Kecelakaan tragis yang menimpa Dave di hari pernikahannya membuat XyRa merasakan patah hati hebat. Janji setia sehidup semati pun berganti dengan ucapan duka cita dan belasungkawa.
XyRa yang separuh jiwanya seakan ikut pergi bersama Sang calon suami sampai tak sadar jika sudah di nikahi oleh sepupu pria yang di cintainya tersebut.
Semua karna orang tua XyRa tak sanggup melihat kesedihan di wajah putrinya, terlebih acara pernikahan sudah siap di laksanakan..
"Saya Terima nikah dan kawinnya XyRa Rahardian Wijaya dengan mas kawin tersebut di bayar, Tunai"
Sebuah kalimat Ijab Qabul lantang di suarakan oleh Axel, duda beranak satu yang di tinggal selingkuh istrinya 4 tahun lalu.
Bisakan XyRa menerima pernikahannya dengan Sang suami pengganti?
Lalu, bagaimana ia harus menerima statusnya yang tak hanya menjadi istri melainkan langsung menjadi ibu sambung dari seorang anak kecil yang haus kasih sayang?
Ikuti terus kisahnya, sediakan kanebo buat air mata ya, 😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 06
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Kalimat demi kalimat yang di dengar oleh Axel seolah terpatri dalam benak pria itu yang masih belum beranjak dari posisinya.
Ia masih bersama XyRa didalam satu kamar yang harusnya menjadi kamar pengantin wanita itu bersama sepupunya. Takdir memang rahasia Tuhan tapi Axel, XyRa maupun Dave tak pernah menyangka jika mereka akan seperti ini, melewati satu hari yang membuat dunia mereka kini bagaikan di jungkir balik kan secara mendadak.
"Aku mau ke makam, Dave. Kamu mau ikut?" tawar Axel, dan benar saja dugaan pria itu jika XyRa akan langsung menoleh saat nama Almarhum di sebut olehnya.
Sampai detik ini XyRa memang belum datang ke tempat peristirahatan Dave karna ia masih meyakinkan hatinya jika cinta pertamanya itu masih hidup dan akan kembali padanya dalam waktu cepat atau lambat. Tapi, semakin ia berusaha baik-baik saja nyatanya rasa itu selalu di patahkan dengan kenyataan jika sudah satu minggu ini Dave tak pernah lagi mengiriminya pesan saat ia bangun pagi. Jika dulu XyRa selalu mengawali harinya dengan senyum karna kata cinta yang di tulis Dave, kini semua justru jauh berbanding terbalik dengan hanya ada lelehan air mata yang terus membasahi wajah Sang Nona muda.
"Untuk apa kamu ke sana? untuk mengatakan padanya jika kini aku adalah istrimu bukan istrinya, iya?"
"Tidak, aku hanya ingin kirim doa karna hanya itu yang di butuhkan oleh Dave. Ia tak mau di tangisi dan juga tak mau mendengar ucapan maaf dan sesal karna hanya rasa ikhlas dari yang ia tinggalkan sekarang yang mampu membuatnya tenang di keabadian," jawab Axel dengan sedikit menyindir wanita di depannya kini.
Bagai tertampar XyRa pun memalingkan wajahnya, ia tahu betul jika memang hanya itu yang di butuhkan sosok yang kini sudah lebih dulu menghadap Tuhan, tapi sumpah demi apapun ini masih sulit untuknya yang harus menerima kenyataan jika pria itu pergi dihari bahagia mereka.
Perpisahan yang menyakitkan adalah saat hati harus ikhlas membiarkannya pergi dan menetap di dunia baru yang yang pastinya tak bisa mempertemukan mereka lagi kecuali di dalam mimpi.
"Mau ikut tidak? jika mau, aku tunggu di bawah dan kuharap kamu datang dalam waktu 15 menit," ujar Axel yang kembali menawarkan ajakan yang belum juga mendapat jawaban.
"Hem." hanya deheman pelan yang di berikan oleh XyRa sebagai jawaban dan itu tentu masih abu-abu bagi Axel tapi ia akan tetap menunggu wanita itu dalam waktu 15 menit.
