NovelToon NovelToon
Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Misteri / One Night Stand / Cinta Terlarang / Suami Hantu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara sari

Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.

Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.

suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.

Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. iblis paling kejam

"Pagar duri beracun." gumam Edward mengulang setiap kata yang diucapkan Resta, saat dia asik menikmati cemilan berupa daging segar Resta datang.

Lelaki itu mengatakan bahwa ia berhasil menemukan tempat yang diceritakan oleh Fania. Pria itu sempat berpikir dengan sihir yang dimaksud oleh Resta, saat itu juga dia mengingat bagaimana sihir itu bisa terjadi.

"Kekuatan itu bisa ditaklukan oleh satu sihir Resta. Tapi aku kurang paham masalah ini, dulu ayah mengatakan ada satu cara supaya kita bisa menghancurkan sihir itu."

"Apa itu tuan." ucap Resta.

"Sihir batu kristal." ujar Edward membuat Resta diam seperti memikirkan sihir yang dimaksud oleh Edward.

"Ayah mengetahui sihir itu. Dulu aku pernah belajar mengenai sihir tersebut Resta, saat kedatangan Syabru kekuatanku menghilang. Dia menyedot semua kekuatan beserta penghuni kastil."

Edward menghela nafas mengingat bagaimana kejamnya seorang Syabru, "Lebih baik kita cari cara untuk mengembalikan kekuatan tuan terlebih dahulu. Kalau tuan seperti ini terus kita tidak bisa mengembalikan keadaan semula."

"Buat mengalahkan Syabru saja kita tidak berdaya tuan. Tapi saya tidak tahu harus memulainya dari mana."

Edward diam sejenak sambil mengambil satu gelas minuman yang berisi darah segar, darah yang sempat dia ambil di dalam penyimpanan.

Edward menatap Resta, "Kamu pernah bilang sama saya kalau saya harus mendekati Fania, anak dari Ratih bukan. Mungkin dia adalah petunjuk yang selama ini kita cari Resta, dia bisa menjadi sandra buat kita. Karena saya tahu Ratih sangat menyayangi Fania, ini kesempatan kita untuk membalas dan menghancurkan Syabru dan juga Ratih."

"Apa tuan yakin ingin melakukan ini semua." ucap Resta seperti ada keraguan dalam hati, karena dia takut kalau suatu saat di antara mereka akan ada benih cinta.

"Kenapa? Kenapa wajah kamu seperti khawatir gitu Resta."

Resta menghela nafas panjang, "Tuan. Bukannya saya tidak ingin membantu tuan, tapi saya khawatir kalau suatu saat nanti diantara tuan dengan Fania anak manusia itu akan menimbulkan cinta tuan."

"Tuan kan tahu kalau golongan iblis dengan manusia tidak bisa disatukan kecuali, manusia itu sendiri yang menjadi bagian kita tuan."

"Kalau itu saya tahu Resta. Dari dulu saya tidak mungkin jatuh cinta dengan manusia, saya ingin keluarga saya kembali lagi seperti dulu."

Dari zaman sebelum manusia muncul, iblis lah yang diciptakan lebih dulu makanya kenapa para iblis pada memiliki kekuatan hebat dibandingkan manusia. Hanya manusia bodoh yang bersekutu dengan golongan iblis.

Manusia dengan iblis tidak mungkin bersatu, apalagi menikah pasti ditentang hebat oleh kaum masing-masing. Begitu dengannya, di dalam benaknya dia tidak akan pernah jatuh cinta dengan manusia kecuali dengan golongannya sendiri.

Selesai berbicara dengan Resta, Edward sepakat untuk mendekati Fania. Dia ingin membuat manusia itu jatuh cinta dengannya, Edward kini melihat Fania melamun di depan rumah.

"Kenapa kamu melamun di luar."

"Karena aku bingung dengan sikap ibu." Fania menjawab tanpa menyadari ada seseorang yang duduk di dekatnya.

"Suasana di sini sangat enak apa kamu menyukai tempat seperti ini?" Edward menoleh saat melihat Fania mengangguk, Fania bingung dengan apa yang dia katakan barusan.

Fania terkejut melihat kedatangan Edward membuat Fania refleks melangkah mundur, "Ada apa?" lelaki itu malah memberikan sebuah pertanyaan saat ia sudah membuat Fania kaget.

"Huft. Harusnya aku tanya itu sama kamu, kenapa setiap kamu muncul kamu tidak pernah bilang selalu muncul tiba-tiba. Yang buat aku bingung kamu datang lewat mana, kenapa kamu suka sekali muncul secara mendadak." keluh Fania dengan kesal, Edward terkekeh melihat raut wajah Fania dengan kesal.

"Di mana ibu kamu?"

...•••...

"Di mana ibu kamu, Fania?" Edward mengulang pertanyaannya saat Fania tidak merespon apapun.

Fania menghela nafas dengan berat dadanya terasa sesak saat ada orang lain menanyakan ibunya.

