NovelToon NovelToon
Pesona Sang Duda

Pesona Sang Duda

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Fantasi / Tamat
Popularitas:30.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Warning.!! Area khusus dewasa.!
Bukan tempat untuk mencari nilai kehidupan positif. Novel ini di buat hanya untuk hiburan semata.
Tidak suka = SKIP


Pesona Al Vano Mahesa mampu membuat banyak wanita tergila - gila padanya. Duda beranak 1 yang baru berusia 30 tahun itu selalu menjadi pusat perhatian di perusahaan miliknya. Banyak karyawan yang berlomba lomba untuk mendapatkan hati anak Vano, dengan tujuan menarik perhatian Vano agar bisa di jadikan ibu sambung untuk anak semata wayangnya.
Sayangnya rasa cinta Vano yang begitu besar pada mendiang istrinya, membuat Vano menutup hati dan tidak lagi tertarik untuk mencintai wanita lain.
anak.?
Namun,,,, kejadian malam itu yang membuatnya tidur dengan sorang wanita, tanpa sengaja mampu membuat anak semata wayangnya begitu menyukai wanita itu, bahkan meminta Vano untuk menjadikan wanita itu sebagai ibunya.
Lalu apa yang akan Vano lakukan.?
Bertahan pada perasaannya, atau mengabulkan permintaan sang anak.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Sore itu Celina mengajak Dion pergi ke pantai untuk melihat sunset. Setelah seharian berdiam diri di dalam resort dan hanya berenang saja disana, Celina memutuskan pergi ke pantai untuk untuk menghirup udara yang sudah pasti menyejukkan karna deburan ombak.

"Sudah siap.?" Dion berdiri di depan pintu kamar Celina. Remaja cantik itu keluar dengan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai. Dress tanpa lengan yang di padukan dengan cardigan rajut, membuat penampilan Celina layaknya anak muda seusianya. Senyum manis Celina sempat membuat Dion terpaku. Mungkin itu akan membuatnya gila jika terus menatapnya. Dion mengalihkan pandangan.

"Ayo,,," Celina merangkul lengan Dion dan mengajaknya turun. Dion terus menatap lengannya yang di dekap oleh Celina. Ada yang aneh, suhu tubuh Celina terasa tidak normal.

"Kamu demam.?" Dion menghentikan langkah, memaksa Celina juga harus ikut berhenti.

"Demam.?" Celina mengulangi perkataan Dion, sesaat setelahnya dia langsung menggelengkan kepalanya karna tidak merasa demam.

"Aku baik - baik saja,," Ujar Celina meyakinkan.

"Tangan kamu panas,," Dion memastikan dengan menyentuh tangan Celina. Jelas - jelas suhu tubuh Celina lebih panas darinya.

"Bukan aku yang panas, tapi tangan Kak Dion yang dingin,," Celina masih menyangkal kalau dirinya baik - baik saja meski pada kenyataannya suhu tubuhnya memang tinggi.

"Jangan di paksakan keluar kalau kamu sakit. Aku akan panggil dokter, lagipula masih ada waktu untuk ke pantai besok." Dion memilih untuk membatalkan pergi ke pantai demi kesehatan Celina yang terlihat semakin memburuk. Jelas - jelas tubuhnya panas, wajahnya juga pucat, tapi Celina bersikeras menyangkalnya.

"Ya ampun, kak Dion terlalu berlebihan. Aku baik - baik aja, cuma kurang refresing karna kelamaan di kurung di resort. Niat hati mau liburan, malah diem seharian disini." Celina malah mengeluarkan unek - unek.

"Ayo buruan kak, bosen disini terus,," Lagi - lagi Celina menarik tangan Dion dan mendekapnya sembari mengajaknya berjalan.

Dion terlihat pasrah menuruti keinginan Celina. Kalau tidak dituruti, mungkin telinganya akan panas karna mendengar ocehan Celina yang tidak berujung.

Udara di pantai terasa semakin dingin saat alam mulai gelap. Suana di tepi pantai semakin redup seiring dengan matahari yang mulai terbenam.

Celina menatap hamparan laut sejauh mata memandang. Suara deburan ombak menjadi alunan yang menenangkan disaat hati dan pikirannya sedang gundah.

Celina memikirkan hubungannya dengan Dion yang masih jalan di tempat. Belum ada keputusan yang berani dia ambil sampai saat ini hanya karna mempertimbangkan perasaannya terhadap Vano.

