NovelToon NovelToon
TERBAKAR PESONA ZARA

TERBAKAR PESONA ZARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Teen School/College / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Telo Ungu

"Kenapa selalu gue yang harus ngertiin dia? Gue pacar elo Marvin! Lo sadar itu ga sih? Gue capek! Gue muak!" ucap Ranu pada kekasihnya dengan nada marah.

"Maafin gue, Ranu. Gue ga maksud buat ngerebut Kara dari elo" Zara menatap takut takut pada Ranu.

"Diem! Gue ga butuh omongan sampah elo ya" Ucap Ranu dengan nada tinggi.
.
.
.

"Shit! Mati aja elo sini Zara!" hardik Fatiyah setelah membaca ending cerita pendek tersebut.

Fatiyah mati terpanggang setelah membakar cerpen yang dia maki maki karena ending yang tak dia sukai. Dia tidak terima, tokoh kesayangannya, Ranu harus mati mengenaskan di akhir cerita. Tapi, siapa sangka kalau Fatiyah yang harusnya pergi ke alam baka malah merasuki tubuh Zara. Tokoh yang paling dia benci. Bagaimana kelanjutan kisahnya. Kita lihat saja. Apakah Fatiyah bisa menyelamatkan tokoh favoritnya dan mengubah takdir Ranu? Apakah dia malah terseret alur novel seperti yang seharusnya?

sorry guys, harus revisi judul dan cover soalnya bib...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Telo Ungu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saatnya Keluar Dari Karakter Zara

"Argghhh, gue, gue__" Zara sempat bicara tergagap gara gara cengkraman Ranu yang kuat.

Marvin yang menyadari hal itu sontak menarik tubuh Ranu dari belakang hingga cengkeraman Ranu terlepas. "Bicara baik baik Ran, jangan main fisik. Lihat! Zara kesakitan!" ucapnya dengan nada dingin.

"Marvin!!!!!! AAAAAAAAAAA" teriak Ranu heboh dengan wajah kesalnya. Mata Ranu menatap tajam tunangannya. "Elo ga usah ikut campur. Ini urusan gue sama pelakor satu ini" teriak Ranu sambil menunjuk-nunjuk pada Zara penuh emosi.

"Sial, gue udah ga tahan lagi stay di karakter tokoh Zara. Ini waktunya menunjukkan siapa jiwa Fatiyah yang sebenarnya!" batin Zara penuh tekad.

Teriakan Ranu yang kencang tersebut membuat semua orang di pinggir lapangan refleks menutup kupingnya. Lain halnya Zara, dia malah memejamkan matanya sebentar. Lalu, menghembuskan napasnya dengan kasar.

Tanpa pengantar apapun, Zara langsung membekap mulut Ranu dengan tangannya. Sontak saja, teriakan membahana Ranu terhenti. "Cukup! Disini bukan cuma elo yang capek Ranu. Gue juga udah muak sama semua ini" kata Zara. Nadanya tegas sekali. Matanya tak berpindah sedikitpun menatap retina Ranu. Tatapannya begitu tajam sarat akan emosi yang ingin meledak ledak.

"Hhhmmmmmm" Ranu memukul mukul tangan Zara minta di lepaskan bekapannya.

"DIAM!" bentak Zara. Ranu terkejut, matanya melotot melihat Zara yang tiba tiba punya kepercayaan diri yang full power seperti ini. Pecah sudah emosi Zara. Kali ini, di depan Ranu bukan lagi karakter tokoh Zara yang menye-menye. Tapi, karakter jiwa Fatiyah yang kuat dan pantang menyerah. Zara menunjukkan hal ini pada semua orang, terutama Ranu supaya tidak disepelekan lagi. Sudah cukup Zara yang selalu menjadi sasaran Ranu sat cemburu buta. Zara sudah muak!

Tanpa pikir panjang, Zara melepaskan bekapan tangannya dari mulut Ranu. Lalu ia membuka suaranya dengan nada paling datar dan dingin. "Diam, ini giliran gue ngomong. Tutup mulut elo sekarang juga. Sebelum gue balas semua perbuatan elo ke gue selama ini" ancam Zara sambil menunjuk nunjuk wajah Ranu.

Tangan Zara masih setia menunjuk nunjuk wajah Ranu. "Elo pikir cuma elo yang muak sama drama murahan ini? Gue juga muak Ranu. Gue capek terus terusan dilibatkan dalam drama kecemburuan elo itu. F*ck! Dunia ini ga melulu tentang elo. Ga semua harus memperhatikan elo Ran. Catet baik baik di telinga dan pikiran elo. Gue ga pernah sedikitpun mau merebut orang orang di sekitar elo. Gue ga pernah caper sama mereka. Mereka sendiri yang datang ke hidup gue. Ga usah playing victim seakan akan elo yang paling tersakiti. Ngaca! CK, gue heran kenapa Marvin masih bisa sabar ngadepin tunangan yang selalu tantrum ga jelas kayak elo. Masalah kecil aja elo besar besarkan. Perkara gue ngasih semangat doang ke Marvin, elo udah meledak ga karuan. Hei, cantik! Elo lebay banget sumpah! Padahal gue cuma ngasih semangat sebagai teman. Ngasih semangat doang Ran! Catet di otak elo itu. Gue ngasih semangat doang, bukannya meluk meluk Marvin. Apalagi nyium dia. Kalau gue ngelakuin itu, elo boleh marah meledak ledak. Ingat Ranu, kalau gue emang mau ngerebut Marvin dari elo, gue ga akan bela belain buat pacaran sama orang kayak sepupu elo itu" cerocos Zara.