.
.
.
Axel yang duduk sendiri akhirnya menoleh saat ia merasa di sampingnya ada seseorang yang berdiri, siapa lagi jika bukan XyRa dengan balutan baju panjang berwarna hitam yang seolah menandakan duka yang dalam.
Tak ada ekspresi yang berarti yang di berikan oleh XyRa yang akhirnya membuat pria itu bangun dari duduk. Ia berjalan lebih dulu menuju mobil mewahnya di garasi Kediaman Rahardian.
Axel langsung membuka pintu bagian kiri agar Sang istri cepat masuk lebih dulu kedalam kendaraan yang akan mengantar mereka ke tempat peristirahatan terakahir Dave.
Dirasa XyRa sudah nyaman dengan posisinya di dalam mobil, Axel pun melakukan hal yang sama dan kereta besi itupun kini sudah siap membelah jalan ibu kota yang cukup lumayan ramai lancar di waktu sekarang.
Tak ada obrolan sama sekali yang terjadi di antara XyRa dan Axel, jika biasanya pasangan pengantin baru akan bersikap manja dan menggemaskan tapi tidak dengan yang di lakukan oleh mereka berdua yang diam membisu seolah tenggelam pada pikiran masing-masing.
Hingga 45 menit berlalu, Axel pun mematikan masin kendaraan mobilnya di area parkir TPU.
"Ayo, turun."
XyRa yang sebenernya belum siap masih menunduk memainkan kuku tangannya dengan sesekali menghapus air mata.
Dan Axel yang tahu itu tak bisa berbuat banyak kecuali menunggu XyRa sedikit jauh lebih tenang barulah mereka turun dari mobil.
"Ayo, " ajak XyRa kemudian setelah beberapa menit ia mencoba menguasai hatinya sendiri.
Keduanya turun dari mobil dan bergegas kearah Makam yang tak sanggup di lihat oleh XyRa sampai badannya tiba-tiba lemas dab hampiri jatuh jika saja Axel tak menahannya dan ini adalah sentuhan pertama yang terjadi di antara mereka berdua setelah sah sejak bebrapa waktu menjadi pasangan halal.
Dengan langkah kaki gontay seakan tak menapak XyR berjalan lebih dulu, sedangkan Axel ada di belakangnya.Pria itu belum berani jika harus berdiri sejajar dengan XyRa.
Hingga saat sampai, tangis wanita cantik tersebut akhirnya pecah juga tak bisa di tahan karna rasa sakitnya sungguh sangat luar biasa jika berhadapan langsung dengan makam Dave seperti ini karna sejak kemarin ini adalah hal yang paling ia hindari.
"Assalamu'alaikum, Sayang," sapa XyRa di sela isakan tangisnya.
Axel membiarkan wanitanya itu mencurahkan kerinduannya dalam rangkaian kata, ia hanya mengusap punggunh XyRa tanpa menimpali ucapan istrinya sama sekali.
"Ayo, pulang, Dave. Aku tak bisa tanpamu," ucap lirih XyRa dan Axel tak bisa tersinggung dengan apa yang di dengarnya tersebut.
XyRa yang wajahnya banjir dengan air mata menoleh kearah Axel, dan tangan pria itu pun langsung menghapusnya dengan ibu jari sambil tersenyum, bukan hanya XyRa yang kehilangan nyatanya ia pun merasakan hal yang sama mengingat keduanya baru saja bertemu setelah 4 tahun berpisah jarak kota yang terbentang, ditambah ia jugalah yang jadi penyebab semua kejadian ini menimpa XyRa dihari bahagianya beberapa hari lalu.
.
.
.
Sekarang aku tahu jika hal paling menyakitkan itu adalah menunggu yang entah sampai kapan...
Kesalahan besar kalo kamu niatnya bawa dia tinggal di rumah mu,Awas ya..
Mulai deh kompliknya,Baru juga Xyra ingin bahagia .huufff...🙇🙇🙇