"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Tuuutttt
Tuuutttt
Tuuuuttt
Hp Siska tak aktif, secepat kilat Aldo meraih kunci mobilnya untuk mencari keberadaan Siska.
Meskipun Aldo mungkin sudah tak ada lagi rasa dengan Siska, tapi statusnya yang masih sebagai suaminya ia merasa bertanggung jawab.
Bagaimana jika Siska hilang dan di culik. Pasti yang akan disalahkan oleh orang tuanya itu Aldo.
"Gue nyari kemana nih" Aldo menyusuri ibu kota sambil tengok kanan kiri.
Siapa tahu Siska belum jauh, karna dia tak punya tempat tujuan. Dan hanya keluar untuk menenangkan diri.
Tapi sudah satu jam lamanya, Aldo tak kunjung menemukan titik terang. Hujan juga tak kunjung reda, bahkan sesekali ada petir.
Tak ada kontak yang ia hubungi, karna ia tak tahu nomor telpon teman Siska.
"Apa gue cek ke rumah mama ya, siapa tahu Siska ke sana kan"
Aldo melajukan mobilnya cepat, 30 menit sampai di rumah.
"Assalamu'alaikum" suasana rumah terlihat sepi.
"Wa'alaikumsalan.. Eh, den Aldo. Tumben pulang? Nggak sama non Siska?" tanya bi Imas.
Kalo bi Imas ngomong seperti itu, otomatis Siska tak mampir ke rumah ini pikir Aldo.
"Nggak bi.. Mama sama papa ada bi?"
"Yah, tuan sama nyonya pergi den. Ke Surabaya, katanya ada acara syukuran di rumah temannya"
"Berapa hari bi?"
"Mungkin semingguan den katanya"
"Den Aldo sudah makan? Mau bibi siapkan makanan?" imbuh bi Imas.
"Nggak bi makasih, nanti saya makan bareng sama Siska aja di apartemen. Yaudah kalo gitu saya pamit dulu ya bi"
"Eh tunggu den.. Ini ada titipan buat den Aldo sama non Siska. Tadi nyonya pesan kalo den Aldo mampir suruh bawa makanan ini"
"Ahh.. Makasih bi, ini saya bawa semua. Kalo gitu saya pamit ya bi" Aldo beranjak dari rumah mewah tersebut.
Kini mobilnya melaju tanpa arah, siapa tahu ketemu Siska di jalan.
"Nggak mungkin kan dia balik ke Bandung?" Aldo menerka nerka.
Aldo masih menyusuri jalanan ibu kota dari gang 1 menuju gang lainnya.
Hujan sedari tadi tak berhenti "Capek banget gue, istirahat bentar deh disini. Mana gue laper banget lagi" Siska membuka dompetnya yang isinya tinggal seratus ribu rupiah.
"Ckk.. Mau makan apa gue duit tinggal segini"
Maklum sebelum menikah, Siska tak pernah kekurangan materi. Bahkan setiap waktu ia habiskan buat belanja. Bukan foya-foya barang tak penting, terlebih ia suka jajan jadi untuk urusan makanan ia tak akan pikir dua kali untuk membelinya jika sudah suka.
Siska masuk ke restoran tersebut, tidak terlalu besar namun tak juga terlalu kecil. Restoran tersebut menyajikan beberapa menu makanan china.
"Ada yang bisa kami bantu? Ini menunya kak"
"Siska???"
Siska yang sedang melihat menu makanan tersebut langsung mengarahkan pandangan ke sumber suara yang memanggil namanya.
"Ma-ya??"
"Iya.. ini gue Sis.."
Siska masih tak percaya jika yang ia temui adalah Maya, teman sekolahnya dulu di Bandung. Yang tak lain adalah teman dari Tania, musuh bebuyutan Siska.
"Lo kerja disini?" tanya Siska.
"Iya, setelah lulus sekolah gue langsung merantau ke Jakarta Sis" seperti tak punya beban, Maya menceritakan kisah nya kepada Siska.
Tak seperti Siska, bertemu dengan Maya membuat ia teringat akan kejadian masa lalu.
"Gue mau pesen ini May.." Siska tak memungkiri, jika perutnya sudah sangat lapar.
"Oiya, bentar ya Sis. Minumnya apa?"
"Lemon tea aja"
Maya bergegas menyiapkan pesanan Siska.
