seorang gadis yang terbangun dari tidur dan mendapatkan dirinya berada di tubuh wanita lain.
Geishana Deborah, tujuh belas tahun terkejut ketika bangun dan mendapatkan dirinya di tempat yang asing. Sosok gadis bar-bar hidup sebagai ratu yang dikucilkan karena kebodohannya. Terlebih ia sudah memiliki suami yang tidak mencintainya.
Geisha yang pintar, cekatan dan jago bela diri merubah tubuh kurus dan lemah. Hingga ia sadar jika sang ratu ternyata terlalu baik hati, makanya dimanfaatkan orang banyak.
"Aku bukan ratu kalian yang dulu. Bersiaplah!" gumamnya menyeringai dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GEISHA JADI RAISA
Geisha menghela napas panjang. Setelah berhasil menguasai hatinya. Gadis itu merebahkan diri di ranjang. Ia mengingat lagi kejadian sebelum terbangun di kerajaan ini.
Ia mengingat jika ia hidup dengan penuh kasih sayang dan keluarga harmonis. Hingga ketika kakak sepupu dari ayahnya datang menyerahkan seorang anak perempuan.
"Tolong jaga putriku, sayangi dia seperti kau menyayangi putrimu sendiri," pinta kakak sepupu dari David, ayah Geisha.
Dari sana hidup tentram Geisha hancur berantakan. Laura, nama adik sepupunya selalu berusaha mencari perhatian dan mencari perkara. Terlebih, setelah menyerahkan putrinya ayah dan ibunya tewas dalam kecelakaan mobil. Hingga membuat gadis itu disayang oleh kedua orang tuanya.
"Sayang, mengalah lah. Dia yatim piatu," pinta sang ibu.
"Tapi Ma, tidak begini caranya. Semua yang aku mau dia ingin miliki!" tolak Geisha.
"Sudah, kau bisa cari yang lain sayang. Jangan berlebihan seperti itu!" tegur sang ayah.
Akibatnya Laura makin besar kepala. Gadis itu ingin menyingkirkan Geisha dari kehidupan dan hanya ingin dia satu-satunya yang disayang oleh Paman dan bibinya. Maka segala cara ia membuat Geisha sering dimarahi oleh kedua orang tuanya. Jika ketahuan, ia hanya tinggal berakting saja.
"Aku ... aku hanya ingin diperhatikan. Jika ada ayah dan ibu.Tentu hanya aku yang disayang," ujarnya terisak.
Hal ini membuat ayah dan ibu Geisha luluh dan langsung meminta maaf. Lalu kembali menekan putrinya untuk terus mengalah.
Hingga ketika Geisha memiliki kekasih yang begitu tampan dan kaya raya, bernama Chris Hemsworth. Pria idaman semua wanita termasuk Laura.
Gadis itu mulai aksinya. Mendekati Chris dan lalu meretakkan hubungan Geisha dan Chris. Sebisa mungkin ia membuat Geisha sosok wanita yang jahat.
Malam itu Laura datang lebih dulu ke restoran di mana sepasang kekasih itu bertemu. Laura tau karena Geisha harus meminta ijin pada orang tuanya sehari atau dua jam sebelumnya jika ingin berpergian. Hal itu hanya berlaku pada Geisha, bukan padanya.
Gadis itu mempersiapkan diri dengan semuanya. Chris sudah datang dan duduk menunggu kekasihnya. Laura segera mendekati pria itu.
"Kak Chris," panggilnya dengan suara sedih.
"Laura, kau di sini?"
Laura tiba-tiba menangis. Chris sangat terkejut melihatnya lalu berusaha menenangkan gadis malang itu.
"Kak ... apa aku salah karena yatim piatu? Aku juga tak ingin ayah dan ibuku pergi meninggalkan aku," isaknya pilu.
Chris sedih mendengarnya, ia memeluk Laura untuk menenangkan.
"Tidak ada yang salah, Laura. Kau juga berhak bahagia," ujarnya lembut.
"Tapi kata Kak Geisha aku tak pantas bahagia ... hiks ... hiks!"
"Sudah nanti Kakak tegur dia ya. Jangan menangis,"
"Aku senang Kak, makasih. Aku sangat ingin punya kakak yang menyayangiku dengan tulus," ujar Laura berdrama.
Chris mengusap wajah basah gadis malang itu. Ia mengecup sayang kening Laura. Hal itu membuat senyum indah terpatri di bibir sang gadis.
"Apa yang kalian lakukan?" sebuah suara mengagetkan keduanya.
Chris yang merasa tak bersalah, langsung mengernyit dan tak suka dengan perangai kekasihnya.
"Apa maksudmu, aku hanya menenangkan adikmu. Kau selalu menekannya?!" sahut Chris langsung menuduh.
"Tapi aku ...."
