Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Iris melampiaskan emosinya dengan membanting beberapa barang. Perkataan Leona seakan mengatakannya jika dia adalah anak pungut yang harus sadar posisi.
Ya, Iris dulu adalah anak dari korban pembantaian yang diselamatkan oleh Duke Castallio dan langsung diangkat menjadi anak.
Dia di perkenalkan dengan Leona namun gadis itu langsung menatapnya dengan tatapan tak suka dan pergi dari sana. Iris mendapat kasih sayang penuh dari Duke Castallio dan tuan muda, diperlakukan layaknya nona keluarga Castallio serta segala keinginannya telah terpenuhi.
"Sialan kau, Leona! Aku akan membuatmu segera di usir dari kediaman ini!" Geram Iris tak terima.
Keluarga, harta dan kasih sayang telah dia dapatkan, namun apalagi yang kurang?
Ya, Leona harus segera di keluarkan dari keluarga ini agar keberadaan gadis itu tidak menghalanginya dan menjadi satu-satunya putri Duke Castallio. Tanpa Iris sadari, kegelapan hati mulai menguasainya dan kekuatannya mulai melemah.
Sementara Leona berada di sebuah air terjun yang berada cukup jauh dari kediaman Castallio. Setelah memastikan tidak ada orang, Leona menggigit ibu jarinya hingga berdarah. Mengalirkan separuh chakra pada darah itu dan meneteskan pada tanah. Perlahan muncul sosok yang menyerupai dirinya.
"Aku memberi nama Akai dan memberi tugas padamu. Cari informasi tentang dunia ini dan rahasiakan identitasku. Aku memberi waktu sebulan. Kau boleh membunuh buronan untuk menghasilkan uang. Jangan lupa latih kemampuan mu." Jelas Leona panjang lebar.
"Haiss... Kau kejam sekali. Kau menyuruhku mencari informasi, mencari uang dan latihan selama satu bulan? Dasar tidak punya hati." Gerutu chi bunshin itu mengeluh.
"Sudahlah, jangan banyak mengeluh. Cepat pergi." Titah Leona kesal dan chi bunshinnya segera menghilang dalam gelapnya malam.
Leona menatap bulan yang bersinar terang. Hidup dalam sangkar ini membuatnya muak.
Segera Leona pergi dari sana sebelum Jim kelimpungan mencarinya dan membuat kehebohan.
💠💠💠💠💠
Leona berbaring menatap langit-langit kamarnya yang terukir indah. Sudah tiga minggu dia terdampar di dunia antah berantah ini.
Dia menggali ingatan pemilik asli tubuh ini untuk mencari informasi, namun yang ia dapatkan hanyalah ingatan Leona asli yang ingin menarik perhatian keluarga nya dan berakhir terjatuh dari tangga beberapa waktu lalu.
Dalam novel bergenre time travel yang pernah dia baca, sebagian besar tokoh yang menjalani time travel bertemu dengan pangeran tampan secara tak sengaja dan menjadi rebutan pria-pria tampan berkuasa yang berakhir bahagia. Sementara Leona? Boro-boro bertemu pangeran tamvan, dia langsung menginjak dimensi yang penuh peperangan dan itu membuatnya gila, apalagi saat latihan dengan Hagoromo. Ternyata tubuh ini memiliki rantai chakra yang kuat yang tidak bisa di kontrol oleh pemilik asli tubuh ini. Rantai itu terbentuk sejak kematian sang Duchess tepat dimata Leona yang saat itu masih kecil, karena kesedihan yang mendalam serta keputusasaan yang berisi harapan, mengubah mana milik pemilik tubuh ini menjadi chakra.
Masa bodoh dengan pemilik asli tubuh ini. Dia akan bertindak sesuka hati dan menjalani kehidupan yang baru. Lebih baik dia membuat rencana dan tidur.
Sementara di ruang kerja Duke, terlihat Calvian mengerjakan setumpuk dokumen yang menggunung. Dia menatap dokumen-dokumen itu dengan datar dan ingin membakarnya.
"Bagaimana dengan anak itu?" Tanyanya pada seorang pria berusia pertengahan tiga puluh tahun.
"Dia terlihat berubah sejak seminggu lalu, Tuan. Apa Anda tidak ingin mengunjunginya? " Tanya pria itu yang bernama Harres Anvolty, asisten sekaligus tangan kanan Duke Castallio.
Dia tidak habis fikir dengan atasannya ini. Entah karena apa pria ini mengabaikan putri kandungnya sendiri dan lebih menyayangi anak yang berasal dari luar. Dia ingin sekali menggeplak kepala atasannya namun dia tak ingin kepalanya terpisah dari tubuhnya.
"Biarkan saja." Sahutnya Calvian malas.
'Aku harap kau tidak menyesal telah mengabaikan putri kandung mu sendiri.' Ucap pria itu dalam hati.
Harres telah memperhatikan Leona sejak dia bekerja di kediaman Castallio. Sebenarnya dia geram dengan perilaku Duke yang berat sebelah, dimana dia mengabaikan putri kandungnya sendiri dan lebih menyayangi anak angkatnya. Begitu pula dengan Emillio yang sering mengabaikan Leona yang merupakan saudara kandung.
Harres hanya bisa berharap jika suatu hari nanti keluarga ini akan menyesali perbuatannya.
Sementara Calvian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati jendela. Dia menatap sebuah paviliun yang terletak cukup jauh dari kediaman utama.
Dia menatap bangunan itu cukup lama. Tidak adalah penjaga yang berada di sekitar sana membuatnya mengernyitkan dahinya, namun Calvian memilih tidak peduli.