"Tapi, elo" Ranu berusaha menyanggah ucapan Zara yang kelewat fakta banget. Ranu sampai lupa apa yang ingin dia ucapkan.

"Sangkal aja terus. Sangkal sepuas elo. Sorry to say ya, kalau gue menyentil ego elo sama fakta fakta yang keluar dari mulut gue. Ranu, Ranu, gue ga habis pikir sama elo. Kontrol emosi elo ini nol banget. Elo udah mirip ranjau darat di sisi Marvin. Elo mengekang Marvin segitunya. Hei, sadar dong cantik! Kita ini masih anak SMA dan elo juga masih tunangan Marvin. Bukan istri sahnya. Jangan buat drama murahan seakan akan elo istri sah yang melabrak gue. Itu ga ada di skrip ya! Hei sayangku, gue bukan gundik ya. Ga usak sok petantang petenteng ya. Perilaku elo yang kayak gini, berlebihan begini nih, bakal bikin Marvin jengah lama lama. Elo pikir gue ga tahu berapa banyak cewek di sekolah ini yang elo bully cuma perkara mereka ngobrol sama Marvin? Cih. Itu udah bukan cinta Ran. Elo obsesi! posesif! Kalau kalian bener bener saling cinta harusnya saling percaya dong satu sama lain" tembak Zara telak tepat sasaran. Hal itu membuat semua yang ada dilapangan saat itu terdiam mendengar ucapan Zara. Para siswa perempuan juga setuju dengan argumen Zara. Mereka ingin mengatakan itu pada Ranu DNA tak satupun berani mengatakan langsung pada Ranu, takut dibully. Mereka sangat berterima kasih pada Zara sudah mewakili isi hati mereka selama ini.

Setelah mengatakan itu, Zara beralih menatap Marvin. "Jaga cewek elo, Vin. Tolong ya, ke depannya jangan deket-deket gue lagi biar cewek elo bisa secure. Ga terus terusan nuduh nuduh gue dengan sebutan pelakor. Sorry gue anti jadi orang ketiga. Gue Zara, primadona Pelita Bangsa. Gue bisa nyari cowok single, tampan, kaya raya dan tentunya bukan cowok orang" ucap Zara sinis.

"Oh ya,satu lagi yang pengen banget gue omongin pada kalian semua. Gue tahu kalian pasti udah tahu kalau gue pacaran sama Lengkara. Tapi, sekarang udah nggak lagi. Gue sama Lengkara udah sepakat kalau kita jalan masing masing mulai detik ini. Gue bukan lagi pacarnya Lengkara. Elo Lengkara, jaga jarak 10 meter mulai sekarang kalau berpapasan sama gue! Terserah kalian mau nganggep gue terkesan plin-plan atau bagaimana. Saat ini gue cuma mau menjauh dari semua orang yang berhubungan dengan Ranu. Gue nyatakan hari ini, Gue Zara ga akan lagi ikut campur drama apapun yang Ranu buat ke depannya. Gue cuma mau hidup tenang dan sekolah dengan baik disini. Jadi, tolong ke depannya, Lengkara, Ranu, dan juga Marvin. Kalau ketemu gue anggap aja gue ini hama yang harus dijauhin. Jauh jauh deh dari gue ya. Terus, gue juga mau minta maaf buat kalian yang terus terusan melihat drama sampah ini" Zara menghembuskan napasnya panjang.

"Sejujur ya, butuh banyak keberanian buat gue mutusin semua ini. Tapi, gue tetep harus ambil sikap tegas. Gue ga mau lagi terlibat drama aneh yang dibikin Ranu. Sekali lagi gue say sorry guys. Gue pamit!" Zara membungkukkan badannya ke semua temannya. Lalu, ia pergi menjauh dari lapangan basket tanpa menunggu respon lainnya.

Dari sudut lapangan, Hisbi tersenyum bangga pada Zara. Akhirnya, Zara menunjukkan sikap tegasnya. Zara juga sudah menentukan batasannya dengan Marvin, Ranu, dan Lengkara. "That's my girl!" batin Hisbi.

"Zara!! Tunggu!" Lengkara memanggil manggil Zara. Ia hendak menyusul langkah Zara. Namun, Hisbi langsung pasang badan di depan sahabatnya itu. "Berhenti disitu, Kara. Biarkan Zara sendiri dulu. Dia masih takut berurusan sama elo"

"Ga usah ikut campur urusan gue Bi. Cukup waktu itu gue toleransi sikap sok pahlawan elo" cibir Lengkara sinis.

