NovelToon NovelToon
Cinta Senja Untuk Awan

Cinta Senja Untuk Awan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Suryandari

Mencertakan tentang gadis miskin dari desa Senja Rinjani yang menjadi asisten rumah tangga. stelah beberapa tahun bekerja,anak sang majikan Awan Abimana jatuh hati padanya. Cinta mereka sangat manis,meski senja dari kalangan bawah orangtua Awan sangat menyayangi Senja. Apalgi ibu Awan sudah sangat menyayangi Senja sejak awal senja datang kerumahnya sebagai asisten dirumahnya. Nyonya Arumi ibu Awan sangat menginginkan anak perempuan,namun sayang kecelakaan saat Awan masih kecil merenghut rahimnya. itu juga yang menyebabkan awan tidak memiliki saudara. Namun cinta manis mereka tak berlangsung lama setelah Senja melahirkan anak pertamanya Awan bertemu kembali dengan wanita dimasa lalunya. Wanita yang telah menenmani awan sejak lama. Namun mereka harus berpisah saat Awan memutuskan study nya kelyar negri. Wanita bernama Hana itu memilih laki-laki lain yang lebih mapan dan sukses dari Awan. Namun setelah pertemuannya kembali dengan Hana saat Hana menjadi seorang janda hati Awan terus goyah,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Suryandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CINTA DIMASA LALU YANG BELUM USAI

Di lain tempat, Seorang wanita cantik tengah tertidur dengan nyaman. Namun dia harus terusik karena ada sesuatu yng menganggunya. Rasanya tubuhnya kini seperti sedang dicumbu oleh seorang laki-laki. Rasa geli dan nikmat menyeruak menjadi satu.

"Uh..." lenguhnya tanpa sadar. Dan akhirnya perlahan dia membuka matanya. Ternyata benar, seorang laki-laki yang sangat dia kenali sedang bermain-main di aset bukit kembarnya.

Laki-laki itu kini sudah seperti seorang bayi yang tengah kehausan menyusu ibunya. Kini sudah banyak sekali bercak tanda merah seperti digigit serangga dia area dada dan bukit kembarnya itu. Laki-laki itu bahkan juga sudah tak lagi mengenakan pakaian bagian bawahnya. Dimainkannya sendiri miliknya yang sudah siap tempur itu.

"Hemm...Mas" racaunya manja.

"Maaf beib, aku ganggu tidurmu. Aku benar-benar tidak tahan lihat kamu begini" ucapnya pada sang wanita. Lalu melanjutkan aktifitasnya.

"Uh...Mas Awan, tapi sedang masa siklus bulanan." lenguhnya lagi.

"Dikit aja beib, please aku nggak tahan" ucapnya, nafasnya tersenggal-senggal karena kini hasratnya sudah diubun-ubun kepala.

Ya itu adalah Awan dan Senja yang sedang bermesraan didalam kamar saat ini.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Di sebuah club malam terlihat felisya sedang berada didepan meja bar. Dia terlihat menyesap minumannya beberapa kali. Matanya masih terpaku dalam gelasnya, fikirannya melayang entah kemana. Yang dia rasakan saat ini hanya rasa sakit yang menyeruak disetip sudut hatinya. Penghianatan Marco terlintas begitu saja. Dengan mata kepalanya sendiri dia melihat Marco sedang mencumbu seorang perempuan di apartementnya.

Setelah itu bayangan Awan sedang mencumbu Senja juga mengganggu akal sehatnya. Dan itu membuatnya lebih sakit lagi.

Air matanya jatuh luruh begitu saja, namun dengan cepat dia menghapusnya. Dia tidak ingin terlihat lemah didepan siapa pun.

"shit, aku tak boleh lemah begini kamu wanita kuat Felisya" gumamnya dengan dirinya sendiri.

Lalu dia meminta bartender menuang kembali minumannya ke dalam gelas. Malam ini dia ingin minum sepuasnya untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Tiba-tiba seorang laki-laki muncul dan duduk disebelah kursinya. Laki-laki dengan perawakan tinggi besar bertubuh atletis. Wajahnya tampan, jika dilihat usianya kisaran tiga puluh tahunan. Struktur wajah dengan hidung mancung, berahang tegas, manik mata zambrut tentu menunjukkan bukan laki-laki asli Indonesia.

Sekilas Felisya meliriknya, dan tersenyum manis padanya.

Ternyta laki-laki itu membalas dengan anggukan kepalanya. Membuat Felisya yakin jika laki-laki itu akan meresponnya dengan baik.

