Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 04 (Revisi)
"Ayaaaah hahaha..." Ai Li pun tertawa dalam gendongan sang ayah
"Puteri ayah benar-benar hebat, ayah benar-benar bangga melihat nya" puji jendral Han
"Ayaaah... kami juga mau bermain dengan adik kecil kami" Han Junyi dan Han Fangli pun mulai merajuk
"Sudah sekarang kita makan dulu" sang ibu yang baru saja datang langsung menyela perseteruan sang suami dan kedua anak laki-laki nya yang memperebutkan gadis kecil nya itu
"Ibu.." Han Junyi dan Han Fangli pun langsung memeluk ibu mereka.
Akhirnya mereka berlima pun berjalan menuju ruang makan dan mulai duduk di kursinya masing-masing.
"Ayo kita makan dulu" sang ibu langsung menyendok nasi untuk suami dan juga anak-anak nya
"Baik ibu.." jawab serempak ketiga anak nya.
Akhir nya mereka pun makan dengan tenang.
Malam hari nya semua berkumpul di ruang keluarga, sambil minum teh dan memakan cemilan nya. Ada beragam jenis kue tersaji di atas meja, sang jendral pun mengernyit melihat begitu banyak kue yang tak dikenal nya, dia pun bertanya pada istri nya
"Istriku, ada acara apa ini? Kenapa begitu banyak kue, dan kue apa ini?"
Sang istri pun menggelengkan kepala nya pertanda tidak tahu, dia lalu memanggil koki nya dan bertanya
"Alio.. Ada acara apa ini? Dan kue-kue ini?" tanya nyonya Han.
Sang koki yang di panggil alio pun langsung menjawab "Nyonya, kue-kue ini memang hamba yang membuat nya, tapi ini semua atas arahan nona muda. Nona muda bilang, dia bosan dengan kue-kue yang tersaji di rumah ini. nona muda juga yang meminta saya untuk memasukan madu beserta jeruk peras ke dalam teh nya" ucap Alio menjelaskan panjang lebar.
Sang ibu pun kaget mendengar penjelasan dari koki kediaman nya dan langsung bertanya.
" Benarkah itu Ai Li?" tanya nyonya Han kemudian
"Benar" jawaban singkat dari Ai Li sambil menyunggingkan senyum nya.
"Paman boleh kembali ke dapur, dan sisa kue juga minuman nya, paman bagikan saja pada semua pelayan dan juga para prajurit" perintah Ai Li
"Baik nona muda dan terima kasih banyak" sang koki pun undur diri dari hadapan kelima majikan nya itu.
"Ayaah, apa aku boleh membantu ayah untuk melatih para prajurit?"
Sang ayah pun mengerutkan kedua alis nya mendengar permintaan gadis kecil nya. Sedangkan sang ibu langsung menyemburkan teh nya kaget dengan permintaan puteri nya itu.
"Apa nak? Kau ingin melatih para prajurit?" sang ibu bertanya dengan nada tak percaya pada puteri kecilnya
"Itu benar ibu. aku ingin melatih para prajurit. apa ibu tahu? Mereka benar-benar lemah. kuda-kuda nya saja belum kokoh, masih banyak celah dalam menyerang ataupun bertahan dan gerakan nya juga lambat seperti kura-kura yang kebanyakan makan" Ai Li menjawab sambil menyunyah kue di dalam mulut nya.
Keempat orang itu pun langsung menjatuhkan rahang nya mendengar gadis kecil itu menjelaskan
"Baiklah mulai besok, gadis kecil ayah boleh melatih para prajurit"
Sang ibu pun mengernyit heran mendengar jawaban sang suami
"Kau akan melihat nya besok istri ku" ucap jendral Han sambil mengedipkan matanya
"Baiklah.." pasrah sang ibu
Keesokan hari nya, para prajurit pun sudah berkumpul di lapangan. Ai Li datang dengan beberapa pelayan dan juga berbagai perlengkapan, ada karung yang berisi 5 kg pasir, tali, batu-batu tajam dan juga kawat berduri, dia pun menginstruksikan seluruh prajurit untuk mengambil karung-karung itu dan mengikat nya di kaki dan juga tangan mereka, setelah itu ai li pun menyuruh semua orang untuk berlari 20 keliling sambil membawa beban d tubuh mereka masing-masing.
Akhir nya 4 jam pun telah berlalu, dan para prajurit pun sudah menyelesaikan lari nya. sekarang mereka di minta untuk melakukan push up 100x dan juga sit up 100x. setelah itu mereka pun di suruh memanjat tali yang sudah menggantung dan kembali turun dengan kepala di bawah dan merangkak pada tali yang telah di jalin. sesampainya di bawah, mereka pun di suruh tiarap dan merangkak di bawah kawat berduri yang tajam, setelah itu mereka pun di hadapkan lagi pada batu-batuan yang berduri yang telah terhampar di lapangan, merangkak disana, sampai ke ujung bebatuan, berturut-turut sampai 20 kali, wajah dan tubuh para prajurit pun penuh dengan luka-luka melewati pelatihan keras serta kejam dari sang nona muda, tapi tak ada satu orang pun yang mengeluh. 500 orang prajurit di latih dengan pelatihan neraka berturut-turut selama 1 bulan penuh.
Setelah 1 bulan, kecepatan para prajurit itu pun semakin bertambah. bila di hari pertama mereka menyelesaikan latihan itu dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore, sekarang mereka bisa menyelesaikan latihan itu dlm waktu 4 jam. Ai Li pun mulai melatih mereka tentang teknik bertarung, bagai mana cara menyerang dan juga bertahan yang baik tanpa celah. prajurit-prajurit itu pun semakin tangguh dan cekatan, Ai Li mengajarkan mereka bagaimana cara menggunakan pedang, panah, katana, cambuk, surikhen, cakram, tombak bahkan jarum-jarum beracun.
Dia juga mengajarkan ilmu pengobatan dan cara meracik racun pada seluruh prajurit nya. sekarang 500 orang prajurit ini pun telah menjadi orang-orang kuat dan mematikan. pelatihan kejam yang di buat ai li selama satu tahun ini, berhasil menjadikan mereka sebagai ksatria-ksatria pilihan.
Ai Li yang sekarang sudah berumur 6 tahun pun semakin di segani oleh prajurit-prajurit nya.
...****************...
7 tahun berlalu, Ai Li yang saat ini sudah berusia 13 tahun pun kian memancarkan pesona nya. kecantikan nya benar-benar menentang surga, gadis mana yang tak iri dengan kecantikan nya? Dan pemuda mana yang tidak ingin menjadi suami nya? Hanya saja, Ai Li yang tak pernah keluar dari kediaman, membuat orang-orang membuat rumor yang tidak-tidak.
AI LI di katakan sebagai gadis yang penakut, buruk rupa dan pemalu. Tapi Ai Li hanya acuh, tak peduli dengan rumor yang beredar di luar.
Hari ini Ai Li berencana untuk berburu, dia pun meminta izin pada ayah nya untuk pergi ke hutan. dengan di dampingi oleh kedua kakak laki-laki nya dan 20 orang prajurit nya.
Ai Li pun pergi ke hutan dengan menaiki kereta nya. Dia sengaja tidak menaiki kuda, karena tidak ingin menarik perhatian orang. Dia pun selalu menggunakan cadar untuk menutupi kecantikan nya.
Sesampainya di hutan, Ai Li mendengar suara samar-samar seorang yang sedang kesakitan, Ai Li menoleh dan melihat seorang gadis yang pingsan.