NovelToon NovelToon
25 ATURAN IBLIS

25 ATURAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:312
Nilai: 5
Nama Author: muhamad aidin

Sarah sang pemeran utama beserta para survivor lainnya telah berada di sebuah dunia tiruan yang nampak aneh. Mereka harus bisa bertahan hidup dengan melewati permainan yang di sebut dengan " 25 aturan iblis ", dimana permainan ini memiliki setiap aturan dan teka teki yang cukup menyulitkan. yang berhasil bertahan hidup sampai akhir, adalah pemenangnya. lalu hadiah yang akan di terima adalah satu permintaan apa saja yang diinginkan...... Mampukah Sarah dan para survivor lainnya keluar dari dunia aneh itu..? lalu bagaimana caranya Alena adik perempuan Sarah yang telah menghilang selama 12 tahun berada di dunia itu....?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muhamad aidin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Malam mencekam ( part 1)

Tiga belas setan dalam kepercayaan setiap tempat dan adat. Semua itu berkumpul dalam satu tempat di gunung ini. Game aturan kelima terlalu sederhana untuk di katakan sebagai game. Sebuah aturan yang mengharuskan kami untuk sampai ke puncak tanpa batas waktu yang di tentukan. Melihat jumlah para survivor dan juga kesiapan kami. Game ini tidak merujuk pada kekerasan seperti pada umumnya, namun keyakinan, mental, dan keberanian.

Malam itu purnama sedikit tertutup awan mendung, setelah kami memasuki pintu rimba, kami sudah di sambut kabut dan hawa dingin yang menusuk tulang. Hanya gelap yang tersisa di hadapan kami, pencahayaan tergantung pada lampu petromak tua yang kami tenteng satu-satu. Barisan hutan pinus dengan pohonnya yang tinggi menjulang menyambut kami tak kala memasuki tempat yang mencekam. Suara jangkrik maupun hewan tidak terdengar, angin malam yang menggoyangkan dedaunan pun nampak tidak terdengar dan dirasa malam itu.

Sudah satu jam berlalu sejak game di mulai, jalan hutan pinus yang sedikit menanjak kini berubah menjadi Medan akar dan tanah yang cukup menanjak. Karena membawa anak-anak, kami cukup kesulitan untuk bergerak sedikit cepat. Anak-anak yang belum terbiasa berjalan mendaki, terlihat kelelahan dan meminta istirahat. Kabut Semkin tebal, jarak pandang kami untuk melihat ke depan hanya berkisar dua sampai lima meter saja. Lampu kuning dari nyala petromak tidak banyak membantu menembus tebalnya kabut malam itu.

" Bagaimana selanjutnya.... ". Bara mencoba mencari solusi kepada Alena.

" Siap selalu dengan senjata. Mau itu setan atau iblis sekalipun, senjata kita pasti akan melukai mereka, dengan keyakinan yang kita miliki ". Alena lalu melirik ke arah anak-anak yang sedang beristirahat. " Merekalah yang menjadi hambatan, jadi cukup bersabar. Kita pasti bisa selamat semua ".

Udara cukup dingin, entah kenapa rasanya tidak seperti pada umumnya. Beberapa dari kami mulai merasa kedinginan dan menggigil.

" Bagaimana ini.... ". Dian yang merasa khawatir, hanya bisa memeluk beberapa anak yang mulai menggigil. Hadi membuka jaketnya lalu memberikannya kepada anak yang menggigil, begitu pun dengan Dian. Di belakang hanya berjarak dua meter saja, Sarah dan Elang duduk mengawasi sekitar. Di temani seorang anak berumur tiga belas tahun bernama Aldo.

" Apa itu benar-benar asli....? ". Aldo menunjuk pistol yang sedang di pegang Elang.

Elang mengangguk sambil sedikit bercanda. Sarah yang sejak tadi berdiri mencoba mengamati sekitar melihat sesuatu di balik kabut. Awalnya sosok itu cukup samar karena tertutup kabut tebal. Tapi entah kenapa kabut itu mulai menipis, lalu memperlihatkan sosok yang dikenalinya.

" Ayah.... ". Gumam Sarah dalam hati. Sosok itu adalah ayahnya yang sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Sosok itu berdiri sekitar sepuluh meter dari tempat Alena berdiri.

" Sarah..... Ayah rindu Sarah....". Sosok itu seperti melakukan telepati terhadap isi pikiran Sarah sehingga membuat Sarah teringat akan kenangan manis maupun pahit bersama ayahnya.

