Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan Aku
Anna mengikuti langkah Enrique setelah lelaki itu memasuki rumah.
"Kamu dari mana saja? Kenapa pergi dari malam dan kembalinya malam lagi? Enrique.....! Aku bertanya kepadamu!" teriak Anna. Namun Enrique tetap melangkah sampai ia masuk ke dalam kamar. Ia tak mau menjadi sasaran pergunjingan para pelayan jika harus bertengkar dengan Anna di ruang tamu.
"Enrique!" Anna menahan tangan Enrique dan lelaki itu berhenti tepat di tengah-tengah kamar. Ia berbalik, menatap Anna lalu menarik tangannya kembali dari genggaman Anna.
"Jangan pernah lagi menggunakan obat sialan itu untuk bisa bercinta denganku. Karena aku tak akan pernah bisa menyentuh mu dalam keadaan dikuasai obat itu. Kamu tahu apa akibatnya bagimu? Kamu tahu apa yang bisa terjadi saat aku memaksakan diri untuk tidur bersamamu? Kamu sakit, Anna. Dan kamu tahu betapa seriusnya sakit mu itu?"
Air mata Anna mengalir. "Aku hanya ingin kamu bersamaku."
"Aku tidak bisa selalu bersamamu karena aku sedang panen di perkebunan. Coba saja seandainya kamu mau ikut dengan ku ke sana. Bukankah akan lebih baik dari pada aku harus bolak balik ke sini?"
Anna memeluk Enrique. "Aku takut kamu akan mengkhianati ku. Aku tahu kalau Elora masih ada di sini. Elora belum pergi dan kamu masih sering menemuinya."
Enrique melepaskan perlakukan Anna. "Kamu mengirim mata-mata untuk mengawasi ku? Kamu tahu kalau aku sangat membenci hal itu?"
"Lalu mengapa Elora bisa hamil?"
Enrique menarik napas panjang. "Mungkin sudah sebaiknya kamu tahu." Enrique mengajak Anna duduk dan ia menceritakan malam saat ia dan Elora mabuk.
"Elora tak mau mengatakan kehamilannya itu. Dia bahkan berencana untuk menggugurkan kandungannya. Namun aku menginginkan anak itu. Makanya kami membuat perjanjian. Elora akan tetap melahirkan, anak itu akan ku asuh dan dia akan tinggal bersama dengan kita."
"Apa?"
"Kita akan membesarkannya bersama. Elora akan kembali ke Indonesia dan melanjutkan kehidupannya."
Anna nampak diam. Ia sedang berpikir. "Bagaimana jika Elora mau mengunjungi anak itu?"
"Dia berjanji tak akan pernah kembali. Anak itu akan tercatat sebagai anakku dan anakmu."
Anna menggeleng. "Aku tidak mau. Aku ingin memiliki anakku sendiri dengan kamu."
"Kalau memang kamu tak mau menerima anakku, maka kita sebaiknya berpisah." kata Enrique lalu segera pergi ke kamar mandi.
Anna mengepalkan tangannya. Ia tahu kalau Enrique sangat menyukai anak-anak. Bagaimana mungkin Anna akan membesarkan anak dari Elora?
Namun jika tidak, Enrique akan meninggalkannya. Anna tentu tak mau berpisah dengan Enrique. Ia sudah jatuh cinta pada Enrique sejak pertama kali melihatnya.
Apa yang harus aku lakukan untuk menyingkirkan Elora dan anaknya? Batin Anna sambil menahan rasa marah di hatinya.
**********
3 hari Enrique menghabiskan waktunya di perkebunan sambil melihat produksi minuman anggur. Kali ini Anna mengikutinya karena perempuan itu tak mau kehilangan Enrique.
"Ponsel Elora tak bisa dihubungi. Coba kamu tanya sama bodyguard nya." kata Enrique pada Willy saat keduanya ada di pabrik pembuatan anggur.
Willy segera menghubungi salah satu bodyguard. "Elora sedang keluar dengan tuan Elroy. Mungkin ponselnya kehabisan daya."
"Apakah bodyguard kita tak mengikuti Elora?"
"Kamu kan tahu kalau tuan Elroy lebih suka ditemani oleh bodyguard nya sendiri."
Enrique merasa sedikit tenang. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya sampai hari menjelang malam. Anna sudah meneleponnya untuk mengingatkan dia agar pulang sebelum makan malam.
"Enrique, bodyguard kita menelepon dan mengatakan kalau Elora belum pulang."
Enrique yang sudah bersiap untuk pulang terkejut mendengarnya. "Bagaimana bisa? Ini sudah hampir malam." Enrique menelepon Elora namun ponsel gadis itu tak aktif. Ia menelepon Elroy dan ponsel lelaki itu juga tak aktif.
"Pasti ada sesuatu yang terjadi. Siapakah helikopter agar kita cepat sampai ke kota." kata Enrique. Perasaannya mulai tak enak.
