Sequel MENIKAH MUDA cerita hanya Fiktif belaka,jika ada kesamaan tempat ,nama,itu hanya kebetulan semata.Karena cerita ini cuma halu si Othor yang labil.Kalau nggak suka mending SKIP saja nggak usah koment yang nggak ada manfaat..🙏
Abia Kiradzki Mahardika gadis 20th yang terlihat berbeda dengan penampilan yang tertutup dan misterius.
Di pertemukan dengan seorang dosen muda bernama Harraz Al'Gifari dengan wajah tampan namun punya sifat terkesan dingin.
Kehidupan keduanya berubah kala sebuah insident yang merubah hidup mereka.
Apa yang terjadi antara mereka berdua,ikuti kisahnya..
Luv u sekobon..💜💛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# Caffe Viral
"Bia..!!" panggil seseorang dari arah belakang.
"Om Afif.."gumam Bia saat melihat sang Om ada di sini.
"Kamu kok nggak ngomong-ngomong kalau mau kesini," ucap Rafif
"Ayo ikut om dulu sebentar."ucap Rafif lagi.
Akhirnya Bia pamit untuk ikut om nya dulu.
Bia mengikuti langkah Rafif yang melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan.
"Ante.." seru Bia saat melihat sang tante sedang sibuk di depan laptop nya.
"Bia,kamu kok kesini nggak bilang-bilang."
"Hehehe..nggak sengaja juga tan,lagian aku nggak tahu di bawa kemana sama temen kampus aku.Katanya ke Caffe yang lagi Viral dan ternyata ini Caffe ante sama Om.Bia nggak nyangka kalau Caffe ini adalah punya salah satu keluarga ku."ujar Bia dengan wajah gembira.
"Jangan salah,ini juga Caffe milik kamu.Caffe ini juga ada kontribusi dari mama kamu. Coba kamu lihat namanya itu di ambil dari nama kamu lho.."ujar Nia membeberkan sial Caffe mereka.
"Masyaallah,aku nggak kepikiran sama nama dari Caffe ini lho tan."ujar Bia .
Mereka pun berbincang sebentar karena Bia akan bergabung lagi dengan para sahabatnya dijaman SMP dulu.
.
.
.
"Bia kamu dari mana saja,tadi sama om-om itu kamu di bawa kemana?"tanya Naila.
"Oh itu,dia Om aku..adik angkat mamaku.Isrinya itu sepupunya mamaku.Dia anak eyang aku."ucap Bia
"Kamu masih tinggal di rumah lama Bi ?"tanya Nada yang memang tahu tempat tinggalnya dulu.
"Masih, kapan-kapan main aja."ujar Bia dengan senang hati.
Bia bersyukur karena masih bisa berteman dengan sahabatnya di SMP dulu.
"Iyaa beres."jawab Nada
"Eehh..ini si Remond bilang nanti malam ada yang main."ucap Tara pada Joan dengan antusias.
"Kita harus kesana."ujar Joan semangat melihat chatt yang di tunjukkan Tara.
"Kalian mau kemana?"tanya Bia penasaran.
"Biasalah ke jalanan."ucap Tara
"Disini kalau turun di mana?"tanya Bia.
"Hahh..kamu tahu tentang balap liar?"tanya Nada dan diangguki oleh Kesha.
Keempat orang itu pun saling pandang tak percaya dengan tampilan Bia yang saat ini berbeda ada sisi lain di dalam gadis itu.
"Biasanya mereka ngadain dimana?"tanya Bia lagi.
"Di Jl.Panglima Bii.."jawab Joan menatap Bia yang mengangguk-angguk mengerti.
"Siapa yang turun,dari geng kamu?"tanya Bia pada Joan.
Joan dan Tara memang dari SMP punya sekelompok orang yang bergabung sebagai geng motor bernama Geng Kelelawar ( Nggak jebo banget namanya) karena mereka terbiasa turun ke jalan untuk balap dan di waktu malam dan pulang menjelang pagi makanya di namai geng Kelelawar.
Mereka bersifat netral,bukan cari ribut.
"Bukan,ini adalah pertandingan master.Mereka sudah lama nggak turun .Tapi, Black Dragon nantangin King dari Scorpion .Padahal King sudah lama nggak turun,dua kelompok ini adalah musuh bebuyutan pada masanya . Sampai saat ini sebenarnya masih ada.