"Hai Tuan, sedang sendirian?" ucapnya setengah mabok

"Seperti yang kau lihat?" jawabnya pada Felisya.

Lalu laki-laki itu memesan minumannya. Tak lama minuman yang dia pesan sudah tersaji di meja. Lalu dia menenggaknya sampai tandas juga.

Melihat itu Felisya tersenyum penuh arti.

"Sepertinya anda sedang banyak pikiran?" ucap Felisya.

"Me be" jawabnya singkat.

"Sebenarnya saya juga lagi sedih. Cinta saya pergi dengan wanita lain. Padahal saya sangat mencintainya" racau Felisya. Dia mulai bermain playing victim.

Lalu si laki-laki langsung tersenyum smirk. Memandang wajah cantik Felisya.

"Mau pergi denganku"? Tawarnya.

"Off course" jawabnya.

Akhirnya laki-laki itu membayar semua minumnya dan minuman Felisya. Felisya yang sudah setengah mabuk pun berjalan sempoyongan. Saat akan terjatuh laki-laki itu dengan sigap menangkapnya. Menuntun Felisya menuju mobil laki-laki itu terparkir.

Mereka pun lalu masuk dalam mobil. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju sebuah hotel bintang lima.

Malam ini akan menjadi malam panjang Felisya dengan laki-laki yang baru dikenalnya. Dia akan menghabiskan malam berbagi peluh dengan laki-laki asing itu.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Pagi kini telah menyapa, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh tiga puluh. Terlihat Senja sudah sibuk menyiapkan keperluan Awan yang akan pergi kekantor. Rencanya Awan satu minggu ini akan menyelesaikan pekerjaannya dan mereka akan honeymoon ke Paris nantinya.

Karena Senja sangat ingin pergi kesana, jadi Awan putuskan untuk honeymoon kesana saja.

Tak lama terlihat Awan keluar dari kamar mandinya. Hanya menggunakan handuk sebatas pinggangnya.

menampilkan kesan yang sexi dan sangat tampan. Perut kotak-kotaknya, terlihat sangat menggoda untuk disentuh.

Sekilas Senja melihatnya dengan malu-malu.

"Sudah selesai mandinya mas, sudah aku siapkan semua baju dan keperluan mas" ucapnya dengan menundukkan kepala.

Awan sangat menyukai Senja yang seperti ini. Dia berjalan mendekat kearah istrinya itu.

"Greeeb" Awan langsung memeluk tubuh sintal istrinya.

Senja yang mendapat perlakuan itu jantungnya berdebar sangat kencang. Wajahnya seketika berubah merah, apalagi saat ini Awan hanya menggunakan handuk saja. Mungkin jika Senja tidak masa siklusnya akan terjadi pertempuran entah untuk yang keberapa kalinya.

"Mas, sudah siang lo nanti kamu bisa telat" ucapnya pada Awan.

"Biar begini sebentar saja beib" Awan semakin mengeratkan pelukannya.

Lalu tanpa aba-aba Awan langsung menyerang bibir istrinya itu. Ciumannya sangat intens dan menuntut. Tangan Awan sudah bermain di salah satu sequisi milik Senja yang kini jadi mainan favoritnya. Lenguhan Senja pun terdengar ditelinganya, terdengar sangat indah bagi Awan.

Namun saat kesadaran Senja mulai terkumpul, Senja langsung mendorong dada suaminya pelan dan melepaskan diri.

"Mas sudah siang, nanti telat" ucap Senja dengan malu-malu.

"Habis kamu gemesin banget, Kapan masa siklusmu selesai beib"? Tanya Awan pada Senja. Mendengar pertanyaan Awan, Senja memutar matanya malas. Baru saja dua hari sudah ditanya kapan berhenti. Dan lebih parahnya ini pertanyaan yang entah keberapa kalinya.

"Ini masih dua hari mas, kan kemrin juga sudah aku kasih tau minimal satu minggu" Jawab Senja.

"Lama bener beib" jawabnya dengan cemberut yng dibuat-buat. Karena pasti akan membuat Senja sebal dan memasang wajah cemberutnya, menurut Awan itu sangat menggemaskan.

"Sudah pakai bajumu mas, atau kamu akan telat ke kantor" Senja mengalihkan pembicaraan, karena bakal nggak akan ada habisnya.

"Mas nggak ngantor setahun pun masih tetap mampu menghidupimu dengan layak" ucapnya acuh.

"Mulai deh" Jawab Senja jengah sambil mencubit perut Awan.

"Aduh...Sakit beib" Awan pura-pura mengaduh saat istrinya mencubitnya.