"Bagaimana dengan keluarga mu?"
"Aku akan menelepon mama dan mengatakan kalau ada urusan penting sehingga kita tak bisa pulang. Cepatlah hubungi pilotnya."
Enrique menghubungi terus nomor telepon Elora. Ia bahkan mengirimkan beberapa pesan. Namun tak ada balasan.
30 menit kemudian mereka sudah tiba di kota.
"Kami meretas beberapa CCTV di jalan. Mobil tuan Elroy terlihat terakhir berada di butik khusus ibu hamil. Namun menurut pemilik butik, tuan Elroy sudah pergi dengan menggunakan mobil lain yang menjemput mereka melalui pintu belakang. Kebetulan CCTV di sana rusak." lapor salah satu bodyguard membuat Enrique menjadi semakin cemas.
"Apakah mereka sengaja melarikan diri?" tanya Willy.
Enrique menggeleng. "Tidak mungkin! Elora sudah berjanji akan ada di apartemen sampai ia melahirkan nanti." Enrique menelepon nyonya Elionora.
"Selamat malam, nyonya. Bolehkah saya berbicara dengan paman Elroy? Soalnya ponselnya tidak aktif."
"Anakku sedang pergi ke luar kota. Itu yang tadi dia katakan. Apakah sesuatu terjadi dengan cucuku?"
"Tidak nyonya. Saya memang hanya ingin berbicara dengan paman Elroy. Mungkin ponselnya kehabisan daya sampai tidak aktif. Selamat malam."
"Sepertinya Elora ikut dengan papanya. Tapi kemana?"
"Coba kita periksa di apartemen. Siapa tahu Elora meninggalkan petunjuk." ujar Willy.
Keduanya pun segera menuju ke apartemen. Enrique masuk ke kamar dan benar saja, ia menemukan secarik kertas berisi pesan yang memang dituliskan Elora padanya.
Enrique, untuk sementara, aku pergi dengan papaku. Aku bukan melarikan diri melainkan ingin menjauh sebentar darimu. Aku yakin, jika kita bertemu terus, kita akan menjadi pasangan selingkuh. Ciuman mu, pelukanmu bahkan kenikmatan yang kau berikan membuat aku candu. Aku tahu mungkin ini keinginan si baby. Karena itu aku tak mau selamanya terjebak dalam kemesraan yang bukan milik kita. Kamu adalah suami Anna. Dan aku tak mau menyakiti Anna saat bersamamu. Jika waktunya melahirkan, aku akan menghubungimu. Kamu akan tetap memiliki anakmu.
Enrique meremas kertas itu dengan hati yang panas. Ia benci karena Elora mengambil keputusannya sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan Enrique.
"Bagaimana?" tanya Willy saat Enrique keluar dari kamar.
"Dia memang pergi dengan paman Elroy. Dia sengaja menghindar." kata Enrique sambil terduduk lesuh di atas sofa.
Willy mengambil kertas di tangan Enrique dan membacanya. "Memangnya kamu bercinta dengan Elora?" tanya Willy.
Enrique menceritakan kejadian di malam Anna memberikan obat perangsang di kopi nya.
"Elora benar. Kamu itu sudah menikah. Kalau akibat obat perangsang itu, aku maklum kamu bercinta dengannya. Apakah ada selain malam itu?"
"Keesokan harinya. Saat kami mandi hujan bersama. Aku tak bisa menahan diriku saat melihat tubuhnya yang basah."
"Enrique......! Elora itu bukan tempat pelampiasan. Dan aku tahu kalau kamu adalah pria yang sangat menjaga prinsip dan norma agama. Kenapa bisa begini?"
"Aku tak tahu....aku sungguh tak tahu. Dan aku bisa gila karena tak tahu keberadaan Elora ada di mana." Enrique meremas rambutnya. "Aku benci karena Elora pergi. Aku butuh dia ada di sini untuk tahu bahwa anakku baik-baik saja."
"Seharusnya kamu tak menikah dengan Anna. Mungkin satu kota akan menghujatmu karena harus meninggalkan Anna setelah kamu memilihnya. Namun aku yakin, itu akan jauh lebih baik dibandingkan kamu sebagai status pria yang sudah menikah namun akan memiliki anak dari orang lain."
Enrique menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. "Aku merasa pusing."
"Wajar saja. Kamu itu sedang sock karena Elora meninggalkanmu. Apalagi sejak siang, kamu sama sekali belum makan. Aku belikan makanan dulu."
Enrique mengangguk. Ia membaringkan tubuhnya di atas sofa sementara Willy keluar untuk membeli makan.
*************
Di manakah Elora berada ?
Terima kasih upnya mami.
TPI msih ada waktu cuss...kejar cintamu enri jgn cumn diem aj
lanjut thor 🙏
elora enrique😍😍