Misteri Kematian Para Wanita Hamil

Puspita menghelai nafas berat karena malam ini dia memang harus sendirian lagi akibat suami jaga gudang sehingga tidak bisa pulang, sebenarnya mereka adalah orang yang cukup mampu di desa ini. ada niat mau cari pembantu agar bisa menemani Puspita apa bila sedang malam begini, tapi belum dapat sehingga terpaksa lah sendirian saja dulu.

"Tidak apa apa, mungkin Siti memang pendarahan hebat dan tidak segera di tangani dokter kemarin." Puspita masih saja terbayang tetangga nya.

Sebab saat ini Puspita juga dalam keadaan mengandung sehingga rasa cemas di hati nya kian menjadi saja, takut bila akan mengalami nasib seperti Siti yang meninggal karena pendarahan dan kata Kopsah malah ada kuntilanak pula yang datang di malam itu.

"Enggak mungkin lah, aku pasti tidak akan begitu." Puspita menarik nafas berat.

Di luar sana suara asu melolong panjang membuat siapa saja yang mendengar merasa merinding, apa lagi Puspita yang cuma sendirian. pada dasar nya sudah ada rasa takut, malah tambah lagi dengan suara suara mengerikan itu, pasti rasa takut nya tambah menjadi saja.

"Tau gitu aku menginap di rumah Kinan, kan dia juga sendirian kata nya." batin Puspita gemetaran.

"Jangan lah aku sampai kenapa napa, aku merinding sekali rasa nya ini. hamil ku sudah mau enam bulan pula, ku mohon jangan ada apa apa!" Puspita melirik kiri kanan.

Baru saja dia melirik jendela kamar, darah nya berdesir karena bayangan hitam lewat dengan santai nya seolah barusan habis mengintip dia dari luar. Puspita takut dua macam sekarang, takut itu adalah setan dan takut itu manusia yanh mau merampok rumah nya pula karena tau dia sendirian.

"Aku harus menghubungi Mas Eko." Puspita meraih ponsel nya.

Lama baru tersambung karena saat ini Eko memang sedang kerja sehingga mana mungkin bisa mau seenak nya main ponsel, yang ada malah akan kena marah oleh atasan nya. kalau jaga malam ini seseran besar, oleh sebab itu dia mau karena perlu tabungan yang cukup untuk lahiran sang buah hati nanti.

"Mas, ada yang berjalan di luar rumah kita!" Puspita langsung bicara saat terhubung.

"Mungkin orang sedang ronda, Dik." jawab Eko pelan.

"Tidak, dia sengaja mengintip kedalam kamar! aku melihat jelas barusan dia mengintip, tolong lah aku takut ini." Puspita rasa nya mau menjerit.

"Kamu yang tenang dulu ya, Mas akan hubungi Pak RT agar datang bersama warga." Eko tidak ingin istri nya panik.

"Buruan ya, Mas! bayangan nya sangat besar, aaaaahhh dia masih ada." Puspita menjerit membuat Eko yanh di seberang telefon ikut panik.

"Cari tempat sembunyi yang aman, Mas akan pulang sekarang juga!" Eko bergegas pulang dan meminta izin pada atasan nya.

"Woi mau kemana, Ko?" tegur Beni atasan nya Eko.

Eko yang mau siap pulang langsung menghentikan langkah, jujur saja saat ini dia sudah sangat takut sekali bila ada apa apa dengan istri nya. mana kabat Siti pun dia juga sudah tau, maka nya Eko punya rasa takut juga.

"Istriku ketakutan di rumah, ini dia kirim foto juga ada yang mengintip dari luar rumah!" Eko menunjukan foto yang baru Puspita kirim.

"Cepat pulang!" Beni juga ikut panik melihat nya, sebab gambar itu sangat jelas.

"Aku pulang dulu!" Eko langsung masuk mobil menuju rumah untuk pulang.

