Istri Kontrak CEO Dingin

"Maaf terlambat ...." Suara maskulin itu begitu mengejutkan Aletta, dan cukup familiar di indra pendengarannya. Lebih mengejutkan lagi saat pemilik suara itu mencium pucuk kepalanya secara tiba-tiba. Aletta reflek mendongak, menatap seorang pria yang baru saja mendaratkan sebuah kecupan di kening Aletta tersenyum lebar. Detik berikutnya, pria itu mengeluarkan sebuah buket mawar merah dia letakkan tepat di depan wajah Aletta. Posisi kedua tangan Sky melingkar ke belakang karena memegang buket bunga itu.

Seketika suasana di restoran mendadak riuh. Banyak orang yang iri dengan keromantisan CEO mereka terhadap istrinya. Bahkan mereka menyoraki Aletta dan membisikkan kata so sweet. Tak ingin melewatkannya, beberapa orang mengambil ponsel untuk mengabadikan moment romantis itu.

Di sisi lain ada seorang pria yang sadar akan posisinya yang cukup mengganggu. Lantas Irvan segera beranjak dan berlalu dari sana. Pria itu bahkan meninggalkan restoran. Tanpa Irvan sadari, kepergiannya menjadi pusat perhatian Sky. Sebab Sky sempat melihat interaksi Aletta dengan pria itu.

Sementara Aletta hanya tersenyum kikuk menatap Sky. Kemudian Aletta menerima buket bunga dan mengucapkan terimakasih pada suaminya yang sikap dan tindakannya tidak bisa di tebak.

Ingatan Aletta kembali pada 20 menit yang lalu, dimana Sky mengabarkan bahwa dirinya tidak bisa datang. Tapi tiba-tiba pria dingin itu muncul dengan membawa sebuah buket bunga mawar di tangannya. Bahkan dengan berani pria itu mendaratkan ciuman di pucuk kepala Aletta.

"Kalian lanjutkan saja makan siangnya," ujar Sky yang kedapatan karyawannya tengah sibuk memperhatikan interaksinya dengan Aletta.

"Baik Tuan," jawab mereka sopan.

Masih dalam keterkejutan, Aletta di buat bengong menatap buket yang ada di tangannya. Kemudian menoleh pada Sky, pria itu sudah duduk di samping Aletta. Menempati kursi yang di tinggalkan oleh Irvan.

"Kenapa makanannya hanya di acak-acak?" Sorot mata Sky menatap pada piring Aletta yang sudah tak terbentuk lagi. Makanan itu sudah mirip dengan gado-gado, padahal makanan western.

Aletta hanya menanggapi nya dengan senyum samar.

"Saya pikir Tuan tidak datang," ucap Aletta mengalihkan pembicaraan.

"Seharusnya Tuan tidak perlu memaksakan datang kalau masih ada pekerjaan," sambung Aletta. Berbeda dengan Sky yang hanya diam, kedua netranya menatap Aletta begitu intens. Entah hal apa yang sedang di perhatikan oleh Sky. Aletta langsung mengalihkan pandangannya karena risih di tatap sedekat dan seintens itu oleh Sky.

"Kamu nggak berniat untuk mengambilkan saya makan siang?" tanya Sky dengan tatapan yang masih intens, Aletta menoleh terlihat jelas kerutan halus di keningnya.

"Memangnya Tuan Sky belum makan siang?" tanya Aletta heran, pasalnya saat ini sudah menginjak jam 12 lewat. Aletta pikir Sky sudah makan siang bersama relasinya. Ternyata tebakannya salah, pria dengan setelan kanebo kering dari kutub utara itu menggelengkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Aletta.

Tak perlu menunggu dua kali untuk di suruh, Aletta segera beranjak dan mengambil makanan untuk Sky.

"Sekali lagi terimakasih. Waktu Tuan Sky sangat berharga, tapi rela di buang sia-sia untuk menyempatkan datang ke restoran," ucap Aletta ketika Sky mulai melajukan mobilnya.

Sky hanya diam, pria itu fokus dengan kemudinya tanpa berniat menanggapi perkataan Aletta. Kini sikapnya kembali dingin dan cuek, membuat Aletta menarik nafas dalam-dalam.

🌷Mansion Harison Galaxi🌷

Selesai makan malam, tepat pukul 8 Aletta tengah sibuk memasukkan beberapa outfitnya ke dalam koper. Honeymoon dadakan ini benar-benar membuat wanita itu kewalahan. Dia harus menyiapkan beberapa outfit yang sesuai dengan musim dingin di Swiss. Untung saja Aletta punya suami sultan, jadi bisa memiliki outfit musim dingin dalam hitungan menit saja.

Di ruangan yang sama, tampak Sky yang juga menyiapkan beberapa outfit miliknya. Tapi pria itu tidak terlalu membawa outfit banyak, mungkin saja Sky berniat beli outfit disana.