Hisbi terkekeh pelan. "Lengkara, Lengkara, Lengkara, elo udah bukan siapa siapanya Zara lagi. Jadi jangan bersikap berlebihan. Tindakan gue waktu itu sudah benar. Kalau gue ga cegah elo waktu itu, gue yakin Zara makin benci sama elo Kara. Gue ngelakuin ini semua itu demi elo, temen gue. Jadi, stop sampai disini. Beri dia waktu untuk berpikir dan bernapas lega. Cukup sepupu elo itu yang buat dia menderita dengan drama sampahnya. Elo yang punya otak pintar harusnya ngerti arah omongan gue" kata Hisbi datar.

Setelah mengatakan hal itu, Hisbi menepuk nepuk pundak Lengkara beberapa kali. Namun, Lengkara menepisnya dengan kasar. Lengkara berlalu pergi dari area lapangan basket dengan wajah keruhnya.

Oke guys, drama udah selesai. Jam olahraga juga udah selesai. Balik ke kelas, ganti baju. Pelajaran biologi bentar lagi bakalan mulai. Yok, segera keluar dari lapangan selagi masih ada waktu jeda sebelum pelajaran biologi dimulai. Kalau mau ganti silakan ganti. Kalian mau ke kantin, silakan juga. Go! cepet!" titah Hisbi satu komando pada semua teman teman sekelasnya. Ia mengambil alih sejenak posisi Marvin untuk mengatur teman teman kelasnya sebagai ketua kelas. Hisbi melihat Marvin masih terpaku di tempat. Entah apa yang ada dipikirannya. Begitupun dengan Ranu.

"Cabut!" kata Catur sambil menepuk bahu Detra. "Marvin gimana?" tanya Detra.

"Tinggalin! Marvin butuh waktu berdua bareng Marvin. Biar mereka berdua sama sama sadar diri" sambung Catur. Akhirnya Detra mengangguk menyetujui ucapan Catur. Ia berjalan mengekori Catur yang sudah melangkah keluar dari area lapangan basket.

Mereka berdua sudah sepakat kalau Marvin memang perlu memberi waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan Ranu.

"Eh, pada kemana semuanya? Bi! Udah bubar aja. Ga ada yang ngasih tahu gue" tanya Lohan yang heran melihat lapangan basket sudah kosong melompong hanya menyisakan Ranu, Hisbi, dan Marvin. Lah, Lohan kaget dengan suasana lapangan yang tadinya hingar bingar jadi sepi begini. Padahal ditinggal bentar BAB ke WC.

"Elo kemana aja emang. Baru nongol sekarang, Lohan Shantang, anak bapak Rangga Shantang" kata Hisbi gregetan pada sahabatnya itu.

"Dari WC biasa panggilan alam. Btw Lengkara mana?" Lohan celingak celinguk mencari batang hidung sahabatnya itu.

Hisbi tersenyum tipis. Kemudian ia merangkul bahu Lohan dan membuka suaranya. "Biasa cabut. Yok, ke kantin. Laper gue" ajaknya yang tentunya di sambut senyuman lebar oleh Lohan.

"Emang best banget temen gue ini. Tahu aja gue juga lapar" sambil menepuk nepuk perutnya Lohan setuju usulan Hisbi. Mereka berdua akhirnya keluar dari lapangan basket.

Di lapangan itu, tersisa hanya Ranu dan Marvin. Ranu yang berjongkok menatap lantai basket. Sedangkan Marvin menatap kosong ke arah jalan yang Zara lalui sejak tadi. "Marvin" panggil Ranu pelan.

Seakan tersadar dari lamunannya, Marvin melihat ke arah Ranu yang terisak pelan sambil memanggil namanya. Entah mengapa rasanya tak ada rasa iba dalam hati Marvin. Yang ada hanya amarah dan benci. Mata Marvin tak lagi bisa menatap Ranu dengan tatapan biasanya. Sepertinya Marvin sudah muak.

Tanpa mengindahkan panggilan Ranu, Marvin berlalu pergi meninggalkan Ranu yang menangis tergugu sendirian. "Gue salah lagi ya?" gumam Ranu lirih. "Kenapa jadi begini?" sambungnya bingung. Tangisan Ranu makin menjadi jadi setelah melihat Marvin memilih mengabaikannya.

To Be Continue...

1
nathalia
babi bgt nih cowok, ngomongnya gak bermaksud selingkuh tapi tingkahnya aja begini
Rias Gremory
/Facepalm//Facepalm/ Fatiyah mati gegara kucing 😅😅
Dewi hartika
jangan patah semangat buat ceritanya lanjut thorr..
Telo Ungu: Terima kasih kak Dewi. Nantikan kelanjutannya yaaa. ♥️♥️♥️
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
Cicih Sutiasih
aku mampir😊
Telo Ungu: terima kasih sudah mampir. love love
total 1 replies
Ayari Khana
Keren parah!
Telo Ungu: wow, terima kasih kak
total 1 replies
bea ofialda
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
Telo Ungu: terima kasih komentarnya kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!