Ayana Frandrika harus diusir oleh kedua orangtuanya karna ia kedapatan hamil dengan posisi masih menjadi
siswi disalah satu sekolah Negeri disebuah kota. tak ingin menanggung malu, orangtua Ayana dengan tega menyuruh Ayana pergi dan mencari pria yang telah menghamilinya.
Ayana terpaksa datang pada Kelvin, kekasihnya yang juga termasuk ayah biologis dari calon anak yang dikandung Ayana.
Namun karna keadaan ekonomi Kelvin yang pas-pasan, membuat Kelvin selalu menyalahkan Ayana yang harus hamil diusia mereka yang masih sangat muda. Pernikahan bahagia yang diimpikan Ayana selama ini jika bersama Kelvin ternyata hanya sebuah mimpi saja. pada kenyataannya Ayana harus teraniaya dan tersakiti terus-terusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anakku atau bukan
Bab 4
.
.
.
Meski lelah, namun Ayana sedikit senang karna kini ia bisa bekerja juga dan tidak mengandalkan gaji Suaminya.
Namun senyum Ayana luntur seketika saat tatapan tajam dari Kelvin didapatnya.
Kelvin ternyata pulang lebih awal. Dan entah sejak kapan pria itu sudah menunggu dirumah.
Ayana buru-buru masuk dan membukakan pintu rumah yang ia kunci sewaktu akan pergi tadi
"Maaf Vin.. Aku tidak tau jika kau pulang cepat.."Ucap Ayana sembari menunduk.
Kelvin tak menjawab, hanya memperhatikan istrinya yang berdaster yang bagi dia sudah sangat tidak menarik lagi. Lalu mata Kelvin beralih pada kantong plastik yang dibawa Ayana.
"Oh.. Kau lupa pulang karna sudah menghabiskan uangku ya ?? Belanja dimana tadi ??" Tuduh Kelvin.
Seketika Ayana mengangkat wajahnya. "Tidak Vin.. Ini semua dari buk hesti bukan aku yang beli sendiri. Uang untuk beli lauk masih utuh kok."
"Tumben sekali janda alim itu memberimu seperti itu ?? Kau mengemis padanya ??" kembali tuduhan Kelvin begitu tajam.
"Tidak.. Aku.. Aku..mulai bekerja dirumah buk Hesti. bantu-bantu dirumahnya, Dan tadi buk Hesti memberiku ini, namanya dikasih ya harus diterima kan Vin.."Terang Ayana dengan suara lembutnya.
"Benarkah ?? Kenapa kau tiba-tiba mau bekerja ?? kemarin-kemarin enak-enak aja cuma ngabisin duitku terus.."Hina Kelvin seraya masuk kedalam rumah.
Ayana segera mengekor, hinaan seperti itu sangat sering diterima Ayana selama ini. Saking seringnya Ayana sudah terbiasa.
"Kau bilang aku harus banyak bergerak. Makanya aku coba bawa kerja. Setidaknya aku bisa periksa kedokter dan beli susu tanpa meminta padamu, jadi uangmu sebagian bisa ditabung untuk kelahiran anak kita nanti."Tutur Ayana.
"Kalau kau kerja, lahiran ya harus dipikir dong !! Masa aku yang harus nabung ??!!"Timpal Kelvin dengan santai.
"Tapi Vin.. Dia akan juga..-"
"Anak kita ?? Mana aku tau dia anakku atau bukan. Kita melakukannya hanya sekali, sangat mustahil jika kau langsung hamil. Wanita yang dulu sering tidur denganku saja tidak hamil sampai sekarang ??!! Kau fikir aku bodoh karna tipuanmu itu !!!??" Celoteh Kelvin. Sesuatu yang begitu melukai hati ayana, Ia selalu dituduh menjadikan Kelvin penutup dalam kehamilannya.
Ayana hanya bisa menangis dihadapan Kelvin seraya menunduk.
"sana masak !! Aku sudah lapar !! Malah menangis. Kau fikir makanan akan matang sendiri kalau kau cuma nangis seperti itu !!!?" Tambah Kelvin.
Ayana tak menjawab lagi. Ia memutar tubuhnya menuju dapur. Ia menahan dan menekan lagi suatu kesakitan didalam hatinya.
Sesekali Ayana mengusap dadanya agar selalu kuat. "Sabar..lah Ayana.. Tenanglah, kau tidak boleh sedih terus.. Fikirkan anakku.."Ayana berbicara pada dirinya sendiri.
Lalu setelah mengatur nafas dan mengusap air matanya, Ayana mulai memasak untuk suaminya.
.
.
"Sialan !!! Pabrik itu benar-benar memecatku !!" umpat Kelvin saat pemberitahuan ia terima dipesan ponselnya.
Kelvin berdecak dengan cukup kesal. Lalu menyandarkan diri dikursi kayu miliknya sembari memijit pelipisnya. "Bagaimana aku bisa bayar hutangku sama Bang Perdi. Aaahh. !!! Aku bisa dicekik jika begini !!!"
.
.
Tak lama, makanan sudah disiapkan oleh Ayana diatas meja.
Ia pun segera memanggil Kelvin untuk makan.
Saat didatangi Ayana, Kelvin malah asik bermain hp.
"Vin.. Makanan sudah siap."Ucap Ayana.
"Hmm.."Tanpa menatap Ayana, Kelvin langsung berjalan dengan terus bermain ponselnya sembari menuju meja makan.
Tanpa mengajak Ayana makan, Kelvin segera makan apa yang ada diatas meja, dan selalu ia habiskan.
Ayana hanya bisa membuang nafasnya dengan kasar, lalu kemudian wanita muda itu memilih membersihkan diri saja dari pada terus melihat Kelvin yang begitu acuh terhadap dirinya. Setidaknya tadi ia sudah makan banyak dirumah Ibu Hesti.
.
.
Belum sadar juga?
Trauma tapi sering tu ciuman dg Davian bahkan sering curi ciuman lagi.Waras gak si