Tapi, nggak ada yang turun kecuali kurcacinya.Malam ini nggak tahu kenapa dua legend mau tanding.Pasti lapangan akan rame nih.. ."ujar Joan dengan antusias.
Joan dan Tara memang sudah berkecimpung di dunia jalanan sedari kecil.Bia pun tahu itu.Namun,Bia nggak masalah berteman dengan mereka.
Jaman SMP mereka selalu menjaga Bia dan nggak pernah mau menghina Bia yang saat itu nggak ada ayahnya.
"Kamu mau ikut liat Bi,nanti aku jemput."tawar Tara pada Bia.
"Aku pikir-pikir dulu deh,nanti chatt kamu saja yaa ," usul Bia kemudian.
"Boleh Bi,sini hp mu biar nomor telepon aku kamu simpan."ujar Joan dan mengetik nomer telponnya pada ponsel Bia.
Waktu berlangsung cepat,mereka pun membubarkan diri. Jam empat Bia sampai di rumah.Bia melangkah di halaman rumah dan melihat sebuah motor terparkir di halaman rumah itu.Seketika senyuman nya mengembang dari bibir nya yang tertutup niqab nya.
"Assalamualaikum ,uti ."seru Bia dengan mengucap salam dan melangkah masuk ke dalam rumah.
"Wa'alaikumsalam.."jawab mak Leha yang baru keluar dari dalam kamarnya.
"Uti,kapan motor itu sampe?"tanya Bia mendudukkan bokongnya di sofa ruang tengah.
"Tadi, sekitar jam dua.Kenapa kamu bawa motor model gitu kesini sih kak,itu kan motor cowok."ucap mak Leha
"Tenang saja uti ku sayang, lihat nanti kalau Bia bawa pasti akan buat itu tercengang..hehehe.."ujar Bia memeluk tubuh sang eyang.
"Terserah kamu saja,yang jelas kamu harus bisa jaga diri.Daddy dan para sahabatnya nggak ada di sini,kamu harus lebih hati-hati."ucap mak Leha dengan membelai lembut wajah sang cucu
"Okelah eyang uti ku sayang,Bia kekamar dulu mau bersih-bersih sebentar lagi magrib."
"Ya sudah sana,kunci motornya ada di laci tempat kunci ."
"Oke ." jawab Bia dengan singkat dan langsung melangkah menuju kamar nya.
.
.
Di kediaman keluarga Harraz kini mereka sedang menikmati makan malam mereka bersama.
"Yaz,kamu mau pergi kemana malam ini?"tanya sang Abang Zaf.
"Ada urusan bang."jawab Harraz singkat.
"Pake motor kamu,nggak biasa nya kamu bawa motor," ucap Zaf dengan memicingkan matanya menatap adiknya dengan penuh curiga.
"Kenapa memangnya kalau aku pake motor,nggak ada yang salah .Lagian mau apa lagi yang kalian inginkan, istri pun kalian yang pilih walau pun kalian tahu Ayaz nggak suka tapi kalian sudah memutuskan untuk pernikahan Ayaz tanpa harus Ayaz jawab.Kalian cuma basa basi untuk membuat terkesan peduli dengan ku."ucap Harraz dengan senyum kecutnya.
"HARRAZ.!!!" bentak sang Abah yang mendengar ucapan putra bungsunya.
"Kenapa bah,mau bilang kalau Harraz bukan anak yang baik dan tak pernah abah inginkan,"ucap Harraz dengan meletakkan sendok dan garpu dengan sedikit keras.
"Ayaz sabar nak,kendalikan diri kamu,jangan lupa kamu anak abah dia orang tua kamu yang harus kamu hormati."ucap sang umi dengan mengusap lengan sang putra.
"Aku nggak akan lupa umi, aku juga nggak pernah meminta di lahirkan di keluarga ini,umi suruh aku sabar..aku sudah lakukan dari dulu.Suruh tinggal di rumah ini dengan dalih karena aku anak umi sama abah,aku sadar umi dengan semua yang aku lakukan nggak ada yang benar di mata abah,percuma mi.."ungkap Harraz dengan suara yang terdengar tinggi.
Kyai Said mendengar ucapan sang putra merasakan hatinya begitu sakit,apakah begitu banyak luka hati putranya selama ini.Selama ini dia sudah bebaskan Harraz kecil hingga dewasa,Kyai Said hanya ingin putranya tak lagi jauh darinya.
Bersambung.