Namun jika menyia - nyiakan pria setulus Dion hanya akan membuatnya menyesal untuk kesekian kalinya.

Saat ini mungkin belum ada cinta yang dimiliki Celina untuk Dion, tapi tidak menutup kemungkinan cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya. Mengingat Celina termasuk wanita yang mudah jatuh cinta.

"Kak Dion yakin akan menikah denganku.?" Tanya Celina ragu. Dion yang duduk disebelahnya langsung bereaksi. Mata tajamnya menatap lekat wajah cantik Celina yang sebagian tertutup rambut karna tertiup angin.

"Kamu menanyakan hal yang sudah pasti." Jawab Dion.

"Aku tidak akan menerima perjodohan itu sejak awal kalau tidak yakin." Jelasnya serius.

"Sepertinya pertanyaan itu lebih tepat di tujukan untuk kamu." Sudut bibir Dion terangkat. Dia mengulas senyum. Disini sudah jelas terlihat siapa yang tidak yakin. Dion bisa menebak kalau Celina memiliki cinta untuk pria lain, hingga membuatnya sulit untuk menerima perjodohan itu dalam waktu dekat. Bahkan terkesan mengulur waktu dengan alasan ingin saling mengenal lebih jauh.

"Aku mungkin bisa menepis keraguan dengan kebaikan kak Dion padaku, tapi aku tidak yakin kak Dion akan menerima masalaluku,," Celina menunduk lesu. Dia takut akan membuat Dion kecewa dengan masa lalunya yang buruk. Meski sudah berulang kali Dion meyakinkan dirinya bahwa tidak akan menilai dan memandang seseorang dari masa lalunya, tetap saja Celina memiliki kekhawatiran yang berlebih akan hal itu.

"Semua orang punya masa lalu, begitu juga denganku."

"Aku tidak akan mempermasalahkan masa lalu mu meski aku tau semuanya."

"Berhenti menganggap dirimu buruk, karna yang kamu anggap baik juga memiliki masa lalu."

Suara berat Dion yang lembut, mampu menangkan hati. Celina seketika bungkam, manik matanya tak bisa lepas dari wajah tampan Dion.

Penyesalan memang selalu datang terlambat. Celina menyesali kebodohannya yang sudah menyerahkan kesuciannya pada kekasihnya dulu. Sampai pada akhirnya dia dibuat kecewa olehnya dan kedua orang tuanya yang selalu sibuk, hingga Celina memilih untuk semakin menjerumuskan dirinya dalam lembah hitam.

"Beri aku waktu 1 bulan lagi. Aku bersedia menikah setelah itu,," Tutur Celina lirih. Dia menundukan pandangan karna salah tingkah akibat tatapan Dion.

Tentu saja Dion tertegun mendengarnya. Setelah sekian lama menunggu kata - kata itu keluar dari mulut Celina, akhirnya dia bisa mendengarnya setelah 1 bulan melakukan proses pendekatan.

"Terima kasih,," Dion tersenyum teduh, matanya terlihat bercahaya akibat terkena pantulan sinar matahari yang semakin menghilang.

Bisa di bayangkan bagaimana perasaan Dion saat ini. Wajahnya seketika berbinar karna Celina mau menikah dengannya dalam waktu dekat.

Celina terkekeh kecil. Momen yang seharusnya romantis malah terkesan lucu dan kaku karna bahasa Dion yang formal.

"Kenapa tertawa.?" Dion menatap heran. Dahinya bahkan berkerut. Entah apa yang membuat Celina terkekeh geli menatapnya.

"Tempat udah keren, suasananya juga mendukung. Harusnya jadi momen romantis, paling nggak tuh pelukan atau ciuman kaya di film - film. Ini malah,,," Celina kembali terkekeh.

"Kak Dion itu mukanya udah serius, ditambah bicara pake bahasa formal, jadi nggak dapet fellnya." Tawa di bibir Celina masih mengembang. Dion terlalu fokus bekerja dengan orang tua Celina sampai tertular kakunya.

"Kau ini.!" Dion mengusap wajah Celina.

"Jangan biasakan berbuat mesum di tempat umum."

"Tapi mereka,,," Celina menunjuk beberapa sepasang kekasih yang sedang berciuman di tepi pantai tanpa memperdulikan orang - orang disekitarnya.

