Kyra terlahir sempurna meski dia tidak memiliki kehidupan yang sempurna.
Tumbuh menjadi gadis biasa membuatnya jauh bertalenta dari saudari-saudari tirinya yang penuh prestasi.
Kyra tumbuh sebagai gadis pemalu, pendiam serta lugu, tidak modis bahkan tidak mempunyai prestasi apa-apa.
Namun suatu hari takdir berkata lain dan mengubahnya menjdi berbeda, Kyra yang polos dan lugu berubah tiba-tiba menjadi gadis dewasa yang sempurna berkat adanya sebuah sistem misterius yang diperolehnya secara tak terduga.
Mampukah Kyra mencapai tujuan hidupnya oleh bantuan sistem misterius yang dia dapatkan itu ?
Mari kita saksikan setiap episodenya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Satu Dua Tiga ! Siapa pemenangnya !
Nenek Sarah masih bersikeras pada keinginannya yang bersujud dan memohon ampunan kepada geng afukadu hijau agar mengampuni dirinya dan Kyra.
Tidak jadi menghukum Kyra atas kelancangannya telah mengalahkan kelompok geng afukadu hijau yang datang kepada mereka.
Namun sepertinya usaha nenek Sarah akan menjadi sia-sia, karena kepala geng afukadu hijau bernama Shurafu terlihat marah dan tidak terima atas kekalahan anak buahnya tadi yang dikalahkan oleh Kyra.
Kyra bangkit berdiri lalu maju ke depan dan berkata lantang kepada Shurafu yang berdiri di depannya.
"Aku akan menerima tantanganmu bermain Batu-Gunting-Kertas !" kata Kyra sembari menatap tajam.
Shurafu tersenyum tipis seraya memandangi Kyra yang berada tepat di depannya.
"Apa kau sudah memikirkan akan resiko serta akibatnya nanti ?" ucap Shurafu sambil menaikkan salah satu kakinya ke atas bangku di dekatnya.
"Ya !" jawab Kyra sambil mengangguk tegas.
"Woah ! Woah ! Woah ! Ternyata kau besar juga nyalinya, bocah tengil !" kata Shurafu.
Perkataan Shurafu disambut dengan suara tawa dari anak buahnya yang bersamanya, dan berdiri dibelakangnya.
"Anak kecil ini tidak takut mati, apa tidak sebaiknya diberi sedikit kelonggaran, bos Shurafu", kata salah satu anak buah dari anggota geng afukadu hijau.
"Ha... Ha... Ha... !" sahut Shurafu tertawa.
"Kita juga masih punya hati untuknya, dia juga masih sangat belia jika harus menghadapi permainan batu-gunting-kertas itu, bos", kata seorang pria berwajah sangar kepada Shurafu.
"Tidak, tidak, kita tidak bisa memberinya keringanan hukuman karena permainan telah ditetapkan maka harus dimainkan dan segera diselesaikan", sahut Shurafu.
"Tapi permainan Batu-Gunting-Kertas itu sangat membahayakan nyawa gadis muda itu, kemungkinan dia tidak akan lolos dari permainan ini, bos", kata pria berwajah sangar dengan mimik wajah seriusnya.
"Serahkan saja semuanya pada permainan ini, biarkan permainan itu yang akan menilainya sendiri dari kemampuan bocah tengik itu", sahut Shurafu.
"Tapi..., bos...", ucap pria berwajah sangat agak khawatir.
"Siapa suruh dia berani melawan kita, geng afukadu hijau sedangkan semua orang tahu kalau kita sangat berkuasa disini dan tak seorangpun berani kepada kita selama ini", kata Shurafu.
"Ya, bos..., saya mengerti...", sahut pria berwajah sangar lalu menundukkan kepalanya.
"Kita akan memulai permainan Batu-Gunting-Kertas itu dan apa kalian sudah siap untuk memainkannya lalu siapa saja yang ikut bermain", kata Shurafu.
Orang-orang dari geng afukadu hijau serentak saling berpandangan satu sama lainnya, tatapan mereka berubah tegang ketika Shurafu bertanya pada mereka siapa yang akan ikut permainan Batu-Gunting-Kertas ini.
Tiba-tiba semua anggota geng afukadu hijau serempak menjawab dengan kompaknya seraya menunjuk ke arah Shurafu.
"BOS !" teriak mereka bersama-sama.
