuk berbuat baik"
"Saya ingin anda memberi saya waktu dan berhenti mengatakan jika saya akan gagal di setiap mata kuliah anda, atau mengancam saya dengan semua alasan anda itu" Arsa berkata.
"Saya akan membuat Anda membayar mahal semuanya jika anda terus seperti itu" Imbuh Arsa.
"Membuat saya membayar mahal? " Ucap Rudi dengan senyum mengejek ke arah Arsa. Kamu hanya seorang mahasiswa. Dan kamu tidak bisa melakukan apa-apa. Kamu tahu itu? " Ucap Rudi sambil tertawa. dan setelah puas tertawa, iya pun berhenti. Tangannya tiba-tiba menggebrak meja di depannya.
"Begini saja, aku akan meluluskan kamu. Dengan syarat, kamu harus membayar sebesar 30 juta saja. Jika kamu memberi aku uang sebanyak yang aku katakan, aku akan dengan mudah meluluskan kamu." ucap pak Rudi sambil menyeringai ke arah Arsa.
"Apa yang anda katakan pak Rudi? " ekspresi Arsa benar-benar tidak dapat di mengerti oleh pak Rudi. Dengan cepat Arsa menatap tajam ke ara sang dosen.
"Anda benar-benar sampah Rudi" Ucap Arsa mengejek ke arah dosennya.
"Anda benar-benar tak mau memberiku waktu dan kesempatan. Maka dari itu aku akan membuat anda membayar mahal semuanya" Setelah mengatakan hal tersebut, Arsa langsung keluar dari ruangan dosennya." Rudi yang mendengar jika Arsa hanya memanggil namanya tanpa embel-embel pak pun berusaha untuk tidak menggebrak meja kembali karena marah.
Setelah keluar dari ruangan pak Rudi yang begitu sombong, Arsa menuju ke ruangan rektor di kampus itu. Begitu berada di depan ruangan tersebut, Arsa mengetuk pintu dengan perlahan.
"Masuk" sahut seseorang dari dalam. Setelah memasuki ruangan rektor, Arsa melihat rektornya yang menggunakan jas sedang membaca koran. Ketika sang rektor melihat siapa yang datang, iya segera menegakkan tubuhnya kembali.
"Ada yang bisa saya bantu? " tanya rektor.
"Pak rektor, saya ingin mendonasikan beberapa uang untuk kampus kita ini" Ucap Arsa dengan begitu tegas di depan rektor.
"Donasi? " Ucap rektor tersebut sambil menghela nafas karena menganggap jika Arsa hanya bercanda.
"Begini, saya sangat menghargai kebaikan kamu, Tapi saya tahu kamu tidak akan mampu menyumbangkan uang ke universitas ini. Lebih baik kamu menyimpan uang itu untuk kebutuhanmu sendiri" kata rektor. Dan Arsa hanya tersenyum memandang respon rektor tersebut." .
"Saya ingin menyumbang sebesar 1 milyar" kata Arsa.
"Tu...tunggu, satu milyar? " rektor tersebut bertanya dengan heran.
"Apakah kamu sedang bercanda. Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? " tanya rektor dengna penasaran.
"Berikan saja nomor rekeningnya dan saya akan mentransfer uang tersebut." Kata Arsa. Rektor universitas tersebut pun melotot karena terkejut.
"Sudah selesai, silahkan di periksa" kata Arsa. iya masih tetap sibuk dengan ponsel di tangannya. Rektor di depannya itu hanya bisa menurut."
"Irma, beritahu saya jika bagian keuangan ada yang mentransfer uang sebesar 1 milyar. Dan tak lama kemudian, wanita yang di sebut namanya Irma tersebut membenarkan ada uang masuk sebesar 1 milyar. Rektor tersebut merasa terkejut. Iya tak menyangka jika mahasiswa di depannya mampu untuk memyumbang dalam jumlah yang sangat besar. Sedangkan di lihat dari penampilannya saja, baju yang iya gunakan terlihat baju murahan.
"Irma, tolong buatkan satu gelas kopi" Irma pun mengangguk. tiba-tiba saja sikap rektor tersebut berubah 360 derajat.
"Silahkan duduk terlebih dahulu. Aku ingin tahu siapa namamu" ucap rektor dengan sangat sopan.