Tak berselang lama, makanan yang Siska pesan sudah siap.
"Kok sepi ya May restorannya" Siska tak melihat sekelilingnya ada orang.
"Iya, karna kita jam 9 udah tutup Sis. Tapi pas mau tutup lo dateng, yaudah jadi lo yang terakhir pelanggan disini" ucap Maya.
Pants saja sepi, ternyata Siska orang terakhir yang datang.
"Ngomong-ngomong lo disini kuliah atau kerja?" Maya duduk di depan Siska sambil menemani Siska makan.
Padahal Siska sedikit tak nyaman, mengingat dulu yang menyebabkan putusnya Aldo dan Siska yaitu sebuah video yang diambil oleh Maya tentang dugaan perselingkuhan Siska dan Dimas teman sekelas Aldo.
"Gue kuliah May"
Setelah itu tak ada percakapan lagi sampai makanan Siska habis.
"Oiya Sis tunggu.. Gue mau kasih tau lo sesuatu"
"Apa?" Siska mengerutkan kening.
"Bentar, gue tutup restorannya dulu ya"
"Oke"
Siska menunggu di depan restoran, sementara Maya beres-beres terlebih dahulu.
10 menit kemudian, Maya keluar dari restoran dan mengunci pintu.
"Lo mau ngomong apa?" Siska langsung to the point.
"Gue mau minta maaf sama lo, atas kejadian waktu itu ya Sis" Maya bersimpuh di hadapan Siska.
Dengan mulut ternganga, Siska tak menyangka sampai segitunya Maya meminta maaf padanya.
"Lo jangan gini May.. Ayo bangun dulu" Tapi Maya masih tak bergeming.
"Harusnya gue jujur aja waktu itu Sis sama lo.. Gue bego, gue pengecut!" Maya menitihkan air matanya.
"Maksudnya apa May?" Siska masih tak paham.
"Jadi, video yang gue kasih lihat ke kak Aldo itu semua hasil rekayasa Tania. Gue di ancem sama Tania, kalo gue ngomong yang sebenarnya. Keluarga gue bakal di hancurin sama Tania"
Siska bersimpuh bersejajar dengan Maya.
"Oke, longomong dari awal ya May. Pelan pelan aja.. Atau kita cari tempat lain?"
"Kita ke kos an gue aja gimana Sis? Lagi pula ini udah malam. Tapi lo nggak apa-apa?"
"Gapapa, gue juga lagi males pulang. Gue boleh nggak nginep di kos an lo?"
"Apa? Lo mau nginep di kos an gue? Tapi kos an gue kecil Sis, gue nggak yakin lo bakal bisa tidur disana"
Siska hanya tersenyum, tak menunggu lama Maya dan Siska langsung pergi menuju kos an Maya menggunakan motor matic Maya.
"Ini kos an gue Sis. Sorry berantakan ya, maklum lah"
"Gapapa, tapi makasih banget ya May lo udah mau nampung gue"
"Kok lo kabur dari rumah, apa lo nggak bakal dicari?"
"Tenang aja, nggak bakal ada yang nyari gue" Siska cengengesan.
Setelah berganti baju Maya pergi menemui Siska.
"Lo di Jakarta tinggal sendiri May? Keluarga lo masih di Bandung?" Maya mengangguk.
"Lo sendiri?" tanya Maya balik.
"Gue, yabisa dibilang gitu sih sama kaya lo. Orang tua gue juga masih di Bandung. Gue pindah kampus, yah baru semingguan ini lah"
"Lo tinggal dimana?"
"Di apartemen Bima Ayu"
"Wah gilak.. Lo udah punya apartemen mewah, malah lo mau nginep di kos an kumuh gue?"
"Hehe.. Lo keberatan?"
"Nggak, bukan gitu. Tapi lo gapapa emangnya? Padahal kos an gue sama dapur lo mungkin gedean dapur lo kali Sis" Maya tertawa keras.
"Gue pengen suasana baru May" Siska melengos, tak mungkin ia bercerita jika sudah menikah dengan Aldo dan saat ini sedang bertengkar.
"Jadi gimana May ceritanya" Siska sudah tak sabar mendengar jawaban Maya, tentang kebenaran yang selama ini ia cari tapi tak tahu harus mencari dimana.
