Pesona Ibu Susu Baby Elnan
Sebelum membaca cerita ini, aku mau tanya dulu. Udah follow akun NT ku belum? Yuk follow biar kalau ada cerita baru bisa dapetin motif nya.
Jangan lupa follow akun Ig ku juga ya
@yoyotaa_
****
Seorang gadis tengah mondar-mandir di depan ruang UGD. Begitu jelas raut kekhawatiran di wajahnya.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu dua minggu? Apalagi aku cuma seorang pelayan kafe biasa."
Gadis itu bernama Anaya Devaloka, ia gadis malang yang harus melunasi hutang ayah tirinya karena kalah bermain judi. Lalu keberadaan ayah tirinya pun tak diketahui Naya sama sekali. Lelaki itu hilang bak ditelan bumi setelah meninggalkan kotoran yang amat menyesakkan dada Naya.
Flashback
Sore tadi, dua orang lelaki dengan postur tubuh yang kekar mendatangi rumah mereka lalu mencari keberadaan Demian, ayah tirinya.
"Dimana Demian?" tanya salah satu lelaki itu.
"Ayah tidak ada di rumah. Ada urusan apa mencarinya?"
"Demian, dia memiliki hutang sebesar 50 juta kepada bos kami. Dia berjanji akan melunasi hutang tersebut hari ini jika ia menang judi. Rupanya sampai sore tiba dia tak kunjung menghadap ke bos kami."
"Apa!? 50 juta!?"
Rupanya yang berbicara bukanlah Naya melainkan Rita, ibunya Naya. Ia begitu terkejut mendengar bahwa suaminya ternyata memiliki hutang sebanyak itu.
"Kalian jangan berbicara asal ya! Bagaimana mungkin suami saya memiliki hutang sebanyak itu. Apalagi tokonya begitu rame sampai saat ini," cecar Rita dengan kesalnya.
"Hahaha, rupanya anda sudah ditipu olehnya, dia hanya seorang karyawan biasa di toko milik bos saya. Cepat katakan! Dimana Demian!?"
Betapa terkejutnya Naya dan Rita mendengar penjelasan dari lelaki bertubuh kekar di hadapannya. Bagaimana mungkin?
"Aku sudah katakan ayah tidak ada di rumah!" jawab Naya dengan sedikit emosi ketika mengetahui kebenaran tentang ayah tirinya.
"Aku sudah bersabar ya di hadapan kalian berdua. Atau jangan-jangan kalian berdua menyembunyikan si b*jingan itu ya!? Minggir aku akan menggeledah rumah kalian!"
Dengan kekuatan otot besar dari si lelaki itu, tanpa sengaja malah membuat Rita terbentur ke dinding dan pingsan.
"Ibu... Ibu bangun Bu," ucap Naya sambil terisak dengan tangisnya.
Si lelaki tadi yang menerobos masuk ke dalam rumahnya pun keluar dan memberikan ancaman pada Naya.
"Dengarkan aku baik-baik! Bos kami memberikan waktu dua minggu jika Demian tidak bisa membayar hutang tersebut. Jika kalian tidak bisa membayarnya, terpaksa kalian akan diusir dari rumah ini."
Setelah mengatakan itu, dia lelaki kekar itu pergi dengan meninggalkan rumah Naya yang berantakan akibat ulah salah satu lelaki itu. Naya hanya bisa terisak mendengarnya. Ia kemudian segera membawa ibunya ke rumah sakit terdekat untuk segera diberikan pertolongan.
Flashback end.
Naya terus berpikir pekerjaan apa yang bisa memberikannya banyak uang dalam waktu yang cepat. Satu pekerjaan pun terlintas di kepalanya.
"Tidak... tidak... aku tidak mau menjadi wanita malam."
Naya pun pergi berkeliling di rumah sakit tersebut sambil terus memikirkan caranya.
***
Seorang wanita paruh baya sedang berada di ruangan tempat ia biasanya mengambil ASI untuk cucunya. Namun, ASI tersebut telah kosong, karena seorang ibu yang biasanya mengantarkan ASI secara sukarela tersebut ternyata sudah pindah rumah. Ia pun kebingungan karena cucunya terus menangis.
"Dokter apakah tidak ada ibu lain lagi selain dia yang biasa mengantarkan ASI kemari?" tanya wanita paruh baya itu.
"Tidak ada Nyonya Helen. Sekali lagi kami minta maaf nyonya."
Ya, ibu tersebut bernama Helen. Ia sudah hampir dua bulan sering bolak-balik ke rumah sakit untuk mengambil ASI dari rumah sakit tersebut.