"Rasain, makanya jangan bandel. Sudah ah aku mau turun duluan, Mas Awan siap-siap aku tunggu di meja makan kita sarapan sama-sama" ucap Senja pada Awan.

"Kamu jangan ke butik dulu ya hari ini. Nanti antar makan siang buat mas kekantor" pintanya pada sang istri.

"Siap tuan muda" ucap senja menggoda Awan, lalu dia melenggang pergi meninggalkan kamar mereka. Karena jika tidak begitu pasti akan tidak ada habisnya. Dan drama pagi akan dimulai.

Kini Awan mulai memakai pakaiannya, di memakai semua pakaiannya terkecuali dasi. Sengaja dia tidak memakainya sendiri karena ingin dipasangkan sang istri.

Lalu dia pun turun kebawah menuju ruang makan. Disana semua anggota kelurga sudah berkumpul.

Akhirnya mereka menikmati sarapan dengan diam, hanya ada dentingan garpu dan sendok saja.

Setelah sarapan selesai Daddy Abimana sudah lebih dulu berpamitan kekantor. Begitu juga Mommy Arumi hari ini dia sedang ada acara bersama teman-temannya. Sekalian jalan dia berangkat bersama sang suami.

"Beib, tolong pasangkan" ucap Awan pada Senja sambil menyodorkan dasinya.

"Uluh..uluh manja amat suami.... Sini-sini mendekat" Goda Senja pada Awan sambil tertawa.

"Mulai berani menggoda ya kamu" jawab Awan sambil mencubit hidung istrinya itu gemas. Lalu dia mendekat pada sang istri agar bisa memasangkan dasinya.

Setelah dasi terpasang rapi, Awan mengecup singkat bibir istrinya, dan mencium keningnya.

"Jangan lupa nanti antar makan siang mas" ucapnya mengingatkan Senja.

"Iya mas, nanti aku antar makan siangnya" Senja pun mengambil tangan Awan, disalaminya tangan sang suami dan menciumnya takzim.

Mendapat perlakuan manis dari sang istri hati Awan benar-benar menghangat. Dia bersyukur memiliki Senja sebagai istrinya.

Awan pun akhirnya berangkat ke kekantornya. Dia memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, hingga tiga puluh menit kemudian dia sudah sampai disana.

Semua karyawan pun menyapanya, Awan hanya membalasnya dengan anggukan kepala dan senyum yang sangat tipis.

Dia melenggang masuk kedalam ruangannya. Dan benar saja setelah satu minggu dia meninggalkan kantor tumpukan kertas dimejanya terlihat sangat banyak.

Kini Awan langsung fokus bekerja, dia berkutat dengan file2 yang ada dimejanya. Hingga waktu menunjukkan sudah pukul sebelas siang.

Fokusnya kini teralihkan karena diluar ruangan terdengar sangat ribut.

Keributan itu disebabkan oleh sosok wanita cantik yang pernah singgah dihati Awan.

Ya dia adalah Felisya, setelah dari hotel menghabiskan malam bersama seorang laki-laki dia langsung pergi kekantor Awan. Namun saat hendak masuk dia dihadang security dan juga Robet asisten Awan.

Awan yang mendengar keributan diluar ruangannya langsung berdiri untuk mengecek secara langsung apa yang sedang terjadi.

Mata jengahnya langsung terpancar saat melihat Felisya disana sedang berteriak-teriak memanggil namanya.

"Kenapa kamu ribut-ribut disini" suara berat Awan menginterupsi seketika semua diam.

"Awan, mereka mencegahku masuk" adunya dengan nada manja.

"Aku yang menyuruhnya" ucap Awan dingin.

"Please honey, aku mau bicara jangan usir aku" ucapnya dengan memasang wajah memelas.

"Sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan, pergilah" ucap Awan tanpa basa-basi mengusirnya.

"Please kali aja hon" ucapnya memelas. Akhirnya Awan pun luluh juga.

"Masuklah tapi waktumu tidak lama, sebentar lagi istriku datang aku tidak mau dia salah paham" ucap Awan pada Felisya.

Mendengar itu hati felisya sangat senang.

"Yes ini kesempatanku menyingkirkan si udik itu" gumamnya didalam hati, senyum liciknya lalu terbit disana namun Awan tak melihatnya.

Akhirnya Felisya masuk dalam ruangan Awan, lalu Awan menutup pintunya.

"Katakan sekarang apa yang mau kamu sampaikan dan pergilah" ucap Awan pada Felisya.

