NovelToon NovelToon
Menantu Ibu

Menantu Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir
Popularitas:396k
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Kontrak kerja Tya di pabrik garmen akan segera berakhir. Di tengah kalut karna pemasukan tak boleh surut, ia mendapat penawaran jalur pintas dari temannya sesama pegawai. Di hari yang sama pula, Tya bertemu seorang wanita paruh baya yang tampak depresi, seperti akan bunuh diri. Ia lakukan pendekatan hingga berhasil diajak bicara dan saling berkenalan. Siapa sangka itu menjadi awal pilihan perubahan nasib. Di hari yang sama mendapat dua tawaran di luar kewarasan yang menguji iman.
"Tya, maukah kau jadi mantu Ibu?" tanya Ibu Suri membuyarkan lamunan Tya.
"HAH?!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Bahasan Video

Tya sontak menarik wajahnya dengan cara mundur selangkah. Perlakuan Diaz berefek tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Mendadak berdetak tak beraturan ditambah tenggorokan menjadi kering. Sampai susah payah menelan ludah. Dan juga darahnya berdesir. "Iy...iya aku maafin. Kita bisa turun sekarang kan, Mas?"

"Bentar. Lupa jam tangan." Diaz berlalu melewati bahu Tya.

Tya menghela napas, tangan meraba dada sebelah kiri. Geleng-geleng kepala dengan kuat. "Nggak, Tya. No baper-baper. Dilarang main hati. My R akan datang nanti," gumamnya sangat pelan untuk meneguhkan lagi hati yang hampir terbuai oleh tatapan mendalam Diaz. Kedua pipi yang terasa hangat ditepuk-tepuk pelan.

"Ayo!" Ajak Diaz sambil menyambar tas kerja di sofa.

"Mas Diaz jadi ngadu ke Ayah soal video itu?" tanya Tya sebelum melangkah.

"Iya. Si Leon harus dapat hukuman dari Ayah."

"Tapi, Mas. Jangan bilang aku sengaja rekam ya. Bilang aja awalnya aku lagi bikin video buat story, tiba-tiba Leon keluar dari toilet dan seterusnya...seterusnya."

"Tenang aja. Aku tahu cara membela istri."

"Ralat, Mas Bos. Istri-istrian." Tya terkikik.

Diaz refleks mengangkat tangan kanan dengan gaya cakar sambil menggeram. Rasa gemasnya tidak bisa dilampiaskan karena Tya lebih dulu berkelit dan mendahului membuka pintu kamar dengan tawa berderai.

Gini amat punya istri berisik tukang komat kamit. Hariku biasa hening, tenang, jadi hilang. Untung istri-istrian.

Diaz menatap langkah enerjik Tya yang lebih dulu menuruni tangga. Ia biarkan saja. Ternyata si 'istri-istrian' akhirnya menunggu di bawah tangga. Jadilah berjalan bersama menuju ruang makan.

Tak ada yang luar biasa saat acara sarapan berlangsung berlima. Mengambilkan makanan untuk Diaz bukanlah kegiatan yang kaku. Di rumah, Tya biasa menyaksikan Susan melayani Bisma. Mudah untuk ditiru. Setelah jeda hampir setengah jam sejak selesai makan yang diisi dengan percakapan ringan, waktunya mengantar sang suami pergi bekerja.

"Diaz, kapan mau ajak Tya ke Bandung? Tante tunggu lho," ujar Tante Hani yang melakukan perpisahan di teras. Ia dan Ikram akan diantar pulang oleh Husain.

Diaz tersenyum. "Nanti dikabarin ya, Tan. Belum bisa janji kapan. Bisa-bisa dadakan tanpa rencana."

"Harap maklum. Jadwal Diaz masih padat, Kak. Sabtu besok aja udah harus terbang ke Kalimantan sama ayahnya. Ada tugas sidak tambang. Honeymoon aja belum nih pengantin baru. Untung menantuku pengertian." Ibu Suri merangkul bahu Tya yang berdiri di dekatnya.

Duh anak dan ibu pada luwes gini aktingnya. Nggak mau kalah ah.

