NovelToon NovelToon
Istri Pengganti

Istri Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan
Popularitas:282k
Nilai: 4.3
Nama Author: Cotton Candy Zue

Sienna Saamiya Albinara gadis muda yang terpaksa menikahi Samudera Bagaskara lelaki dingin penuh misteri, karena sebuah alasan konyol.

Dera, yang mencurigainya menjebaknya dalam pernikahan tanpa cinta.

"Ditempat ini semua yang terjadi harus atas izinku!" - Samudera

"Jika bukan karena itu semua, aku takkan sudi terkurung bersamanya!" Binar.

Dulu aku mengagumimu, sekarang aku membenci perlakuanmu, namun putus asa ku menaruh harap padamu - Sienna Saamiya Albinara.

Aku terlalu marah hingga tak merasa telah begitu banyak cinta yang tumbuh untukmu - Samudera Bagaskara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cotton Candy Zue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 4 : Kebohongan

Binar menerima telepon dari ibunya, mungkin ibunya mendengar kabar bahwa ia sakit.

Sambil memakan makan siangnya Binar mendengarkan ibunya berbicara.

'Na, minum obat jangan telat makan, kamu kebiasaan kan kalau makan sedikit banget.'

Binar hanya berdehem sambil mengunyah makan siangnya.

'Kamu banyak pikiran atau capek? Nar, kalau ibunya nanya itu di jawab!'

"Iya, ibu. Kenapa sih, emang udah waktunya sakit ya jadi sakit." jawabnya, sekenanya saja.

'Kamu, gimana disana bahagia kan? Dari cara nyonya Anna bicara soal kamu sepertinya dia sayang sama kamu.'

Binar terdiam, bingung mau jawab apa pada ibunya,tidak mungkin dia menjawab dirinya tekanan batin.

Binar dengan susah payah menelan makanannya.

"Kamu ya, kebiasaan!" bentak ibunya kesal karena Binar tak juga menjawab. Arini hafal dengan sikap putrinya yang suka malas bicara itu, tapi mau bagaimana lagi itu menurun darinya.

"Iya-iya, Bu. Aku senang disini mama Anna sayang sama aku, terus-

"Suami kamu juga kan? Ibu takut, karena kan awalnya dia mau nikahin Sierra." cerca Arini, padahal Binar belum selesai bicara

"Iya, Bu suamiku baik, baik banget malah."

"Kamu bahagia sama dia?" tanya ibunya dengan nada khawatir.

"Tenang, ibu aku bahagia, kami pengantin baru tentu saja bahagia, kami mencoba saling mengenal juga, sepertinya dia mulai menyukai aku, udah dulu ya, aku sayang ibu!" ujarnya buru-buru menutup telepon dadanya sesak, kalau ia terus bicara ia takut akan menangis dan ibunya akan tahu jika ia menangis.

'Hey, nanti dulu, Nar!' cegah Arini tapi tidak ia pedulikan cegahan sang ibu.

Tuh kan!

Akhirnya air mata sialan itu keluar juga.

Binar takut ibunya khawatir akan keadaannya.

Ingin sekali ia jujur bahwa ia tidak betah disini, menjadi tumbal karena kesalahan saudarinya.

Ia mendorong piring makanannya,ia tak selera untuk makan lagi padahal, Lia sudah membuat makanan kesukaannya.

Melihat, Binar mendorong piringnya, membuat Lia bingung, "Maaf, apa ada yang salah dengan makanannya, Nona?" tanyanya khawatir, ia takut membuat kesalahan dan di marahi oleh tuan mudanya yang sekarang ini berdiri memperhatikan mereka tanpa Binar ketahui.

"Nggak, saya sudah kenyang!" ujarnya dengan bibir bergetar lalu berdiri ingin kembali ke kamarnya menangis sepuasnya.

Ia menunduk menyembunyikan air matanya dan berlari tanpa tahu ada Dera disana.

