"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Konseling
Beberapa hari kemudian..
Daisy bangun untuk sarapan seperti biasa. Namun yang tidak seperti biasanya adalah tidak adanya senyuman di wajahnya.
Paman Calix dan Bibi Marlin menatap dengan khawatir dari kejauhan. Kemudian menyaksikan Daisy yang keluar dan melajukan mobilnya.
"Apa dia akan menemui Tuan Muda dari keluarga Edison itu lagi?" tanya Paman Calix pada Bibi Marlin.
"Jika itu bisa membuatnya menjadi lebih baik, biarkan saja. Kita tidak boleh terlalu menekannya, Nona sudah sangat tertekan dengan Tuan Muda kita.."
Sampai di Rumah Sakit, Daisy menaiki lift dengan perasaan gugup. Sudah lama dia tidak berkunjung. Dan setelah sampai di depan ruangan Dokter Ghea, dia ragu untuk masuk.
"Meskipun aku akan merasa jauh lebih baik setiap kali keluar dari ruangan ini, tapi apa gunanya perawatan jangka panjang yang tak berujung ini?" gumam Daisy.
"Daisy?" entah kapan Dokter Ghea membuka pintu dan berdiri di belakang Daisy.
Daisy menghela napas pasrah dan berjalan mendekat dengan senyum pura-pura santai di wajahnya.
Wanita paruh baya dengan jas putihnya itu telah menunggu Daisy dengan senyumannya.
"Silahkan masuk, aku sudah menyiapkan teh untukmu.." sambut Dokter Ghea dengan ramah.
Setelah Daisy masuk dan duduk di sofa, Dokter Ghea juga duduk tak jauh sambil memegang pena.
"Bagaimana kabarmu? Apa kegiatan mengajarmu menyenangkan? Bagaimana dengan lagu-lagumu?" Dokter Ghea membuka percakapan.
"Yah, sangat menyenangkan karena sebagian besar murid adalah anak-anak.."
"Para penggemar juga menyukai laguku. Ada satu orang penggemar yang selalu memberi dukungan, dan itu terasa menenangkan,"
Ketika berbicara tentang apa yang disukainya, Daisy akhirnya menunjukkan senyum di wajahnya.
Dr. Ghea mengangguk dan melanjutkan bertanya, "Itu bagus, selama itu membuatmu bahagia, itu adalah hal yang baik."
"Lalu…bagaimana kabarmu dan suamimu?"
Tangan yang memegang cangkir mulai gemetar, perlahan Daisy menundukkan kepalanya tanpa bicara.
Dokter Ghea hanya diam dan mengamati gerak-gerik Daisy. Kemudian berbicara kembali.
"Daisy, kamu bisa memberi tahu saya apa yang kamu alami. Saya psikolog dan temanmu. Tidak ada yang tidak bisa kamu katakan kepada saya. Jangan simpan semuanya di dalam kepalamu.."
Daisy meletakkan cangkir teh nya, kemudian menarik napas panjang dan membuangnya perlahan.
"Dia… memintaku bercerai… aku tidak tahu harus berbuat apa…" ucap Daisy tergagap.
Dokter Ghea berdiri dan mengambil tempat di samping Daisy, menggenggam tangannya dan berkata, "Apakah itu sebabnya kamu tidak ingin melanjutkan pengobatan? Jika kamu menceritakan semuanya kepadaku, mungkin kamu bisa merasa sedikit lebih baik.."
Seolah akhirnya menemukan seseorang untuk diajak bicara, Daisy memberitahunya banyak hal yang tidak ingin dia bicarakan. Dokter Ghea mendengarkan dengan saksama dan membimbingnya untuk mengatakan lebih banyak agar dia merasa lega.
Satu jam kemudian suara Daisy telah berhenti. Wajahnya tampak jauh lebih baik daripada sebelum dia masuk.
Setelah sesi konseling selesai, Dokter Ghea mengantar Daisy sampai ke depan pintu lift.
"Daisy, kamu harus hidup untuk dirimu sendiri. Lebih memikirkan dirimu sendiri, dan menemukan hal-hal yang membuatmu bahagia.."
"Kamu harus memikirkan dirimu terlebih dahulu, baru orang lain. Itulah urutannya. Aku banyak mendengar kalimat itu dari Ibumu.."
Daisy tersenyum kecut. Saat dia memutuskan untuk menolong Lucifer Ibunya juga mengatakan hal yang sama. Dan akhirnya apa yang dia utamakan telah menghancurkan nya.
"Saat kamu merasa emosi tidak stabil lagi, kamu bisa meminum obat penenang nya," tutur Dokter Ghea.
"Terima kasih,"
Setelah Daisy hilang dilahap alat transportasi vertikal itu, Dokter Ghea mendesah sambil memijat kepalanya. Kemudian mengeluarkan ponsel dari saku jas nya.
"Hei, ini aku."