" Sarah juga rindu ayah... ". Linangan air matanya menetes tak kala melihat sosok ayahnya tersenyum kepada Sarah.

" Kemarilah nak, Biarkan ayah memeluk dirimu...". Kontak batin mereka seolah begitu kuat, membuat Sarah terhipnotis terus maju.

" Kak Sarah... ". Aldo mulai menyadari ada yang tidak beres dengan Sarah. Dia menarik baju Sarah ketika Sarah perlahan terus maju ke arah sebelah kanan hutan.

" Aldo ada apa.....? ". Elang mulai menyadari keanehan pada Sarah.

" Sarah... ". Elang mendekat lalu menepuk bahu Sarah. Sarah menengok ke arah Elang. Matanya sudah terlihat memutih semua dan deru nafasnya mulai tak beraturan.

" Sarah ,kamu kenapa...? ". Teriakan keras Elang membuyarkan semua yang sedang istirahat termasuk Alena dan Bara. Hanya hitungan detik, Aldo mengalami gejala seperti Sarah, mata yang putih dan deru nafas yang tidak beraturan, dia berteriak kencang.

Gejala itu tidak hanya terjadi kepada Aldo. Seperti virus yang menular ,anak-anak juga mulai bertingkah aneh, dengan mata yang memutih dan berteriak keras. Situasi mulai Keos ketika mereka berteriak bersamaan.

" Sarah kau kenapa ,sadarlah.... ". Elang mencoba mengguncang Sarah untuk menyadarinya. Teriakan panjang anak-anak mewarnai kesunyian hutan. Bara dan Alena terlihat kewalahan dengan tingkah laku anak-anak.

" KALIAN AKAN MATI....... ". Teriak salah satu anak dengan mata yang memutih. Mereka semua bangkitan bersamaan. Entah ada energi yang kuat atau kekuatan luar biasa pada anak-anak itu, mereka tiba-tiba berlari bersamaan, menyebar ke segala arah, masih sambil teriak, dengan kalimat, .... KALIAN AKAN MATI......

" Kejar anak-anak itu ". Bara terlihat panik, Dian dan Hadi sudah bertindak dengan mengejar anak-anak yang lain.

" Tenang, dasar bodoh... Kau harus tenang ,kendalikan dirimu ". Satu tamparan mendarat di pipi Bara. Alena berhasil menyadarkan kepanikan Bara.

" Jangan panik... ". Alena mencoba mengendalikan situasinya.

Di tempat lain , Sarah yang sudah kesurupan mencoba membunuh Elang. Matanya masih memutih, dan kini sedang mencoba membunuh Elang dengan Kampak di tangannya. posisi Elang terdesak, sesaat setelah teriakan pilu nan bergidik itu. Aldo pun terlihat gejala yang sama dengan Sarah. Dia berlari ke arah kanan hutan. Elang yang mencoba mengejar langsung di tarik Sarah, yang sudah mengeluarkan Kampaknya.

" Sialan....!!!! Sarah sadarlah.... ". Elang masih menahan tangan Sarah yang hampir mengayunkan Kampaknya ke arah Elang. Entah kekuatan apa, namun tenaga Sarah benar-benar besar kali ini, membuat Elang kewalahan untuk menahan Sarah.

" Wahai siapapun yang berada di tubuh anak manusia ini... Saya perintahkan engkau untuk keluar, dengan keyakinan dan tekad yang saya miliki, saya akan menghancurkan engkau dalam bentuk apa saja... ".

Buk...Buk.... Beberapa pukulan yang mendarat di kepala dan tengkuk Sarah, berhasil membuatnya pingsan. Alena berhasil menumbangkan Sarah dengan bagian gagang samurainya yang dia pukulkan ke tengkuk Sarah.

" Loe gak apa-apa bro.... ". Bara memberikan lengannya kepada Elang.

" Sepertinya kita terpisah dengan Dian, Hadi, dan semua anak lainnya ". Kabut yang menebal itu, kini terdengar suara tawa seperti mengejek mereka. Tawa mencekam yang mampu membuat bulu kuduk yang mendengarnya berdiri.

1
🍧·🍨Kem tình yêu
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
LaConstieConsti
Benar-benar merinding dan merasa terobsesi dengan cerita ini, thor! ❤️
muhamad aidin: terima kasih untuk masukannya.... semoga ke depannya bisa terus menulis untuk para pembaca.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!