Dera memperhatikan Binar yang buru-buru pergi, Dera tahu, Dera mendengar kebohongan istrinya kepada mertuanya.

...****************...

Binar melihat dirinya di cermin, wajahnya sedikit pucat, sepertinya juga berat badannya turun.

Masih dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya ia bertanya pada dirinya, kesalahan apa yang ia perbuat sampai harus merasakan rasanya tertawan di rumah ini.

Tiba-tiba ia mendengar suara pintu kamarnya terbuka, ia kaget segera menoleh ke sumber suara dan bangkit.

Dera?

"Kamu?" Binar bingung tumben sekali Dera pulang saat waktu menunjukkan masih siang.

Biasanya lelaki itu akan pulang menjelang malam atau bahkan tengah malam.

"Maaf, aku tidak tahu, biasanya kan tuan belum pulang ?"

Dera diam saja sambil melepas setelan jasnya dan melemparkannya sembarang ke arah tempat tidur.

"Apa kau buta?" tanyanya dingin pada sang istri.

"Seharusnya kau jujur pada ibumu, agar keluargamu tau betapa menderitanya kau menikah denganku sampai mereka juga ikut merasakan sakitnya." lanjut Dera tanpa berperasaan.

"Apa?"

Astaga jadi, Dera mendengar perbincangan dia dan ibunya?

Binar mendelik kaget mendengar perkataan Dera, bisa-bisanya lelaki itu begitu kejam pada dia dan keluarganya.

"Kau tidak terima?!" ucap Dera menantang saat melihat mata Binar yang menajam memandang dirinya.

"Keterlaluan." lirih Binar, Dera hanya tersenyum kecut sambil menggulung lengan kemejanya.

"Menjijikkan."

"Apa maksudmu?!"

"Tukang sandiwara!" tukas Dera, ia menarik tangan Binar, menyeretnya kembali menghadap cermin.

Tangan kekar lelaki itu menelusuri wajah Binar, "Cantik, tapi sayang suka berbohong."

ia rasanya sangat takut saat berhadapan dengan Dera setiap harinya, termasuk hari ini.

"Kau bahagia menikah denganku? Apa jangan-jangan semua ini rencanamu?"

bisik Dera di telinga Binar, Binar memejamkan matanya karena takut sekaligus menahan emosi dalam hatinya.

"Aku, aku tidak seburuk yang kamu bicarakan." katanya agak tergagap.

Dera memindahkan tangannya pada kepala, Binar

Perlahan menelusuri rambut hitam lembut itu hingga akhirnya, ia menarik rambut Binar, "Aku mulai menyukaimu dan kau sangat bahagia, itu yang kau ucapkan dengan ibu mertuaku,bukan?"

"Kalau begitu ayo kita bersandiwara bersama-sama agar lebih sempurna, bagaimana ?" tawar Dera dengan nada suara yang mengerikan untuk Binar dengar sekarang.

Ia hanya bisa memejamkan matanya, harap-harap cemas, jika saja Dera akan menarik rambutnya lebih kuat.

"Aku suka rambutmu, boleh aku menyentuhnya?"

"Oh, bibirmu seperti milik Sierra, tapi...

Binar membuang wajah saat Dera akan mencium bibirnya.

Dera semakin bengis melihat ke arah Binar, beraninya gadis itu.

"Kau mulai berani ya?"

"Aku mohon, jangan begini aku masih belum terlalu sehat, tolong..." pintanya saat melihat kilat kemarahan di mata Dera, tentu saja lelaki itu marah harga dirinya terluka saat Binar menolak di dekati.

Tanpa peduli dengan permohonan istrinya, Dera malah menarik pinggang Binar mendekat pada tubuhnya.

"Ngomong-ngomong, mama sudah sangat menantikan kehamilanmu." bisik Dera pada Binar yang semakin takut.

"Bukankah kau bilang, kau sangat bahagia? Kalau begitu ayo wujudkan saja kebahagiaan layaknya suami istri yang seperti kau ucapkan pada ibu mertuaku."

