Bara harus bernasib sial, dia terus diikuti oleh arwah cantik karena hanya Bara yang bisa melihat dan menyentuhnya. Tubuh Gadis itu sedang terbaring koma di rumah sakit.
Bara adalah seorang ahli waris Neo Grup, dia bisa mendapatkan warisan jika dia sudah menikah, sementara dia orangnya tertutup karena itu dia terpaksa menikahi gadis koma itu, Karin Juliana. Gadis cantik dan berasal dari keluarga kaya.
Karin akan memiliki kesempatan untuk bangun jika ada pria yang mencintainya dengan tulus.
Apakah Karin akan mengenalinya jika dia bangun atau dia akan tetap mencintai kekasihnya, Revan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dikhianati
Karin nampak kaget saat melihat Revan yang datang, "Revan!" Ingin sekali dia memeluk Revan, namun tidak bisa.
Karin membelalakan mata saat melihat ada Elsa yang berjalan di belakang Revan, "Mengapa Kak Elsa datang bersamaan dengan Revan?"
Karin berfikir positif, mungkin mereka bertemu di parkiran mobil.
Karin terus mendekati Revan, "Revan, seharusnya kamu jangan datang kesini. Bagaimana kalau papaku marah padamu!" Sayang sekali ucapannya tidak akan terdengar oleh Revan.
Pak Tian kelihatan tidak senang dengan kehadiran Revan, anak rival bisnisnya "Mau apa kamu datang kesini?"
"Aku hanya ingin melihat Karin, om." Mata Revan berkaca-kaca karena sangat mengkhawatirkan keadaan kekasihnya.
"Elsa yang memberitahu Revan, pa. Elsa minta maaf." Elsa tidak ingin Revan dimarahi oleh papa tirinya itu.
"Kak Elsa." Karin sangat terharu dengan kebaikan Elsa yang selalu mengerti perasaannya.
"Cepat usir dia dari sini, saat ini saya tidak ingin melihatnya." bentak Pak Tian.
Bu Zora memberikan kode kepada Elsa untuk membawa Revan pergi dengan mengerlingkan matanya.
Elsa pun menganggukan kepala, dia memegang lengan Revan, "Ayo van lebih baik kamu pulang, berdo'a saja semoga Karin sembuh."
Karin benar-benar terharu dengan ketulusan saudara tirinya itu, Karin mengikuti Revan dan Elsa yang sedang berjalan, mereka tidak mengucapkan sepatah katapun.
Karin yang berada di belakang mereka merasa sedih saat melihat Revan yang kelihatan sedih sekali karena orang yang dicintainya harus kecelakaan secara tragis.
"Van, Jangan sedih! Aku akan selalu di dekat kamu!"
Sementara itu Pak Tian harus menerima kabar yang menyedihkan karena harapan Karin untuk bertahan hidup itu tipis, hingga akhirnya dia koma.
"Maafkan kami, kami sudah mengusahakannya sebaik mungkin tapi harapan saudara Karin untuk kembali pulih sangat tipis." ucap Dokter.
Pak Tian menangis meratapi nasib anaknya, dia memeluk sang istri yang pura-pura menangis juga.
"Kasihan Karin, anak kita pa." ucap Bu Zora sambil terisak.
****************
Karin merasa heran karena Revan berada dalam mobil yang sama dengan Elsa. Karin mengikutinya dengan duduk di kursi bagian belakang menembus pintu itu.
Karin mencoba untuk berpikir positif mungkin saja Elsa sengaja menjemput Revan menggunakan mobilnya karena takut Revan tidak fokus menyetir.
"Kamu memang sauadara terthe best Kak, aku pasti akan bersikap lebih baik padamu jika aku bisa hidup lagi."
Elsa memberikan tisu pada Revan, "Menangis saja lah , jangan di pendam. Aku tau kamu sangat mencintai Karin dan takut kehilangannya."
Revan menggeleng, dia tidak memerlukan tisu itu. "Tidak perlu, Sa. Terimakasih kamu selalu mengerti tentang perasaan aku dan kebutuhan aku."
Elsa mengangguk dan tersenyum manis, dia memegang tangan Revan. "Iya"
Karin mengernyitkan keningnya, dia tidak mengerti dengan ucapan Revan yang bilang Elsa selalu mengerti perasaan dan kebutuhan dia, seolah dulu dirinya tidak pernah mengerti perasaan Revan. Bahkan mengapa Elsa memegang tangan Revan.
Karin mencoba untuk berpikir positif, dia tidak mau berprasangka yang buruk terhadap mereka. Dia sangat mempercayai Elsa, apalagi Revan.
Elsa menjalankan mobilnya.
Begitu sampai di apartemen milik Revan. Revan dan Elsa terdiam sejenak.
"Apa malam ini kau membutuhkanku?" tanya Elsa pada Revan.
Lagi-lagi Karin tidak mengerti dengan ucapan mereka, "Kebutuhan apa yang di maksud Kak Elsa?"
"Hmmm ntah lah, hari ini aku sangat sedih sekali memikirkan Karin!" Revan terlihat tidak bersemangat.
"Itu artinya kau membutuhkan hiburan dariku, sudah ku katakan aku akan selalu ada untukmu dan mengerti apapun mau kamu."
"Kak Elsa!" Karin tidak mempercayai ucapan Elsa tersebut, bagaimana bisa dia mengatakan itu pada kekasihnya bahkan calon suaminya.
Revan memaksakan diri untuk tersenyum, "Ya sudah, ayo masuk ke apartemenku!"
"Mereka mau apa? Ada hubungan apa di antara mereka?" Karin tampak kebingungan dan rasanya sangat menyesakan di dada.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...