"Kamu berubah hon, bahkan saat ini aku sedang kesakitan tapi kamu tak perduli" ucap Felisya, lalu tiba-tiba dia memeluk Awan dari belakang.

Awan pun sebenarnya sangat malas menghadapi Felisya. Wanita itu yang pergi meninggalkannya namun kini dia datang kembali memohon cintanya. Saat hatinya sudah milik wanita lain. Namun disisi lain, Awan juga belum bisa mengabaikan sepenuhnya Felisya. Bagaimana pun Felisya sudah sangat lama menemaninya. Bahkan Awan sadar betul dahulu yang merenggut keindahan Felisya yang pertama kalinya adalah dirinya.

"Fel, kamu tidak bisa seperti ini terus" ucap Awan sambil melepas pelukan Felisya.

"Aku sangat mencintaimu hon, apa kamu tau Marco menghianati pernikahan kami. Aku tau kita pun dulu saat masih bersama kita bebas bercinta dengan siapa pun asal tidak melibatkan perasaan didalamnya. Tapi ini berbeda hon, Marco telah menikah kembali dengan sekretarisnya, wanita itu sedang hamil anak Marco" isak tangisnya terdengar sangat nelangsa membuat hati Awan mulai melembut. Lalu dia menghadap Felisya, menatap wanita yang pernah dihatinya itu iba. Disudut hatinya yang kecil ikut sakit mendengar cerita Felisya.

Bahkan saat dulu bersama felisya Awan tak pernah berani menyakiti wanita cantik ini. dulu memang Felisya adalah segalanya bagi Awan.

"Fel, kamu tahu kan segalanya sudah berbeda. Aku sekarang sudah memilih Senja sebagai istriku. Dan kamu tahu betul itu semua karena kamu sendiri. Seandainya kamu tidak pergi meninggalkanku dan menikah dengan Marco, aku juga tidak akan menikah dengan Senja. Tapi kini rasa cintaku untuk Senja bukan untukmu lagi" ucap Awan memberi pengertian pada Felisya.

"Cinta kita yang dahulu sudah usai Fel" ucapnya lagi.

"Tidak hon, maafkan aku. Aku menyesali semuanya, cinta kita belum usai. Nyatanya dihatiku hanya kamu honey dan tidak akan berubah" ucap Felisya memohon kepada Awan.

Tanpa aba-aba langsung menyambar bibir Awan dan menciumnya. Awan pun reflek tidak bisa menghindarinya, disaat bersamaan Senja membuka pintu ruangan Awan. Senyum yang awalnya mengembang diwajah cantiknya seketika langsung sirna entah kemana. Dadanya bergemuruh hebat, sakit melihat Awan berciuman dengan wanita lain.

"Grompyang..." kotak bekal yang dibawanya terjatuh begitu saja.

Awan pun langsung menoleh ke arah sumber suara. Matanya membola ketika Senja ada disana. Awan pun langsung mendorong Felisya, bahkan kini Felisya sudah jatuh terjengkang ke sofa yang ada disana.

"Beib, kamu...kamu sudah datang"? Tanya Awan terbata-bata. Dia begitu gugup melihat Senja disana.

"Iya, aku disini menyaksikan romantisme kalian. Romantisme cinta lama yang belum selesai!" teriak Senja dengan mata yang nyalang. Dia begitu marah melihat Awan dan Felisya.

"Beib, tenang dulu ini tidak seperti yang kamu bayangkan?"

"Cukup mas, aku muak!" ucap Senja sambil pergi meninggalkan ruangan.

Awan pun berusaha mencekal tangan istrinya dan meraihnya. Tapi Senja begitu cepat berlalu darinya, dia berlari sambil menyeka air mtanya. Kini hatinya tengah remuk redam, menjadi banyak serpihan.

Sedangkan Felisya dia sedang tersenyum senang karena merasa sudah menang dari Senja untuk hari ini.

"Lihat saja ini baru permainan awal" gumamnya dalam hati.

Kini Awan berlari menyusul istrinya yang pergi dengn hati sedih itu, persaan bersalah dan takutnya berkecamuk menjadi satu.

Namun saat dia hendak mengejar Senja, sudah terlanjur masuk dalam lift.

Awan pun kini mondar mandir didepan lift yang belum terbuka.

1
Dwi endah Susanti
keren di???
Diana Larasati: terimakasih kakak🥰tunggu update selanjutnya..
total 1 replies
Webcomics fan #2
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Ermintrude
Masa sih, update aja nggak susah 😒
Diana Larasati: iya nih kak...masih baru dan amatiran/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!