Shurafu tersentak kaget ketika seluruh anak buahnya menunjuk ke arah dirinya dan memilihnya untuk memainkan permainan Batu-Gunting-Kertas sebagai perwakilan dari geng afukadu hijau.
"A-aku ??? Hah ???" sahut Shurafu.
"Ya, bos !!!" jawab seluruh anggota geng afukadu hijau kompak.
Shurafu tercengang kaget, tak percaya yang didengarnya, tak terima dia terpilih, ditariknya salah satu anak buahnya untuk maju.
"Hai, kau ! Kemari !" ucap Shurafu.
"Eh... !?" kata pria berwajah tirus.
"Kau mainkan permainan ini, gantikan aku !" ucap Shurafu.
"Ta-tapi, tapi bos...", kata pria itu.
"Tapi apa ? Hah ?" sahut Shurafu.
"Tapi bos lebih ahlinya daripada saya", kata pria berwajah tirus itu.
"Mainkan saja !" sahut Shurafu seraya mendorong tubuh anak buahnya itu menjorok ke depan.
"Ta-tapi, bos...", kata pria berwajah tirus itu terjungkal ke depan.
"Apa kau tidak malu dikatai oleh seorang anak perempuan yang lebih muda darimu jika nyalimu sebesar pelipis pundak semut ??? Hah ???" sahut kepala afukadu hijau.
"Tentu saya tidak terima, bos", kata pria berwajah tirus seraya berdiri tegak.
"Kalau begitu mainkan permainan ini, mewakili kami semua, kalau tidak ingin dipanggil dengan nyali sebesar semut, bodoh !" sahut Shurafu.
"Ba-baik, bos...", ucap pria itu agak gugup.
Akan tetapi pria berwajah tirus menolehkan pandangannya ke arah Shurafu dengan ekspresi bimbang.
"Apa lagi yang kau tunggu ???" kata Shurafu.
"Ehk !?" gumam pria itu.
"Ayo, mainkan !!!" perintah Shurafu seraya menggerakkan kepalanya ke samping.
Shurafu menatap tajam ke arah Kyra lalu menunjuk kepada pria tirus.
"Dia yang akan menjadi lawan mainmu ! Coba kau kalahkan dia !" ucapnya sembari berteriak lantang.
"Apa !?" sahut pria tirus kebingungan.
Kyra mengangguk setuju lalu menghampiri nenek Sarah agar wanita tua itu beranjak bangun.
"Bu Sarah carilah tempat aman", ucapnya.
"Ta-tapi Kyra..., ini sangat berbahaya bagimu, aku tidak ingin ada sesuatu terjadi kepadamu, nak", kata nenek Sarah.
"Percayalah padaku, semua akan baik-baik saja, bu Sarah !" sahut Kyra.
"Kyra...", kata nenek Sarah terlihat cemas.
Kyra tersenyum manis, mencoba meyakinkan kepada nenek Sarah bahwa dia dapat menghadapi geng afukadu hijau.
Namun kecemasan tampak jelas pada raut wajah nenek Sarah ketika melihat banyaknya jumlah anggota geng afukadu hijau yang datang disini.
"Percayalah padaku, bu Sarah !" kata Kyra sekali lagi.
"Tapi mereka sangat berbahaya bagimu, aku takut kamu kenapa-kenapa, Kyra", ucap nenek Sarah.
"Tidak akan terjadi sesuatu padaku, percayalah, aku pasti bisa menyelesaikan permintaan mereka", kata Kyra.
"Lebih baik kita mengalah saja dan kita penuhi permintaan mereka untuk membayar uang keamanan, aku akan menyicilnya pelan-pelan agar mereka tenang", ucap nenek Sarah.
"Percuma saja meski begitu mereka tetap akan datang dan mengacau lagi jika kita terlambat membayar, karena itu yang mereka inginkan, bahkan meski kita menyicilnya tetap saja mereka akan terus menagih bunga pajak keamanan yang mereka buat sendiri", sahut Kyra.
"Ya, memang seperti itulah mereka", ucap nenek Sarah seraya menundukkan kepalanya.
"Tapi kita bisa membuat mereka jera dengan mengalahkan mereka jika tidak mereka akan terus merongrong hidupmu, bu Sarah", kata Kyra.
"Oh, Kyra, aku tidak tahu lagi, mesti berbuat apa sekarang ini agar semuanya terlewati dan berlalu pergi", ucap nenek Sarah.