Ia tidak mau, tidak!

Binar tidak pernah ingin melakukan semua ini karena paksaan, ia selalu bermimpi akan melakukan saat pertamanya dengan cinta dan ketulusan bukan dengan dendam dan kemarahan seperti saat ini.

"Kita pengantin baru kan, harusnya kita melakukan apa yang pengantin baru lakukan, benar kan?"

Binar menggeleng kuat dengan tatapan ngeri ke arah Dera.

Kemudian, Dera menarik leher perempuan itu agar mendekat pada dirinya dengan cepat bibirnya sudah sampai pada bibir manis istrinya.

Sedangkan, Binar tidak berdaya karena Dera menahan kepalanya.

Binar dengan tangannya yang berusaha mendorong Dera, namun segera di cengkram kuat oleh lelaki itu.

Ia tidak bisa berbuat apapun selain menangis saat bibir Dera memaksa memiliki bibirnya.

Dera yang merasakan air mata istrinya, langsung tersadar dan mendorong kasar Binar.

Matanya menatap tajam perempuan itu sebelum akhirnya ia meninggalkan istrinya itu sendirian.

Dera menyesal, bisa-bisanya ia memaksa perempuan untuk itu.

"Aku tidak serendah itu!" batinnya geram pada dirinya sendiri.

Ia memasuki ruang kerjanya dan mengunci diri disana.

Duduk dengan gusar, entah apa yang terjadi pada dirinya.

Tak seharusnya ia memaksa seorang gadis untuk hal itu, benar-benar rendah!

"Argghh!"

Dera berteriak kesal, ia mengambil sebuah bingkai foto di meja kerjanya, menatap foto itu haru namun tersirat pula kemarahan dimatanya.

"Andai kau tidak meninggalkan aku, Sierra!" teriaknya lalu membanting bingkai foto itu.

"Aku benci setiap melihat adikmu, aku seperti melihatmu, kadang aku ingin memilikinya sebagai gantimu tapi aku bahkan sangat membencimu sekarang!"

Dera menumpahkan kemarahannya, kekecewaannya, kesedihannya pula.

"Lihatlah, kau akan menyesal karena meninggalkan aku, kau akan menyesal saat tahu adikmu menderita karena ulahmu sendiri!"

Dera tidak tau arah, hatinya masih mencintai Sierra tapi pikirannya sangat membenci perempuan itu atas semua yang telah terjadi.

Saat mendengar Binar berbohong akan keadaannya, hatinya merasa bersalah tapi pikirannya menolak perasaan bersalah itu.

Sialan!

1
Putra Ganteng
Buruk
Shindy Yuliarti
binar adiknya dipta kah thor?
SUGA 💙💚💛💜💝💘
Luar biasa
Indah Rianti
bagus thor
Aghnia Raina
Luar biasa
Imam Firdaus
ceritanya bagus
Imam Firdaus
keren ceritanya
Salihah Azraai
mau thor. semangat ya!
Nyengsreng
lanjut dong
Sri Wahyuni
kurang greget
Hikam Sairi
mampir
dwisrilestari_cancer83
cerita nya simple n apik, alurnya ngga berat2 banget
Krystal Zu: terimakasih 🌹🤍
total 1 replies
Siti Saidah
lamaaaaaa
Zainab makky
bagus cerita x tor
Muh Nur
jujur lebih baik
Whi Tut
bodoh bodoh bodoh
Wiek Soen
menarik juga
Muh Nur
karyamu jeren thor
Iges Satria
mulai mutar2 gi ceritanya Thor, masa mertua binas ga ada capeknya bikin kejahatan. nah binar gi bisanya hilang kesabaran Krn bayi rewel terus. seira nasibnya baik banget padahal kan ??
Dewi Purnomo
Jangan bikin Binar kena baby blues dong kak....kasian Dera sma babynya.....lanjut up kak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!