"Apa cucu saya benar-benar tidak bisa diberi susu formula dokter?" tanya Helen.
"Tidak bisa nyonya, dari hasil pemeriksaan yang lalu baby Elnan alergi terhadap susu formula."
"Lalu aku harus bagaimana? Cucuku dari tadi tidak berhenti menangis?"
Di saat Helen telah dilanda kebingungan, tiba-tiba Naya datang dan bertanya kepada Helen.
"Maaf mengganggu waktunya, kenapa bayi ini dibiarkan menangis, Bu?" tanya Naya.
"Dia butuh asi, dan persediaan di rumah sakit ini telah habis," jawab Helen dengan putus asa.
"Kemanakah ibunya? Kenapa ibu sampai harus mencari asi?" tanya Naya.
Helen yang mendengar pertanyaan Naya tak mampu menjawab. Ia malah memberikan raut kesedihan di matanya. Naya yang melihat itu pun langsung terdiam. Sepertinya ia sudah salah bertanya.
"Apa saya boleh menggendong bayi ini?" tanya Naya mengalihkan pembicaraan untuk menepis keheningan diantara keduanya. Entah kenapa matanya tak bisa untuk tidak menatap mata indah milik baby Elnan. Seakan ia meminta Naya untuk menggendongnya.
"Boleh, namanya Elnan Kavindra."
Naya mengangguk dan langsung menggendong baby Elnan dari tangan perawat bayi tersebut.
"Halo, Elnan ini kak Naya. Jangan menangis ya. Kasian nenekmu kebingungan," ucap Naya sambil menggendong Elnan dan membawa Elnan ke ruangan tempat ibu menyusui.
Entah dorongan darimana tiba-tiba Naya menarik bajunya ke atas dan mengeluarkan salah satu pay*daranya untuk diberikan pada Elnan.
"Uh...." Naya mendesah pelan saat pay*daranya dihisap oleh bayi kecil ini.
Helen pun mengikuti gadis yang menggendong cucunya dan melihat gadis tersebut tengah menyusui cucunya. Alangkah terkejutnya Helen, saat cucunya langsung terdiam di gendongan gadis tersebut. Helen sampai dibuat tak percaya.
"Nak, siapa namamu?" tanya Helen.
"Saya Anaya Devaloka, Nyonya. Panggil Naya saja." Naya menjawab sambil membelakangi wanita paruh baya itu, karena ia merasa malu.
" Saya Helen, Omanya Elnan. Apa kau sudah menikah?" tanya Helen.
Naya menggeleng kemudian mengakhiri kegiatan Elnan karena bayi tersebut sudah tertidur. Ia pun merapihkan bajunya kembali dan menghadap ke arah Helen.
"Saya masih gadis nyonya."
Jawaban Naya membuat Helen lebih terkejut lagi. Lalu bagaimana bisa Naya yang masih gadis menyusui cucunya sampai terdiam?
"Kalau begitu berarti saat menyusui cucuku tadi, payudaramu tak mengeluarkan ASI?" tanya Helen lagi.
Naya menggeleng lagi.
Dokter yang masih berada disana pun memberikan sebuah ide kepada Helen.
"Jadi begini nyonya, ini hanya saran dari saya saja. Meskipun nona ini masih gadis dan belum menikah dan memiliki anak, tapi ia bisa mengeluarkan ASI dengan terapi hormon."
"Maksudnya bagaimana dokter?" tanya Helen yang tidak paham.
"Jadi nona ini bisa melakukan terapi hormon. Terapi hormon ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan hormon progesteron dan estrogen dalam darah layaknya seorang ibu hamil saat mempersiapkan masa menyusui. Ini adalah cara mengeluarkan ASI tanpa harus hamil yang paling umum dilakukan."
Mendengar penjelasan dari dokter tersebut, Helen memiliki titik terang untuk cucunya tersebut. Ia pun melirik ke arah Naya dengan mata berbinar.
"Kalau begitu saya permisi dulu nyonya. Ada beberapa pasien yang harus saya periksa."
Helen mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada dokter tersebut. Ia kemudian terus menatap Naya dengan penuh harapan.
"Naya, apa kau mau menjadi ibu susu Elnan?"
***
Jangan lupa tinggalkan komentar ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
kasihan juga Naya, 🤭
2024-11-04
0
Emy Kristyastuti
ceritanya menarik
2024-09-18
1
@☠Arina
bisa yya masih gadis tapi kasian
2024-01-01
0