"Komunikasi dan saling pengertian menjadi komitmen sebelum kami nikah. Iya kan, Mas?" Tya menatap Diaz dengan lembut.

"Iya, ayang." Diaz memeluk pinggang Tya dari belakang. Menyandarkan dagu di bahu sang istri yang terasa punggungnya menegang.

"Hah. Masih nggak nyangka gua. Makhluk berwajah dingin bisa berubah bucin gini. Nggak kesurupan kan, Diaz?" Ikram menggeleng dengan tatapan tak percaya.

"Hus, kau ini." Hani menoyor bahu Ikram sambil melotot. "Makanya kau segera punya pasangan. Bisa-bisa bucinnya lebih parah dari Diaz."

Suri menjadi penonton yang menanggapi dengan tawa.

"Betul itu. Jomlo karatan memang nggak akan paham." Diaz meledek sekaligus mencibir.

Tangan kiri Tya sedang menenteng tas kerja. Tangan kanan yang nganggur diulurkan ke belakang untuk mencubit paha Diaz yang belum juga melepaskan pelukan.

Membuat Diaz terkejut dan menahan ekspresi meringis karena cubitan yang cukup pedas. Salahnya sendiri malah betah memeluk Tya.

Suri menghampiri Husain yang sudah menunggu di samping mobil. Sejak semalam sudah ditugaskan bahwa akan mengantar Hani dan Ikram ke Bandung. "Husain, hati-hati bawa mobilnya ya."

Husain mengangguk. "Siap, Bu. Oh ya...kapan ibu ada waktu senggang? Saya ingin bicara penting dan serius."

Suri menilik wajah sopir pribadi sekaligus asisten setianya yang selama ini selalu siap mendapatkan tugas khusus yang berurusan dengan investigasi.

"Ingin bicara di rumah atau di luar?"

"Sebaiknya di luar." Sahut Husain tanpa ragu. Jarak yang cukup jauh dengan kumpulan orang di teras, membuat percakapannya tidak akan didengar orang lain.

"Oke. Tunggu kabar dari aku ya."

"Kalau bisa hari ini lebih baik."

Suri menatap dengan kening mengernyit. Pembawaan tenang Husain sudah cukup menyiratkan adanya hal penting. "Aku usahakan. Take care, Husain." Usai kalimat penutup itu, ia kembali bergabung di teras.

"Akak, Husain udah siap. Diaz, kita waktunya berangkat."

Hampir bersamaan Hani dan Diaz mengangguk.

"Aku berangkat dulu, yang." Diaz mengulurkan tangan. Yang kemudian disambut Tya dengan mencium punggung tangannya. Sebagai balasan, ia memeluk dan mencium kening istrinya itu.

"Jangan telat makan ya, Mas." Tya menatap mesra sambil mengulurkan tas kerja.

Sungguh akting yang apik dan epik. Padahal di hatinya menahan dongkol karena Diaz mencium keningnya lebih dari satu detik.

"Suka lupa kalau nggak diingetin. Nanti siang ayang chat ya." Diaz mengusap puncak kepala Tya. Bahasa tubuh yang mencerminkan hubungan yang mesra.

Dih so manja. Sebel.

"Oke, sayang." Tya tersenyum manis dengan kedua tangan terulur merapikan kerah kemeja Diaz.

Ada yang tersenyum bangga melihat interaksi Diaz dan Tya. Siapa lagi kalau bukan dalang para wayang.

"Tya, Ibu ke kantor nggak akan lama. Rencana kita facial treatment tetap jadi. Tunggu sepulangnya Ibu ya."

Tya mengangguk. Ajakan ke klinik kecantikan itu dibicarakan tadi saat duduk bersama Tante Hani di ruang tengah. "Siap, Ibu. Ibu jangan merasa diburu-buru. Aku akan tunggu se senggangnya Ibu."

Semua orang sudah masuk ke dalam mobil masing-masing. Diaz menyetir sendiri membawa penumpang ibunya.

"Tya, ditunggu quote barunya ya," teriak Ikram dari dalam mobil.