"Jangan pikirkan apapun lagi, tetaplah berada di tempat aman sampai aku bisa menyelesaikan permainan itu, bu Sarah", kata Kyra.
"Kyra...", ucap nenek Sarah cemas.
Kyra mengusap-usap lengan nenek Sarah agar dia tenang lalu meminta pada wanit itu untuk bersembunyi ditempat yang aman.
"Cepatlah pergi...", kata Kyra.
Nenek Sarah mengangguk cepat lalu berlari tergesa-gesa, pergi bersembunyi dari jangkauan bahaya yang berasal dari geng afukadu hijau.
"Hai, kemana perginya wanita tua itu ??? Apa dia takut ???" ucap Shufaru.
Kyra segera berjalan menghadang ke arah depan, agar geng afukadu hijau tidak mengejar nenek Sarah.
"Mari kita mulai permainan ini ! Dan siapa yang akan menjadi lawan mainku sekarang ?" ucap Kyra.
Kyra melirik tajam ke arah orang-orang dari geng afukadu hijau yang berada di hadapannya.
"Aku !" sahut pria berwajah tirus dengan penuh percaya diri sembari mendongak pongah.
Seulas senyuman menghias disudut bibir Kyra saat salah satu anggota gang afukadu hijau menantang dirinya.
"Baiklah..., kita mulai saja permainan Batu-Gunting-Kertas ini !" ucap Kyra.
"Baik !" kata pria itu.
"Mari bermain !" ucap Kyra.
"Apa kau siap ?" sahut pria itu.
"Ya, aku siap sekarang, dan silahkan dimulai !" kata Kyra.
Pria berwajah tirus melangkah maju lalu menjelaskan aturan permainan Batu-Gunting-Kertas kepada Kyra.
"Terdapat tiga isyarat tangan dalam permainan ini. Batu digambarkan oleh tangan mengepal, gunting digambarkan oleh jari telunjuk dan tengah, kertas digambarkan oleh tangan terbuka !" kata pria itu menjelaskan tentang permainan Batu-Gunting-Kertas kepada Kyra.
Pria berwajah tirus lalu berjalan maju sembari tersenyum sinis.
"Tujuan dari permainan ini adalah mengalahkan lawan bermain !" kata pria itu dengan menatap menghina.
Pria dari anggota geng afukadu hijau itu lalu menyeringai lebar.
"Dan aturan standart adalah batu mengalahkan gunting, gunting mengalahkan kertas, dan kertas mengalahkan batu", lanjutnya sambil menggerakkan jari jemari tangannya ketika dia memperagakan cara bermain Batu-Gunting-Kertas kepada Kyra.
Kyra hanya memperhatikan saja, tingkah laku dari pria bewajah tirus saat menggerakkan jari jemari tangannya.
"Apa hanya itu yang harus aku lakukan pada permainan ini ?" kata Kyra.
"Tidak hanya itu saja, tapi kau harus bisa memenangkannya jika tidak maka kau akan kalah dan mati", sahut pria itu.
"Cukup untuk menakut-nakuti anak kecil dengan mengancamnya tapi sayangnya aku bukanlah bocah ingusan yang bisa diancam atau ditakut-takuti", kata Kyra.
"Apa ???" ucap pria itu tercengang. "Astaga, dia benar-benar pemberani dan tidak takut mati, apa yang mesti kulakukan agar dia sadar dan berhenti !?" sambungnya.
Pria berwajah tirus menatap sinis ke arah Kyra sembari berkacak pinggang.
"Apa kau benar-benar tidak takut, bocah ?" tanyanya berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
"Tidak, aku tidak takut", sahut Kyra sambil menggelengkan kepalanya.
"Astaga !?" ucap pria itu terkaget-kaget.
Pria berwajah tirus lalu menggulung kain lengan pakaiannya kemudian berkata lagi.
"Jika kedua pemain mengeluarkan isyarat yang sama, maka permainan diulang !" kata pria dari geng afukadu menjelaskan.
Kyra mengangguk mengerti dengan penjelasan pria itu.
"Dan pemain menggunakan sistem berulang-ulang artinya sekali kemenangan tidak cukup untuk menghentikan permainan", lanjutnya.
Kyra kembali menganggukkan kepalanya tanpa bersuara.
"Dan pemain yang menang 5 kali terlebih dahulu menjadi pemenangnya !" sambung pria tirus serius. "Kau paham ?"
selamat akhirnya bisa juga, nih thor...
semangat ya... 👍💪