Pernikahan adalah sebuah rumah bagi setiap pasangan yang telah menikah untuk berpulang. namun apa jadinya kalo Seorang suami tidak menginginkan dirinya. sedangkan di hatinya masih belum bisa melupakan wanita lain yang sudah bahagia dengan suami dan anaknya tersebut.
Itu lah yang di alami oleh Rania
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Wanita bermuka dua
” Assalamualaikum mbak murni." sapa Rania pada Mbak murni siang itu di sebuah kafe tidak jauh dari tempat tinggal dirinya.
” Waalaikumsalam Rania siang juga." balas mbak murni sambil mempersilakan Rani untuk duduk di kursi di hadapan yang tersebut sambil membawa paper bag yang berisikan baju pesanan Mbak murni yang sudah selesai.
Siang itu Rania meminta bertemu dengan mbak murni karena ingin mengantarkan pesanan baju yang sudah selesai di jahit, setelah Rania pulang dari rumah nenek Tumini.
” Baju Mbak sudah selesai ya makanya kamu minta bertemu dengan mbak siang ini." tanya Mbak murni kepada Rania sambil menyadarkan paper bag tersebut.
”Iya mbak Alhamdulillah baju Mbak sudah selesai, kalau gitu dilihat dulu mbak takut ada yang kurang atau jahitan yang kurang, nanti biar Rania perbaiki lagi sebelum Mbak memakainya." kata Rania sambil tersenyum ramah kepada mbak murni.
” Ya udah kalau gitu mbak lihat dulu ya." ujar Mbak murni sambil mengambil paper bag tersebut dan membuka isinya serta mengeluarkan baju yang di pesan oleh Rania.
” Masya Allah Rania ini bajunya bagus banget, Mbak sangat suka dan jahitannya rapi nggak kelihatan sama sekali benangnya." seru mbak murni saat melihat baju yang ia pesan sangat sesuai dengan keinginannya. malahan lebih dari yang ia bayangkan.
Rania yang melihat keatusia mbak murni pun ikut senang dengan apa yang dia buat bisa membuat kliennya bahagia.
"Alhamdulillah kalo mbak murni suka, Rania juga ikut seneng karna gak mengecewakan mbak." sambung Rania pada Mbak murni dengan tersenyum ramah.
”Oh ya Rania ni kamu datang ya besok kerumah mbak." kata mbak murni dengan memberikan sebuah undangan kepada Rania yang terkejut karena di undang di acara tersebut.
”Loh mbak kok saya di kasih." ucap Rania dengan terkejut saat menerima undangan itu dari tangan mbak murni.
”Iya itu buat kamu, jangan sampai gak datang loh saya tungguin kedatangan kamu rania." lontar mbak murni seraya tersenyum tulus pada gadis di hadapannya tersebut.
”Insyaallah mbak saya akan hadir, sekali lagi terimakasih udah undang saya. padahal kita baru kenal tapi mbak udah percaya sama saya."
”Iya karena saya yakin kamu orang baik, apa lagi melihat hasil baju ini yang cepat selesai dari perkiraan saya sebelumnya." balas mbak murni yang sepertinya sudah menyukai Rania saat pertama kali bertemu.
Setelah itu pun mereka mengobrol-ngobrol sambil makan-makan, akhirnya Mbak murni pun pamit karena sudah dijemput suaminya di depan. sedangkan sedangkan Rania sendiri tengah menunggu ojek online untuk pulang ke rumah.
*
Sedangkan di Jakarta terlihat Lintang baru dari luar saja pulang setelah bertemu dengan temannya tersebut pada jam 02.00 sore.
Akhirnya mobil yang dikendarai oleh lintang pun sampai di kediaman kedua orang tuanya. dan lintang berharap wanita tersebut sudah pulang karena dirinya sangat malas melihat keberadaan wanita asing tersebut di kediaman orang tuanya.
Ternyata harapannya percuma saja, saat Lintang baru masuk ke pintu utama dirinya malah melihat wanita itu tertawa-tawa dengan sama mama yang membuat bintang menghembuskan nafas dengan kasar. lalu lintang pun berjalan tanpa memperdulikan mereka dengan wajah datarnya.
Namun Baru beberapa langkah Lintang berjalan tiba-tiba saja sang memanggil dirinya membuat langkah kaki Lintang terhenti seketika.
