NovelToon NovelToon
Suami, Wasiat Abi

Suami, Wasiat Abi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cerai / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:602.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Triyani

Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.

Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.

Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?

Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SWA.Bab 23

"Bagaimana? Apa, semua sudah siap?"

"Insya Allah sudah, Mas. Tinggal bawa Zingga nya saja,"

"Baiklah. Zingga, biar aku yang membawanya."

Dengan sigap, Dirga pun segera mengangkat tubuh mungil putrinya. Lalu, membawanya dalam gendongan. Meski sudah di sediakan kursi roda untuk membantu Zingga keluar dari rumah sakit. Namun, Dirga menolak untuk menggunakan kursi roda itu.

Lima tahun, waktu yang sudah Dirga lewat dalam mengikuti tumbuh kembang putrinya, membuat Dirga ingin lebih banyak menghabiskan waktu dengan sang putri. Agar hubungan di antara mereka terjalin semakin dekat dan semakin erat, meski baru dipertemukan di usia Zingga yang sudah menginjak tahun ke 5.

Itu lah, yang membuat Dirga menolak untuk menggunakan kursi roda yang sudah disediakan pihak rumah rumah sakit dan lebih memilih untuk membawa Zingga dalam gendongan nya.

"Ayah, kenapa tidak pakai kursi roda saja? Zingga kan cukup berat, Ayah," tanya Zingga, saat dalam perjalanan menuju ke parkiran. Dimana mobil milik Dirga terparkir di sana.

"Tidak apa apa. Ayah hanya ingin menggendong Zingga saja. Lagi pula, Zingga tidak berat kok. Ayah masih memiliki tenaga yang cukup kuat untuk menggendong Zingga. Bahkan, bukan hanya kuat gendong Zingga saja. Ayah, bahkan cukup kuat juga untuk menggendong Bundamu, Nak." jawab Dirga, yang terlihat sangat santai saat membawa putrinya dalam gendongannya.

Tanpa Dirga sadari, jika jawaban yang diberikan oleh nya membuat wajah seseorang yang berjalan di belakang pria itu merah merona.

Ziya bahkan sampai berdehem beberapa kali demi menetralkan perasaan nya yang tidak karuan. Jujur, sebagai seorang wanita normal. Apa yang di lakukan oleh Dirga selama beberapa waktu ini membuat hati Ziya terenyuh.

Perhatian dan kelembutan yang di tunjukan oleh Dirga selama mereka bertemu dan kembali disatukan dalam ikatan suci pernikahan, cukup membuat hati Ziya berdebar debar.

"Kamu kenapa? Butuh minum?" tanya Dirga, saat mendengar Ziya terus saja berdehem.

"Hah, ah. Maaf, tidak kok," jawab Ziya, tergeragap karena gugup saat menyadari jika suaminya itu memperhatikan dirinya dan juga tingkahnya.

"Baiklah."

Keduanya pun kembali melanjutkan langkah mereka menuju ke mobil milik Dirga. Hari ini, Dirga akan memboyong keluarga kecilnya itu untuk pindah sementara ke negara Singapura.

Disana, Dirga akan membawa putrinya untuk melakukan pengobatan ke salah satu rumah sakit terbaik yang ada disana. Yang juga di rekomendasikan oleh Dokter Arif.

"Silahkan masuk, Tuan, Nyonya," ucap sang sopir pribadi Dirga. Saat Dirga dan juga Ziya tiba di parkiran. Dimana mobil milik Dirga sudah menunggu disana untuk membawa keduanya ke bandara.

"Terima kasih, Pak."

Dirga pun segera masuk ke dalam mobil di bagian belakang. Di susul oleh Ziya yang juga ikut masuk, lalu duduk di samping Dirga yang masih setia memangku tubuh mungil putrinya, Zingga.

Hening tercipta. Selama dalam perjalanan menuju ke bandara, tidak ada satu kata pun keluar dari bibir Dirga maupun Ziya.

Keduanya sama sama kompak menutup mulut mereka masing masing. Keduanya masih sama sama tampak kebingungan untuk memulai perbincangan.

Hubungan yang kurang baik di masa lalu, membuat keduanya masih terlihat kaku dan canggung satu sama lain. Meski mereka telah kembali resmi menikah.

Bahkan, satu minggu telah berlalu sejak ijab kabul itu. Namun, sama sekali tidak ada perubahan. Mereka akan berbincang panjang lebar itu disaat membahas tentang Zingga dan pengobatan nya.

Selebihnya, keduanya akan kembali bungkam seolah tidak ada pembahasan yang lebih penting selain tentang Zingga dan tanpa terasa, perjalanan selama 2 jam pun sudah mereka lewati.

Kini, mobil yang membawa keluarga kecil itu sudah tiba di bandara.

"Sayang, bangun Nak. Kita sudah sampai," ucap Dirga, membelai lembut surai putri tercintanya yang tertidur di atas pangkuan nya.

"Kita, mau kemana Ayah? Kenapa ke sini?" tanya Zingga, saat menyadari jika dia tidak dibawa pulang ke rumah. Melainkan di bawa ke bandara.

"Kita akan pergi ke Singapura sayang. Untuk sementara, kita akan tinggal di sana. Mang Tarman, tolong ikut dulu kedalam ya. Tolong bawakan koper saya dan Nyonya," jawab Dirga yang mulai bergerak, turun dari mobil membawa serta Zingga dalam gendongan nya. Di ikuti oleh Ziya, yang berjalan di belakang nya.

"Baik, Tuan."

Dirga pun langsung melangkah maju, memasuki area bandara di ikuti oleh Ziya dan juga Mang Tarman di belakang nya. Yang membawakan dua buah koper milik Dirga dan juga Ziya. Sementara itu, Ziya sendiri membawa koper milik Zingga.