Kepergian istrinya beberapa tahun lalu masih membekas di hatinya, apalagi ada sebuah ramalan yang mengatakan jika di kediaman ini ada seorang anak yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran bersama empat orang terpilih.
Calvian menyakini jika anak itu adalah Emillo, karena dia adalah putra satu-satunya di keluarga ini. Atau Iris yang memiliki sihir cahaya yang jarang dimiliki oleh orang dan termasuk sihir suci yang langka.
Tanpa dia sadari, seorang anak yang diabaikan akan membawa perubahan besar yang membuatnya menyesal seumur hidupnya.
💠💠💠💠
"Hwaaa!! Panass!! Dasar matahari sialan! Akan ku hancurkan kau!!" Teriak Leona frustasi. Dia mengipasi dirinya dengan nampan membuat Jim hanya bisa menatapnya dengan dahi mengkerut.
"Nona, bersikaplah layaknya seorang lady." Tegur Jim sopan.
"Panas-panas begini kau menyuruhku bertingkah seperti itu? Aku benar-benar membunuhmu Jim!!" Sembur Leona kesal sambil menunjuk-nunjuk Jim dengan telunjuknya. Cuaca terasa panas menyengat mengingat sekarang sedang puncak musim panas.
Jim hanya menundukkan kepalanya sopan siap menerima hukuman dari sang nona yang di rumorkan kejam dan suka menyiksa orang-orang. Meskipun dia baru tiga minggu melayani Leona seorang diri.
"Haah, sudahlah." Leona menghela nafas frustasi, seakan ingat sesuatu Leona membanting manpannya di meja hingga hancur membuat Jim terlonjak kaget dengan keringat dingin membanjiri tubuhnya.
Leona segera mengeluarkan sebuah rantai chakra di tubuhnya dan mengikat Jim. Jim yang ketakutan hanya bisa terdiam dengan tubuh bergetar.
Leona segera menghilang dari sana dan tiba di sebuah air terjun yang indah. Air terjun itu tidak begitu tinggi, namun memiliki tiga tingkatan dengan air yang cukup deras dan di kelilingi hutan lebat. Di bawah air terjun terdapat sebuah danau kecil dengan air yang sejernih kristal dengan warna tosca.
Leona melepaskan ikatan rantai yang melilit Jim. Dia memandang takjub pemandangan itu dengan mata berbinar senang.
Semetara Jim tengah berusaha menenangkan dirinya yang sedikit pusing karena dibawa pergi tiba-tiba oleh Leona dengan berteleportasi.
"Akhirnya aku bisa bernafas lega~" Seru Leona sambil berlari menuju air terjun.
Jim yang melihat Leona berlari berseru kaget. "Nona hati-hati. Batunya licin dan bisa saja danau itu dalam!"
Leona berhenti dan menoleh kearah Jim. "Terimakasih, Kak Jim. Jangan khawatir." Ucapnya terdengar tulus.
'Kakak? Apa aku salah dengar?' Batin Jim dalam hati.
Leona segera berjalan menuju air terjun dengan berjalan di atas air yang sukses membuat Jim melotot kaget.
"N-n-nona b-bagaimana bisa?"
Leona tersenyum. "Karena aku tidak memiliki mana seperti bangsawan pada umumnya, maka aku melatih tubuhku dengan keras. Tolong rahasiakan ya, Kak Jim."
Jim mengangguk. Entah sudah berapa kali Leona memberikan kejutan padanya. Mulai dari membuat tulisan yang tidak dia mengerti, teleportasi tanpa menggunakan mana, bahkan bisa berjalan di atas air seperti ini.
"Tuan Duke pasti bangga dengan Anda jika dia tau Anda bisa melakukan hal ini." Ucap Jim bangga.
"Itu tidak mengubah apapun. Sejak kematian ibu, dia selalu mengabaikan ku sampai sekarang ini dan lebih menyayangi anak yang tidak diketahui asal usulnya. Dan aku tidak akan heran jika suatu saat aku akan membuang nama Castallio."
Jim terdiam. Dia merasa kasihan pada nonanya yang baru dia layani selama sepuluh hari ini. Ternyata rumor tentang Leona yang kejam dan suka menindas tidak benar.
Sebelum ditunjuk menjadi pelayan pribadi, dia dulunya adalah seorang bangsawan rendah berpangkat Baron, namun keluarganya telah bangkrut dan meninggal. Sejak saat itu Jim putus sekolah dan mencari pekerjaan. Dia memutuskan melamar di kediaman Castallio setelah sebelumnya di tolak berkali-kali oleh toko yang dia datangi.
Jim yang awalnya bekerja di kediaman itu melihat Leona selalu menatap tuan Duke dan tuan muda Castallio dengan tatapan sendu. Setelah mendengar dari kepala pelayan, Jim akhirnya paham. Leona kesepian dan membutuhkan dukungan keluarga.
Saat Leona dipindahkan ke paviliun, pelayan pribadi Leona di pecat dan banyak pelayan lain yang enggan menjadi pelayan pribadi Leona dengan berbagai alasan. Hingga kepala pelayan memilih dirinya untuk menjadi pelayan pribadi Leona.
Jim yang awalnya ketakutan menyadari jika Leona tidak seperti rumor yang tersebar. Dia hanyalah seorang gadis yang kesepian. Jim berharap jika suatu saat nanti nonanya akan menemukan kebahagiaan meskipun bukan di keluarga Castallio.
"Kak Jim, bagaimana jika kita berlatih?"