Keselamatan istri nomor satu karena saat ini Puspita memang sendirian di rumah, bila ada apa apa maka tidak ada yang menolong nya. kalau pun warga ada yang mendengar suara teriakan, maka pasti nya akan ada waktu juga untuk datang kerumah.

"Jangan sampai ada apa apa, tolong lah sebentar lagi aku akan datang!" Eko ngebut tanpa pikir panjang.

Untung nya saat ini sudah malam sehingga mobil atau kendaraan lain sudah jarang yang lewat, sehingga bisa ngebut tanpa pikir panjang atau pun takut menabrak orang yang sedang mengendarai motor dan mobil.

...****************...

Puspita sampai mau terkencing kencing sangking takut nya karena bayangan hitam yang tadi mengintip di jendela itu malah berubah menjadi asap dan masuk lewat lobang angin, sekarang sudah berdiri di hadapan nya dengan taring mencuat tajam seolah mau menembus daging di tubuh manusia yang berdiri di hadapan nya.

"Si...siapa kau?" Puspita meringis ketakutan namun tidak bisa bergerak.

Andai saja bisa maka saat ini pasti akan lari tunggang langgang meminta tolong pada orang terdekat, mahluk tersebut mengulurkan tangan dan membuat gerakan seperti sedang memelintir atau meremas perut nya Puspita. reflek wanita ini memegangi perut nya dengan wajah memerah, karena rasa sakit yang tidak main main.

"Aaaakkkkhhh, aaaaahhhh!" Puspita menggerang dan meraba ujung meja untuk pegangan.

"Berikan padakuuuhhhhh, aku mau makan!" seringai mahluk hitam yang terbang.

"Sakiiiit, aaaahhhhh perut ku sakit sekali." Puspita sampai merah padam dan akhir nya jatuh kelantai.

"Hohohohooo, makan lagi." mahluk hitam mendekati Puspita yang duduk bersandar memegangi perut nya.

Sraaaak, groookkk.

"AAAGGGKKKKK, HENTIKAAAAAAN!"

Puspita menjerit kencang karena tangan mahluk hitam itu merogoh paksa lewat kemaluan nya hingga cakar cakar itu merobek daging nya, rasa sakit pasti tidak bisa mau di jabarkan lagi karena lebih parah dari orang melahirkan rasa nya saat ini.

"Berikan padakuuuuhhh....aku mau makan!" mahluk hitam masih mencari janin di dalam perut Puspita.

"Eeeeggkkkk!" Puspita kelojotan di atas lantai keramik dengan darah segera kemana mana.

"Di mana diaaaaahhh? berikan padaku, aku mau makan!" mahluk hitam menarik tangan nya kembali namun belum dapat apa apa dari sana.

Jleeeep.

Tanpa basa basi dia merogoh kembali kedalam kemaluan hingga robek sampai lobang an*s nya Puspita, wanita ini masih bergerak kejang kesana kemari merasakan sakit yang luar biasa pada tubuh bagian bawah. mungkin saja melahirkan rasa nya tidak akan sesakit ini, sebab sakit yang ini tidak bisa lagi mau di jelaskan dengan kata kata.

"DAPAT!"

"Eeeegkkkk, aaaahhhh!" Puspita kejang dan tak lama dia kaku tak bergerak dengan mata melotot.

"Nyam, Nyam! enak nya, eeeemmmm enak sekali." mahluk hitam mengunyah janin yang belum seberapa besar karena memang baru mau enam bulan.

Setelah memakan janin dia kembali menjadi asap dan meninggalkan Puspita yang sudah tidak bernyawa, tubuh sang Ibu sama sekali tidak ada yang dia makan karena mahluk hitam ini hanya butuh janis nya saja.

Walau saat mengambil janin juga harus membuat tubuh sang Ibu kesakitan setengah mati, taruhan nyawa bukan cuma saat melahirkan saja, melainkan saat di ambil paksa janin yang tidak ada sebesar botol kecap itu.

Jangan lupa like dan comen nya ya, semoga suka dan selamat sore guys.