"Sudah, sampai sini saja, Mang. Terima kasih atas bantuan nya dan hati hati di jalan saat kembali ke rumah," ucap Dirga, setelah tiba di ruang tunggu keberangkatan.

"Iya, Tuan. Sama sama, Tuan juga hati hati di jalan dan sampai ketemu saat Non Zingga sehat dan Tuan serta keluarga kembali dengan sehat dan selamat,"

"Aamiin, Mang. Doakan kami ya, semoga Zingga sehat dan proses pengobatan nya berjalan dengan lancar,"

"Aamiin, Tuan. Kalau begitu, saya pamit dulu Tuan. Permisi, assalamualaikum,"

"Iya, Mang. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."

Usai berpamitan, mang tarman pun segera pergi meninggalkan bandara. Meninggalkan keluarga kecil yang saat ini bersiap untuk pergi ke luar negeri. Untuk memulai program penyembuhan untuk putri tercinta mereka.

"Duduklah. Oh iya, kamu lapar nggak? Mau makanan dulu? Penerbangan nya masih satu jam lagi dan masih cukup jika kita pergi makan dulu," tanya Dirga, saat keduanya sudah duduk di kursi tunggu.

"Boleh. Tapi, bagaimana dengan barang barang nya?" tanya balik Ziya sembari melirik tiga buah koper yang ada di samping mereka.

"Tidak apa apa. Biar aku saja yang bawa, kamu gendong Zingga. Bagaimana?"

"Apa itu tidak merepotkan? Kopernya 3 loh,"

"Tidak apa apa. Kamu bawa Zingga saja, urusan koper, biar aku yang urus."

Dirga pun langsung menyerahkan Zingga kepada Ibunya. Sementara dia, mencoba merapihkan koper milik Zingga dengan menyimpan nya di atas koper miliknya.

Dengan begitu, Dirga bisa membawa 3 koper itu sekaligus. Kedua nya pun kembali beranjak, menuju ke sebuah food court yang ada di salah satu sudut bandara.

"Duduklah. Biar aku yang beli makanan nya, kamu mau makan apa?" tanya Dirga, begitu mereka tiba di food court.

"Apa saja, Mas. Yang penting bisa bikin kenyang,"

"Baiklah. Tunggu di sini, aku akan segera kembali."

Dirga pun segera beranjak, menelusuri beberapa stand makanan yang berjejer di sana. Menyajikan beberapa jenis makanan, mulai dari makanan berat, makanan ringan, dan juga minuman nya.

Setelah melihat lihat, Dirga pun akhirnya memilih pergi ke salah satu stand yang menjual makanan berat.

Disaat tengah menunggu antrian, tiba tiba perhatian Dirga teralihkan oleh suara seseorang yang tengah memanggil namanya.

"Mas Dirga? Kamu, sedang apa disini?"

1
Shuttttttttttt
karakter zinga ini jangan terlalu k
masa ank org kaya, udah dapat kasih sayang lengkap terus diam sja disaat dapat bully dri makhluk aneh" di kmpus? hehee kocak jangan terlalu lemah lah, kuat dikit napa ini diam sja di bully. gak suka liat org di bully, tapi gak suka juga liat org yg dibully hanya terima terima ajaaa kayaa apaan diam balas dong, kalau masalah status yaaa oke tapi ini status tinggi hanya diam sja di bully🤦‍♀️ padahal baca dri pertama smpe ziya bahagia oke oke tapi pas baca karakter zingga yg diam disaat dpt bully badmood langsung 😑
Erna Fadhilah
ga papa zingga kamu cerita sama rena biar kamu lega dan rena tau kalau mau berteman sama kamu harus hati-hati jangan bikin kamu sakit
Mrs. Ketawang
Dirga spertinya paham agama tp mlah main celup ke pacarnya pdhal ada istri sah
Mrs. Ketawang
miras bisa buat org amnesia😱
Mrs. Ketawang
adakah org yg sebaik hati ibu Aisyah,.ya Allah sungguh mulia hati seorg ibu😭😭😭
Hera
👍🏻👍🏻
🌷💚SITI.R💚🌷
smg renang mau jd teman yg benar² tulus bukan krn mendekati zingga krn status sosial..
🌷💚SITI.R💚🌷
wah jangan sampe ada persaingan antara bagas sm anda.tp sepertiy zingga lbh ada hati ke anda drpada ke bagas walau bagas lebih lembut perhatiaany
Erna Fadhilah
semoga🤲🤲 rena benar-benar baik dan ikhlas berteman sama zingga
Amora
aamiìn yaa robbal aalamiin
Nar Sih
suami yg gk ada ahlak
Nar Sih
dirga bnr laki,,jht ,sabar ya ziya
Nar Sih
hadir kak tpi ...telatt😭
Erna Fadhilah
andra sama bagas sama-sama tertarik sama zingga
maya ayu
pasti nanti diantara 2 cowok itu ada tulus & ada yg gk tulus sprti ingin memanfaatkan kekayaan kluarga Zingga
dika edsel
jadi gimana nih..bagas apa andra ..??? tp kan blm tentu juga mereka berdua jodohnya zingga...,, kalaupun salah satu diantara mereka jd sama zingga,pasti gk akan semudah itu kali...hadapi noh bapaknya..!!!
Herman Lim
kayak BS cinta setiga ne
Yeni Wahyu Widiasih
kan ayah dirga kaya raya kenapa gk kasih bodyguard bayangan gitu..
Erna Fadhilah
kayaknya rombongan cewek yang kemarin itu deh
Erna Fadhilah
baru di introgasi ayah Dirga kaya gitu aja udah panas dingin ya zingg 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!