Fauzia seorang gadis desa yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan bersama sahabatnya Tantri, namun berjalannya hari dia harus di hadapkan dengan seorang pria keturunan konglomerat yang merupakan sahabat dari bos tempatnya bekerja yang bernama Adrian Riyan Pramuka. Dia di rumor kan menjadi selingkuhan dari Adrian namun berita itu malah membuat dirinya semakin dekat bahkan keluarga dari Adrian menerimanya dengan baik membuat Adrian harus rela menerima keputusan keluarganya untuk menjadikan Fauzia sebagai calon tunangannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zia akhirnya pulang.
Sudah satu minggu Zia di rawat di rumah sakit dan hari ini dia di perbolehkan pulang. Adrian dia sudah datang untuk menjemput Zia setelah tadi pagi pulang ke penginapan untuk meminjam mobil milik Kevin.
"Udah selesai semua? " tanya Adrian saat baru sampai.
"Sudah pak" jawab Tantri karena saat Adrian pulang Tantri yang menemani Zia karena hari ini dia sudah tidak bekerja lagi setelah memutuskan untuk menerima lamaran Kevin dan besok mereka berempat akan pulang ke kampung halaman Zia dan Tantri.
"Ya sudah ayo kita pulang" ajak Adrian.
Mereka pun pulang ke kontrakan Tantri dan tibanya di sana Kevin pun datang dengan membawa makanan.
"Bawa apaan tuh? " tanya Adrian melihat Kevin datang dengan membawa dua kresek bawaan.
"Makanan lah, ini kan udah waktunya makan siang" jawab Kevin.
"Oh bagus deh jadi gue gak perlu pesan" ucap Adrian lalu mengambil kantong kresek dari tangan Kevin.
Mereka berempat pun makan dan dengan santainya Adrian menyuapi Zia membuat Kevin kesal karena Adrian dengan santainya memperlihatkan keromantisan nya pada Kevin.
"Ngapain lo lihatin gue? " tanya Adrian tanpa dosa.
"Lo nyindir gue? " tanya balik Kevin.
"Maksud lo" jawab Adrian sambil tersenyum.
"Sialan lo" umpat Kevin sambil melempar sendok dan itu membuat Adrian terbahak. Zia dan Tantri cuman saling lirik dan tersenyum karena melihat tingkah Adrian dan Kevin yang seperti anak kecil.
Selesai makan Adrian dan Kevin duduk di depan rumah dan membicarakan rencana mereka untuk pulang kampung. Urusan Kevin di kantor cabang sudah selesai jadi mereka sudah bisa pulang.
"Untuk kedepannya lo mau gimana? " tanya Adrian.
"Gue bakal ajukan syarat pada orang tua gue jika mereka ingin gue lanjutin usaha mereka maka mereka harus mau terima Tantri sebagai menantu mereka" jawab Kevin.
"Kalau mereka gak mau lo akan tolak ke inginkan mereka gitu? "
"Iya benar dan gue lebih memilih fokus di restoran milik gue saja" balas Kevin.
Adrian ngerti kenapa keluarga Kevin tidak setuju dengan Tantri karena Tantri bukan dari keluarga yang status sosialnya sama apa lagi dengan status Tantri saat ini semakin membuat orang tuanya Kevin tidak setuju dengan hubungan mereka.
Paginya mereka sudah siap dan langsung berangkat menuju kampung halaman Zia dan Tantri. Adrian pun saat di jalan pulang meminta sang adik untuk menjemput dirinya di rumah Zia dan Adrian pun memberitahu jika dirinya sudah bertemu dengan Zia dan tidak lupa memberitahu kabar bahagia tentang kehamilan Zia.
Setelah menempuh perjalanan cukup lama tiba lah mereka di kampung halaman dan Kevin mengantarkan dulu Adrian dan Zia sebelum ke rumah Tantri. Zia keluar dan di depan ada Ali yang sedang mencuci motor.
"Ali" panggil Zia pada Ali. Ali yang mendengar namanya di panggil langsung menengok dan dia kaget saat melihat sang kakak ada di hadapannya.
"Teteh" kaget Ali lalu bangkit dan menghampiri sang kakak dan memeluknya.
"Teteh kemana aja? kami semua khawatir teh" ucap Ali.