"Insya Allah, Mas. Semedi dulu aku." Tya balas berteriak diiringi tawa cengengesan. Berbeda dengan Ikram yang tertawa lepas tanpa beban sambil mengacungkan ibu jari.

"Diaz, ayo!" Tegur Ibu Suri karna melihat sang putra menatap terus ke arah kaca spion kanan. Mesin mobil belum dinyalakan.

Diaz menutup kacanya setelah Ikram juga menaikkan kaca jendela sampai tertutup sempurna. Mobil yang dikemudikan Husain lebih dulu melaju meninggalkan pekarangan.

***

Hilman terkejut sekaligus senang melihat kedatangan Suri ke kantor. Bertemu di lobi, lalu ia genggam tangan istri pertamanya. Bersama Diaz, bertiga memasuki lift khusus petinggi. Asistennya mengalah menunggu lift naik berikutnya.

"Ayah nggak ada meeting pagi ini?" tanya Suri saat memasuki ruang kerja sang suami. Kehadirannya di kantor selalu disegani dan dihormati para karyawan. Meski semua orang tahu jika seorang Hilman Kavian memiliki dua istri.

"Tidak ada. Aku punya waktu dua jam untukmu. Ada apa Ibu kemari?" Hilman sudah bisa membaca gestur jika sang istri pertama yang duduk anggun satu sofa dengannya, ada urusan pribadi.

"Diaz, to the point aja!"

Diaz mengangguk. Satu kalimat singkat ibunya adalah titah yang tak boleh ditunda. Mulai membuka layar ponsel yang sudah digenggam. "Aku udah kirim video ke Ayah. Ayah cek aja."

1
Eulis🌹🌹Mυɳҽҽყ☪️
semangat tya jadi istri jadi²'y semoga jd istri beneran...love bu suri
Quinza Azalea
lanjut
"ariani's eomoni"
duuh......nunggu episode selanjutnya



gpp aku tungguin
"ariani's eomoni"
🤣🤣🤣🤣
"ariani's eomoni"
eaa....menang banyak ni Diaz
"ariani's eomoni"
🤭🤭
"ariani's eomoni"
awas lo Tya.......witing tresno jalaran seko kulino
CEO MARAWAR
terimakasih up nya thor
bundanya Fa
sdh kepo akut dengan reaksi sang raja malah digantung.
bundanya Fa
sudah waspada n kepo akan interaksi ikram dengan tya. bibit kecemburuan sdh tercium.
bundanya Fa
ibubsuri sudah mencium bau2 kebucinan anaknya ini sih. dan tambah yakin klo pilihan unt anaknya memang tepat.
bundanya Fa
menang banyak hari ini si mas kudis. sdh peluk2 lanjut cium2 juga. memang modus tingkar kecamatan.
bundanya Fa
pandai memanfaatkan momen aja nih. mumpung gak ada denda karena di depan ibu suri.
bundanya Fa
yg bener hidup mas kudis jd lebih seru. lebih berwarna.
Memyr 67
𝖽𝗂𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺
Ainal Fitri
pemain pemain yg sungguh luwes, susah membedakan mn akting dan mn yg dr ht.. tp klo d liat liat lg mas Diaz makin nyaman aj tiap x bersentuhan dengan Tya 🤭 dr mnyentuh pipi hingga memeluk pinggangnya dan juga mnyandarkan dagu d bahu nya rasa nyaman itu membuat Diaz betah aj 😉 sampe sampe lupa diri 🤣
heeeemmmm jd penasaran bgaimn tanggapan ayah Hilman bgtu tau anak sulung ny yg manja itu telah berperilaku buruk terhadap mantu kesayangan nya itu.
Ainal Fitri: eh bukan nya jln terus malah masih aj liat interaksi ikram dan Tya yg nampak akrab.
cemburu bilang bos 😅😆
total 2 replies
✨rossy
Tyaaaa hari ini tidak ada quotes yaaa... bener kudu semedi dulu dirimu
Deswita
terimakasih up nya Thor
Mmh dew
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Mmh dew
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!