"Dulu gue dijadiin budak sama Tania, gue nggak bisa nolak Sis karna dia selalu ngancem bakal ngusik keluarga gue kalo gue nolak permintaan dia. Tania tuh kayak iblis, dia bakal ngehalalin berbagai cara supaya keinginan dia tercapai termasuk dapetin kak Aldo" Siska menelisik apakah perkataan Maya bisa dipercaya.
Rupanya tak ada kebohongan di raut wajah Maya, sepertinya Maya memang sudah menyimpan lama perasaannya untuk diungkapkan.
"Jadi dia minta gue buat ngevideoin lo sama kak Dimas. Dia udah ngerencanain semuanya Sis, kak Dimas kan musuhnya kak Aldo. Jadi Tania minta buat kak Dimas nyium lo dan gue yang videoin. Seoalah-olah lo sama kak Dimas lagi kepergok selingkuh dari kak Aldo. Padahal gue tau kalo lo itu ngehindar buat di cium kan?" Maya ikut tersulut emosi.
"Terus lo ada videonya yang lain nggak? Maksud gue yang menujukkan kalo itu cuma rekayasa doang, atau bukti yang lain kalo itu cuma akal bulus si Tania?"
"Ada, gue simpen rapat-rapat Sis. Dulu Tania pernah mau hapus tapi untung gue udah punya salinannya"
"Syukur deh, gue jadi sedikit lega. Karna selama ini gue selalu kepikiran itu May. Gue merasa apa yang nggak gue lakuin tapi gue di tuduh sampai Aldo ninggalin gue dan Aldo sampai benci banget sama gue"
"Terus setelah kejadian itu, apa Aldo dan Tania pacaran?"
"Boro-boro Sis mereka pacaran. Kan Kak Aldo pindah, lagi pula kak Aldo emang nggak suka sama Tania. Cuma Tania aja yang keganjenan aja selalu ngejar-ngejar kak Aldo"
Siska manggut manggut, syukurlah kalau begitu ceritanya. Hatinya sedikit lega, kebenaran yang selama ini belum terungkap karna tidak adanya bukti, semuanya sudah terkuak.
"Lo sendiri, gimana sama kak Aldo? Apa masih saling ketemu?"
"Apa gue jujur aja sama Maya ya, toh dia nggak bakal cerita ke siapa-siapa" Gumam Siska.
"Lo janji bakal rahasiain ini kan May kalo gue jujur? Lo bener-bener udah nggak berhubungan kan sama Tania?"
"Lo tenang aja Sis, gue udah lama nggak ketemu sama Tania. Dan juga gue denger-denger dia udah ke luar negeri"
"Syukur deh kalo gitu"
"Jadi sebenernya, gue sama Aldo udah nikah May"
"Apa??!! Lo nggak bercanda kan Sis?" mata Maya melotot kaget.
"Makanya gue mau lo simpen rapet-rapet rahasia gue, kalo gue udah nikah sama Aldo"
"Iya iya.. Kalo itu lo tenang aja. Gue nggak bakal sebarin kok. Tapi kok bisa lo bisa nikah sama kak Aldo, emm.. Maksud gue, bukanya lo sama kak Aldo udah putus gara-gara waktu itu?"
"Ceritanya panjang May.. Gue sama Aldo di jodohin, jadinya gue sekarang udah jadi istrinya Aldo" wajah Siska lesu.
"Kok lo malah kayak nggak seneng gitu? Bukannya malah bagus lo udah balikan sama kak Aldo?"
"Bukannya gue nggak seneng May, tapi Aldo kan udah benci banget sama gue. Jadi selama gue menikah sama dia, gue kayak tertekan. Karna ya lo tau sendiri lah"
"Gue paham sekarang.. Terus status lo sama kak Aldo cuma menikah terpaksa? Kalo gitu lo harus bawa gue ke kak Aldo sekarang"
"Nggak bisa May.. Justru gue kabur tuh karna lagi ada masalah sama dia, sorry tadi gue bohong sama lo. Gue lagi pengen sendiri nenangin pikiran May. Kalo gue ketemu lagi sama dia yang ada gue malah tambah pusing" jelasnya panjang lebar.
Jika seperti itu, Maya tak tega akan menyuruh Siska untuk kembali ke apartemennya dengan kak Aldo. Biarlah dia menginap beberapa hari di kos nya, toh dia jadi ada teman buat cerita
NEXT...