"Tuan Sky, pesan hotel nya 2 kamar kan?" tanya Aletta penasaran, membuat Sky menoleh sekilas ke arah Aletta. Lalu kembali fokus menata beberapa outfitnya

"Memangnya kenapa kalau satu kamar? Bukannya belakangan ini kita tidur satu ranjang," jawab Sky tanpa menatap Aletta.

"Pokoknya di Swiss kita harus pisah kamar!" tegas Aletta yang tak ingin di bantah. Wanita itu berusaha melindungi diri, dia tidak ingin di terkam oleh Sky saat suhu di Swiss dingin-dinginnya. Sebab saat dingin seperti itu, pasti orang banyak mencari kehangatan. Bagaimana kalau nanti Sky khilaf, Aletta sendiri yang akan rugi. Dia akan jadi janda dalam keadaan sudah tidak pe rawan.

"Lihat nanti saja," sahut Sky enteng. Sementara Aletta mencebik sembari menutup kopernya karena sudah selesai memasukkan barang-barang keperluannya.

"Nggak masalah sih kalau satu kamar, asal Tuan Sky tidak macam-macam, dan tidak menyentuh saya," gerutu Aletta yang masih sibuk menarik kopernya untuk di letakkan di depan kamar.

Sky berdecak kesal mendengar perkataan Aletta.

"Ck, seperti masih pe rawan saja," cibir Sky. Walau sebenarnya pria itu sudah tahu kalau Aletta masih pe rawan. Sky hanya ingin memancing kekesalan Aletta saja.

"Memang! Dan ingat, saya bukan Tuan Sky yang sudah tidak perjaka lagi," jawab Aletta tegas.

"Kenapa? Kamu mau cobain yang udah nggak perjaka?" tawar Sky dengan tatapan mesum ke arah Aletta. Sontak Aletta bergidik ngeri dan bergegas keluar dari walk in closet.

"Dasar mesum!" teriak Aletta sambil berlari.

Sedangkan Sky hanya mengulum senyum geli, lalu menyelesaikan pekerjaannya.

🌷🌷🌷

Pagi pun tiba, kini dua koper milik Sky dan Aletta sudah di masukkan ke dalam bagasi mobil oleh penjaga mansion. Sementara Mommy Denada dan Daddy Alex hanya mengantar anak dan menantunya di depan halaman mansion. Keduanya hendak mengunjungi rumah Mama Rina untuk berpamitan.

"Pastikan nggak ada satu pun yang tertinggal," kata Daddy Alex mengingatkan putranya.

"Sudah," jawab Sky singkat tanpa ada embel-embel sedikit pun. Lalu dia berpamitan pada kedua orangtuanya, begitu juga dengan Aletta. Di saat Aletta memeluk Mommy Denada, dia di bisiki sesuatu yang berhasil membuat Aletta kesusahan menelan saliva. Aletta yang tak ingin mengecewakan Mama mertuanya, sebelum akhirnya dia mengangguk mengiyakan ucapan wanita paruh baya itu. Lagi pula acara bulan madunya itu hanya sekedar formalitas saja untuk menutupi rahasia mereka.

Senyum mengembang menghiasi wajah Mommy Denada, sebentar lagi keinginannya untuk menjadi seorang nenek akan terwujud. Wanita paruh baya itu hanya tinggal menunggu hasilnya saja.

"Hati-hati di jalan. Selamat bersenang-senang," kata Mommy Denada pada keduanya.

"Jangan lupa pesanan Mommy." Mommy Denada mengedipkan sebelah matanya memberi kode pada mereka. Tanpa menyebutkan pesanan sang Mommy, baik Sky maupun Aletta sudah paham. Sebab mereka berdua sudah di briefing satu-satu. Terutama pria dingin itu, yang jauh hari sudah di titipi pesanan Mommy nya kalau pergi bulan madu.

Sontak Aletta menunduk malu, menyembunyikan semburat merah di wajahnya. Dia tidak habis pikir dengan sang Mommy yang terlalu blak-blakan saat tadi membisikkan pesanan padanya. Dan sekarang, malah memberi kode.

🌷Rumah Aletta🌷

Kedatangan Sky dan Aletta di sambut antusias oleh Vano yang ingin berangkat kuliah. Laki-laki itu mengeluarkan motor buntutnya dari ruang tamu.

"Wah Kak Sky dan Kak Aletta mau buka warung ya?" canda Vano saat sorot matanya menatap mereka yang sedang menenteng beberapa paper bag.

"Kakak kamu baru saja mengosongkan mini market yang ada di depan gang," sahut Sky yang membuat Aletta melirik kesal, dan bergegas masuk ke dalam rumah mencari keberadaan Mama Rina.

.

.

.

🌷Bersambung🌷