"Kak, aku memang anak yatim piatu. Aku yang meminta Kak Chris untuk menenangkan aku, tolong jangan salah paham," rajuk Laura.
"Aku tidak ...."
"Iya Kak, aku ngerti. Aku memang tak pantas bahagia!"
Laura langsung berdiri dan berlari. Hal ini membuat Chris marah luar biasa.
"Ternyata begini sikapmu selama ini!" ujarnya kecewa.
"Bangsat!" maki Geisha kasar.
"Jika memang kau lebih percaya anak itu. Kejar sana dan kita putus!" teriaknya lagi.
"Baik, jika itu maumu!" bentak pemuda itu.
Chris lalu berlari mengejar Laura. Gadis itu yang sengaja mengintip dari balik jendela restauran, tersenyum licik.
Laura berjalan memutar, ia mendudukkan diri di taman sambil menangis pilu. Chris mendekat dan memeluknya erat.
"Maaf ya sayang, jangan seperti ini," pintanya sedih.
"Kak, aku nggak bermaksud membuat kalian bertengkar. Aku ... huuuuu ... hiks!"
"Sudah tenang lah, oke," ujar Chris lembut.
Pria itu mengusap wajah Laura. Sang gadis membuka bibir menggoda pria di depannya. Laura gadis yang cantik, ia tentu bisa menarik minat lawan jenis, termasuk Chris.
Tak sadar wajah pemuda itu turun dan dua bibir saling bertemu, keduanya pun berciuman. Hingga, terdengar suara tepuk tangan.
"Hebat ... hebat sekali!" puji sarkas keluar dari mulut Geisha.
Keduanya langsung menghentikan ciumannya. Chris terkejut ia bisa mencium Laura tanpa ikatan apapun.
"Pria suci dan gadis tertindas," sindir Geisha lagi.
"Kita sudah putus, ingat itu!" tekan Chris membela diri.
"Hahahaha!" Geisha tertawa meledek.
"Aku lupa, jika dulu ada pria yang bersumpah hanya mencium wanita yang menjadi pengantinnya di depan pendeta!" sahut Geisha sinis.
"Ah ... aku juga ingat. Pria itu juga bersumpah jika melanggar ia akan menebus hidupnya menjadi pastur!" lanjut Geisha.
Chris menelan saliva kasar. Sedang Laura hanya diam. Wajah pria di depannya merah menahan malu.
"Aku ingin lihat bagaimana kau akan menjilat ludahmu sendiri nanti," Geisha tak berhenti menyindir Chris.
Geisha pergi meninggalkan dua manusia yang memuakkan itu. Ia memilih pulang dan memblokir nomor Chris dari ponselnya.
Gadis itu tak peduli dengan semuanya. Laura pulang dengan kesal, satu jam setelahnya. Keduanya saling tatap.
Hingga ketika malam tiba. Laura datang dan meminta maaf padanya.
"Aku minta maaf," ujarnya seperti kelihatan tulus.
"Kita ini bersaudara, aku memang tak patut berperilaku seperti tadi. Aku mohon maafkan aku," ujarnya lagi.
Geisha juga lelah jika terus bertengkar dengan Laura. Terlebih, kedua orang tuanya pasti membela Laura dibandingkan dirinya.
"Kita baikan?" ujar Laura menjulurkan kelingkingnya.
Geisha tersenyum dan menaut kelingking itu dengan jari yang sama.
"Kita baikan!"
Akhirnya, hari-hari suram dilalui Geisha. Laura memang anak yang sangat pandai mengambil hati semua orang termasuk Geisha. Maka tak heran jika Geisha memanjakan gadis itu.
Hingga suatu malam, Geisha pulang dalam keadaan lelah. Ia baru saja mengadakan perjalanan sesama petinggi kampus. Sebagai sosok yang cerdas, Geisha menjadi mahasiswi yang ikut andil di acara penting itu.
"Kakak sudah pulang?" sambut Laura.
Gadis itu memberikan teh kesukaan Geisha. Tanpa curiga, Geisha meminumnya hingga tandas.
"Ah ... apa Laura menaruh racun dalam gelas itu ya?" tanya Geisha dalam hati.
"Lalu kemana nyawa Raisa ini pergi? Apa dia menempati ragaku?" tanyanya bermonolog.
Geisha menghela napasnya lagi. Ia tak tau apa yang terjadi pada tubuhnya saat ini. Apa sudah dikubur.
"Mama ... Papa ... Gei, rindu," cicitnya lirih.
Air matanya langsung mengalir mengingat dua orang tua yang sangat ia sayangi. Ia pun menghapus kasar wajahnya.
"Untuk sekarang dan selamanya, aku adalah Raisa Deborah, bukan lagi Geisha Deborah!" tekannya pada diri sendiri.
"Istana ... sambut Ratumu dengan sepenuh hati, karena kini Raisa baru akan mulai dengan aksinya sendiri!"
bersambung.
waaah ...
next?