"Ayo makan.!" Dion bergegas berdiri dari duduknya. Setelah itu menarik tangan Celina agar ikut beranjak dari sana. Pemandangan di hadapannya mulai tidak sehat, hanya membuat otaknya berkelana kemana - mana.

Celina berdiri tanpa penolakan. Dia bisa melihat raut wajah Dion yang menahan malu sekaligus,,,

entahlah, hanya Celina saja yang tau.

...*****...

3 hari sejak pulang dari Bali. Celina baru merasakan tubuhnya yang mulai lemas dan malas untuk bergerak. Meski berusaha untuk cuek dan tidak peduli dengan keadaannya, tetap saja apa yang dia rasakan tak kunjung hilang.

Sudah pukul 9 pagi, Celina bahkan masih memilih bergulung di dalam selimut. Jadwal kuliahnya 30 menit lagi. Sudah di pastikan dia akan terlambat kalau sampai saat ini belum juga beranjak dari tempat tidur.

"Ya ampun,,, apanya yang salah.?" Celina bertanya pada diri sendiri. Dia merasa ada yang salah dengan tubuhnya tapi entah karna apa.

"Apa aku sudah gila karna masih memikirkannya.?" Gumamnya lagi. Kali ini Celina mengusap kasar wajahnya berulang kali, berharap bayangan Vano hilang dari ingatan. Tapi sayangnya, semakin berusaha untuk melupakan, semakin besar pula rasa rindunya pada Vano hingga membuatnya ingin bertemu.

"Jangan gila Celina.! Lupakan duda sombong itu, kak Dion jauh lebih baik darinya." Celina berusaha mematahkan pikirannya terhadap Vano. Dia sudah mulai membuka diri untuk Dion karna berjanji akan menikah dengannya 1 bulan lagi.

Minggu ini mereka bahkan akan memberikan kabar bahagia itu pada kedua orang tua Celina.

Celina bergegas turun dari ranjang. Dia tidak mau menghambat kuliahnya hanya karna memikirkan Vano yang belum tentu memikirkannya.

"Tunggu,," Celina mundur beberapa langkah dan berhenti di depan nakas yang baru saja dia lewati. Sebuah kalender membuatnya ingat pada sesuatu.

"Aku belum menandai kalender bulan lalu, bahkan belum sempat membaliknya," Gumamnya sambil mengambil kalender yang masih menunjukan bulan lalu padahal saat ini sudah berganti bulan. Biasanya setiap bulan dia akan memberikan tanda pada saat dia kedatangan tamu bulanan. Sebagai mantan sugar baby, tentu saja Celina selalu rajin memberikan tanda di setiap tanggal pertama dan terakhir haid.

Celina menatap kalender itu dengan lekat. Matanya membuat sempurna saat pikiran buruk terlintas dalam benaknya.

"Ya Tuhan,,,!" Pekik Celina kaget. Kalender yang ada ditangannya jatuh begitu saja ke lantai. Badannya terasa semakin lemas, bahkan kakinya tidak mampu lagi menopang tubuhnya. Celina bersimpuh di lantai dengan air mata yang mulai membasahi pipi.

1
Gintania nia
menarik sampai bab terakhir
Dee
Dion sama Intan saja
say't
nct tp cewekx trliat tua y
say't
intan ni malu2 tp mau..sok alim tp hati melebihi sifat satan
Jenike Amaliyah
sae ron /Cry/
Jenike Amaliyah
Buruk
strawberry 🍓
si vano nih sinting yaaa
menginginkan yang lebih baik tapi sendirinya buruk . ngaca wooy 🙄
lagian celina kan kelakuannya doang yg buruk . hatinya mah melooooow 😂
Wina
Aku baca 2025 pemeran ceweknya sdh meninggal
Fitriyanti Siregar
Luar biasa
Maya Cintaku
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anugrah Senjakala
Luar biasa
irma rofiah
padahal gra" celine sendiri yg milih jadi ani", Marvin dah bener itu tobat
Kiki Nurjanah
Luar biasa
irma rofiah
apanya yang terlalu panas? masih polos nggak paham 😁
Akmal Ariza Lubis
Kecewa
Akmal Ariza Lubis
Buruk
crmell
bagusss bangetttt 😍😍
Fida
Luar biasa
zeus
Dion VS intan(bersih)
Vano VS celine(rusak)
Debby
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!