"Nanti teteh ceritakan, bapak sama ibu mana? " balas Zia.
"Di dalam teh" jawab Ali lalu masuk dan memanggil ibu dan bapak membuat sang ibu mengomel. karena Ali berteriak memanggil mereka.
"Ada apa sih Li, bikin kaget saja kamu" omel sang ibu namun langsung terhenti saat melihat sang putri ada di hadapannya.
"Zia" ucap Ibu lalu memeluk Zia.
Asrian dia hanya tersenyum melihat Zia dan sang ibu berpelukan.
"Aa ketemu teteh dimana? " tanya Ali pada Adrian.
"Di Bogor" jawab Adrian.
"Teteh ngapain ke Bogor? " tanya Ali lagi.
"Dia ikut kerja sama Tantri" jawab Adrian lagi.
Ali pun ingat jika Tantri pergi kerja ke kota itu setelah bercerai dengan anak pak lurah. Adrian pun langsung menyalami sang ibu dan bapak lalu duduk di samping Zia.
"Kamu sepertinya capek istirahat dulu sana! " titah sang ibu pada Zia.
"Iya bu Zia pengennya tiduran mulu" balas Zia.
"Ya kan dokter bilang kamu harus banyak istirahat" ucap Adrian membuat sang ibu kaget mendengar kata dokter.
"Zia sakit apa? " tanya sang ibu dengan wajah Khawatir.
Asrian tersenyum sebelum menjawab"Zia lagi hamil bu".
"Kok bisa? " kaget ibu karena setau sang ibu Zia pergi dari rumah hampir dua bulan dan kenapa Zia bisa hamil.
"Nanti aku jelasin bu"ucap Adrian lalu menyuruh Zia untuk istirahat lebih dulu.
Zia pun beranjak dan langsung masuk kamar untuk merebahkan tubuhnya. Di luar Adrian mulai menjelaskan semuanya pada keluarga Zia. Sang ibu yang mendengar itu sangat terkejut ternyata selama ini sang anak menghadapi masalah besar hingga membuat dirinya harus menjauh dari keluarga karena takut merusak nama baik keluarga.
"Ibu sangat bersyukur Zia bisa mendapatkan suami seperti nak Adrian karena jika orang lain mungkin tidak akan seperti ini" ucap sang ibu dengan meneteskan air mata.
"Aku juga minta maaf Bu karena selama ini aku sudah membuat Zia sakit hati atas apa yang aku lakukan pada Zia" ucap Adrian.
"Kami gak salah, wajar kamu bersikap seperti itu karena kalian nikah bukan atas dasar cinta tapi terpaksa hanya untuk menjaga nama baik kelurga dan harga diri Zia" balas sang bapak.
Ali yang melihat suasana menjadi sedih langsung mengalihkan topik pembicaraan.
"A, aa tau gak saat aku pakai motor pertama kali semua warga kampung kaget karena aku bisa punya motor gede dan keren" ucap Ali membuat Adrian kaget.
"Serius kamu? " tanya Adrian.
"Beneran a, karena yang punya motor itu cuman aku aja" jawab Ali.
"Ya gimana semua orang pada tau toh dia bawa motor saat ada acara di kampung" timpal sang bapak membuat Ali tersenyum.
"Sombong tuh dia a" timpal ibu lagi.
"Biarin lah bu, kali-kali Ali sombong jangan orang lain aja yang sombong" balas Ali.
"Terserah kamu deh, ibu mau lihat Zia dulu" ucap ibu lalu beranjak dan masuk kamar Zia.
Zia yang sedang rebahan tiba-tiba kaget saat ibu masuk.
"Ibu" ucap Zia hendak bangun.
"Kamu gak usah bangun tiduran saja dulu" ucap sang ibu.
Zia pun nurut dan sang ibu mulai mengajak bicara dan Zia pun menceritakan semuanya apa saja yang terjadi selama ini dan ternyata ceritanya sama dan sang ibu mulai lega karena sang ibu takut jika Adrian menyembunyikan sesuatu namun ternyata tidak.
Sejak pulang keadaan Zia membaik namun setiap pagi ras mual itu selalu datang dan Zia mulai merasakan yang namanya ngidam padahal saat pertama mengetahui hamil Zia tidak merasakan apa-apa bahkan dia merasa tidak hamil.