"Ibu sudah lama tidak pulang. Untuk makan bersama saja enggan, malah yang buatku aneh makanan yang sering aku bawa utuh tanpa disentuh sedikitpun." jawab Fania sedih, wanita itu sedikit menunduk mengingat perubahan pada ibunya.

"Lalu ibu kamu sekarang tinggal dimana?" tanya Edward penasaran, tanpa Fania menjawab Edward sudah mengetahui dimana Ratih berada.

Fania menggeleng, sudah beberapa hari ini dia sama sekali tidak bertemu dengan ibunya. Yang lebih parah Ratih sama sekali tidak mengenalinya, saat melihatnya Ratih seketika berubah marah, benci dan dendam.

Seperti menyimpan kemarahan yang sangat besar, Fania tidak mengetahui kesalahan apa yang selama ini dia perbuat sampai ibunya tidak memiliki rasa kasihan dan rindu sedikitpun.

"Gak apa-apa Fania kan masih ada aku di samping kamu. Dari pada kamu melamun di luar lebih baik masuk ke dalam."

Perkataan Edward benar semakin ia di luar semakin cuacanya dingin, dari pada dia berlama lama di luar lebih baik masuk ke dalam.

Edward mengikuti langkah Fania saat wanita itu sibuk memasak, makanan manusia memang menggugah selera. Tapi bagi seorang iblis ia hanya bisa mencium wanginya saja, karena sejatinya seorang iblis hanya meminum darah, daging, dan tulang.

Edward memang terlahir menjadi iblis, tapi ia memakan dan meminum daging berupa darah segar dari seekor binatang bukan dari manusia. Sedangkan Syabru ia memakan semuanya, dia paling rakus dengan harumnya darah manusia.

Makanya saat ada manusia lewat golongan iblis jahat seperti Syabru, sudah menunggu manusia itu kecelakaan malah kaum mereka yang membuat para manusia mati mengenaskan. Ada yang menjadi santapannya ada juga yang menjadi budak Syabru.

"Habis ini kamu mau kemana, Fania?" Edward begitu penasaran dengan apa yang dilakukan Fania ketika malam hari.

Dunia manusia dengan iblis berbeda, manusia ketika siang hari ada yang tidur ada yang beraktivitas sedangkan golongan iblis dan setan. Sama halnya dengan manusia hanya bedanya dengan waktu dan rotasinya saja.

Kini Fania masuk ke ruang baca, seperti perpustakaan kecil yang dibuat oleh Ratih. Edward penasaran dengan apa yang dibaca oleh Fania, Fania membaca buku kuno yang wanita ini saja tidak mengerti apa maksud dari ibu itu.

"Apa yang kamu baca Fania." kata Edward, saat Fania fokus dengan buku Edward tidak sengaja melihat sebuah gambar yang berada di bawah buku.

Melihat itu seperti dia pernah membacanya, "Boleh aku pinjam buku yang kamu baca." Fania menatap Edward saat lelaki ini seperti mengetahui isi di dalam buku tersebut.

Fania memberikan buku itu, Edward terus membacanya saat membuka lembaran buku selanjutnya Edward menemukan petunjuk tentang sihir yang selama ini dia cari.

"Kenapa Fania memiliki buku ini? Harusnya buku ini berada di perpustakaan dunia iblis bukan berada di tangan manusia." batin Edward saat mengetahui buku yang selama ini dia cari berada di tangan Fania.

Edward mempelajari tanpa sepengetahuan Fania, setiap lembar yang dibuku Edward terus dia pelajari sampai ia berhasil mengasah kemampuannya saat bacaan kalimat di buku ini sudah tersimpan olehnya.

"Fania, kamu dapat dari mana buku ini?" tanya Edward penasaran kenapa manusia seperti Fania mendapatkan buku tentang iblis.

"Aku tidak tahu Edward. Kemarin aku tidak sengaja menemukan buku ini, lalu aku membacanya karena aku tidak tahu tulisan dari buku ini aku menyimpannya kembali."

"Kalau kamu mau kamu bisa mengambilnya. Aku lebih suka membaca buku yang lain bukan buku kuno yang kamu baca." mendengar itu Edward tersenyum, tanpa harus memaksa atau merebut dari tangan Fania wanita ini malah memberikannya dengan senang hati.

Edward menyimpan buku tersebut, lalu Edward kembali berkata. "Kalau ada buku yang menurut kamu sangat aneh, dan tidak kamu pahami boleh kamu beritahu aku tentang buku itu."

"Kenapa? Apa kamu tertarik dengan buku kuno?" Fania mengerutkan kening saat Edward memberikan sebuah anggukan, tapi ya sudahlah yang penting dia tidak perlu repot repot membacanya.

"Baiklah." Satu malam ini Edward dengan Fania selalu dekat dan berbagi cerita, membuat Fania sangat nyaman berada di dekat Edward.

Berasa kehadiran Edward memiliki kehangatan saat ibunya tidak ada Edward yang menemaninya. Mungkin kalau pria ini tidak ada dia merasa kesepian di rumah ini.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!