Dikhianati menjadikannya penuh ambisi untuk balas dendam.
Semua bermula ketika Adrian berniat memberi kejutan untuk kekasihnya dengan lamaran dadakan. Tak disangka, kejutan yang ia persiapkan dengan baik justru berbalik mengejutkannya.
Haylea, kekasih yang sangat dicintainya itu kedapatan bermesraan dengan pria lain di apartemen pemberian Adrian.
Dendam membuat Adrian gelap mata. Ia menjerat Naomi, gadis belia polos yang merupakan bekas pelayan kekasihnya.
Tadinya, Adrian menjerat Naomi hanya untuk balas dendam. Tak disangka ia malah terjerat oleh permainannya sendiri. Karena perlahan-lahan kehadiran Naomi mampu mengikis luka menganga dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Temukan Dia Walaupun Harus Ke Ujung Dunia!
Adrian turun dari mobil setelah Bruno membuka pintu. Pria itu berjalan dengan gagah, tampak sangat berkuasa.
Seorang pria yang berdiri di dekat lobi membungkukkan kepala saat berpapasan dengan Adrian.
"Selamat malam, Tuan," sapanya ramah dengan senyum.
Adrian hanya menyahut dengan deheman pelan. Nyaris tanpa senyum. Ia berjalan santai menuju lift. Sementara Bruno mengikuti di belakang punggungnya.
Saat tiba di depan lift, Bruno cepat-cepat menekan tombol pada panel. Menunggu beberapa saat hingga pintu elevator itu terbuka. Hingga keduanya menghilang di balik pintu.
"Tuan, Nona Haylea sudah lebih dari tiga puluh kali menghubungi saya hari ini." Bruno memulai pembicaraan. Melirik pria di sebelahnya untuk melihat reaksinya.
"Apa urusannya denganku?" jawab Adrian acuh tak acuh masih dengan garis wajah datar.
"Maksud saya ... saya harus bagaimana, Tuan? Nona Haylea terus menanyakan Anda."
"Terserah!" Sebuah jawaban singkat yang membuat Bruno mendesahkan napas panjang.
Adrian beranjak keluar ketika pintu lift terbuka. Menuju satu-satunya ruangan yang terdapat pada lantai teratas gedung apartemen mewah itu.
Suasana sunyi pun menyambut Adrian saat memasuki hunian mewahnya. Ia melirik kesana-kemari demi menemukan sosok yang dicarinya. Namun, ruangan luas nan indah itu terlihat kosong bagai tak berpenghuni.
Ah, mungkin Naomi ada di kamar. Begitu pikir Adrian.
Namun, saat memasuki kamar, lagi-lagi kosong. Tak ada siapapun di sana.
"Di mana dia?" Adrian bermonolog, lalu berjalan keluar kamar.
Di mini bar yang terdapat di dekat ruang tamu, Bruno sedang duduk manis sambil membuat minuman.
"Saya sedang membuatkan Anda minuman, Tuan," ucapnya.
"Apa kamu melihat Naomi?" Bukannya menyahut, Adrian malah menanyakan hal lain.
Kerutan tipis terlihat di antara kedua alis Bruno. Bukankah Adrian baru saja masuk ke kamar Naomi? Lalu mengapa ia tiba-tiba keluar dan menanyakan keberadaannya.
"Saya tidak melihatnya, Tuan. Saya pikir Nona Naomi ada di kamar."
Adrian tersentak.
Apa mungkin Naomi pergi? tebaknya dalam hati.
Tanpa banyak bicara, pria itu segera beranjak menuju sebuah ruangan untuk memeriksa rekaman CCTV.
Adrian tertegun kala mendapati detik-detik Naomi menulis sesuatu pada kertas putih dan meletakkan di atas meja nakas di kamar. Pria itu pun bangkit dan berjalan cepat menuju kamar.
Benar saja, ada sepucuk surat yang ditinggalkan Naomi. Tangan Adrian terkepal geram. Lagi-lagi ia merasa dikhianati.
"Apa dia lebih suka hidup terlunta-lunta di jalan dari pada bernaung di bawah perlindunganku?"
"Ada apa, Tuan? Apa Nona Naomi tidak ada?" tanya Bruno yang tiba-tiba ada di belakang Adrian.
"Dia kabur!"
Sontak sepasang mata Bruno melotot tak percaya mendengar ucapan tuannya. Mana mungkin ada wanita yang melarikan diri dari Adrian Marx?
"Wah, padahal semua wanita berharap bisa berada di sisi Anda. Tapi Nona Naomi malah kabur," ucap Bruno frontal.
Adrian lantas meraih surat dari meja nakas lalu membaca kata demi kata yang tersirat di sana.
_______________
Hey Tuan Adrian jelek, arogan dan pemaksa ... aku pergi!
Beberapa hari lalu kamu sudah membeliku dengan harga yang sangat mahal dari Madam Leova. Tapi aku tidak akan berterima kasih.
Aku merasa tidak berhutang apapun padamu. Justru kamulah yang sekarang berhutang padaku.
Kenapa?
Karena kamu sudah merebut satu-satunya harta paling berharga dalam diriku. Karena perbuatan tercelamu itu aku jadi ternoda.
Jadi sekarang kita impas!
Jangan mencariku karena kamu tidak akan pernah menemukanku.
Dan jangan sampai bertemu lagi, karena aku pasti akan menendang milikmu yang paling berharga, sampai tidak bisa bangun lagi.
Aku tidak main-main, aku mengancam dengan serius!!
Selamat tinggal!
Naomi
______
"Bruno, temukan dia kurang dari 24 jam atau gajimu akan dipotong selama tiga bulan!" perintah Adrian membuat seluruh tubuh Bruno merinding.
"Ba-baik, Tuan!"
Anda memang luar biasa ajaib, Tuan! gerutu Bruno dalam hati.
Untuk beberapa saat Adrian terdiam membaca pesan yang ditinggalkan Naomi. Bukannya marah, ia malah tertawa kecil.
"Kenapa setiap kalimat dalam surat ini sangat lucu? Dia mau menendangnya sampai tidak bangun lagi? Haha ... kamu sendiri yang akan rugi, bodoh!"
..........