” Lintang kamu sudah pulang, Syifa dari tadi sudah nungguin kamu tapi kamu malah pergi begitu saja padahal dia sudah baik dan menemani Mama mau ngobrol dan juga berbelanja tapi kamu malah bersikap cuek begitu sama Syifa." tegur mama sita pada putranya itu.
” Kan mama yang menyuruh dia ke sini bukan Lintang. lagian nggak ada yang menyuruh dia di sini terus, kalau mau ngobrol sama Mama aja jangan suruh suruh Lintang untuk berbicara pada wanita itu."kata Lintang dengan tegas lalu melanjutkan kembali langkahnya menuju kamarnya yang berada di lantai 2 untuk mengistirahatkan tubuhnya, karena rencananya besok pagi bintang akan pulang ke Bandung lagi.
”Lintang lintang kamu jangan keterlaluan ya." teriak mama sita pada putranya itu dengan marah.
Sejak tadi Syifa sudah mengepalkan tangannya saat di perlakukan seperti itu oleh pria tersebut. namun ia tidak boleh menampakkan kalo ingin marah di depan Tante sita. karena kalau sampai itu terjadi Syifa bakal di datain sebagai wanita kasar bukan lemah lembut.
"Udah Tante nggak papa Ya udah ya kalau gitu sifat yang dulu tadi mama ngechat suruh Syifa pulang sekarang." kata Syifa dengan lembut sambil mengelus punggung wanita paruh baya tersebut untuk menenangkannya.
Padahal Syifa sendiri yang dicuekin dan tidak di anggap seperti itu oleh pria tersebut menjadi malu. namun niatnya sudah kuat buat membuat pria dingin itu bertekuk lutut di kakinya apapun yang terjadi.
” Maafkan lintang ya sayang tentang sikapnya kepada kamu yang seperti itu. tante tidak tahu juga kenapa Lintang bisa berubah seperti itu, padahal dulunya dia ramah kepada orang lain namun beberapa tahun belakangan ini sikapnya berubah seperti bukan Lintang yang sesungguhnya." ucap mama sita pada gadis cantik itu.
”Nggak papa Tante Syifa memaklumi kan tadi juga Syifa ada bilang mungkin karena orang baru Lintang masih bersikap seperti itu tapi kalau udah kenal mungkin bisa juga berubah. "
"Ya udah ya Tante kalau gitu Syifa pamit pulang dulu." lanjut Syifa sambil mengecup pipi kanan dan pipi kiri mama sita lalu pergi dari sana dengan amarah yang ia tahan sejak tadi dengan sikap dingin pria tampan itu.
”Jangan panggil Syifa kalo gak bisa bikin dia bertekuk lutut di bawah kendali Lo Syifa. kita liat aja lintang, apa yang akan gue lakukan untuk Lo yang sebenarnya." gumam Syifa yang kini sudah di dalam mobil sambil tersenyum smirk.
Lalu setelah itu Syifa pun langsung melanjutkan mobilnya meninggalkan kediaman tante sita dengan kecepatan tinggi melewati bangunan pancar langit pada siang hari yang sangat panas tersebut.
.
Lintang sendiri saat ini tengah berada di dalam kamar sambil membuka baju yang ia kenakan untuk keluar dan meninggalkan kaos oblong berwarna putih beserta celana boxer yang ia kenakan.
Sesekali Lintang mengetik sesuatu di ponsel miliknya dan berbalas pesan dengan asistennya yang berada di Bandung mengenai masalah pekerjaan.
Sampai tidak lama kemudian Lintang pun mulai merasakan kantuk di kedua matanya dan tidak lama kemudian Ia pun sudah terbawa mimpi. apalagi sejuk yang kamar dengan AC yang menyala membuat dirinya yang tadinya baru pulang dari luar dengan keadaan yang Lumayan lelah langsung telat tanpa berlama-lama lagi.
.
Pesok paginya sekitar jam 07.00 bintang turun dari kamarnya dengan menenteng tas ransel di pundaknya sambil berjalan ke arah meja makan di mana Papa dan mamanya berada.
Namun Lintang hanya terdiam saja saat sang mama hanya melihatnya dengan tatapan kesal sekaligus marah soal yang semalam tentang wanita tersebut.
Baginya itu bukan urusannya, karena soal wanita itu juga bukan dirinya yang membawa melainkan sang mama yang ingin menjodohkan dirinya dengan wanita asing tersebut, yang dari sudut pandangnya kurang baik mengenai wanita itu.
....