Sebuah masa di mana kekuatan dan ilmu Kanuragan menjadi tolak ukur , di mana lahir seorang anak yang tidak mempunyai bakat sama sekali , bahkan ia tidak bisa mempelajari ilmu Kanuragan seumur hidup nya .
Namun takdir berkata lain saat tanpa sengaja ia menemukan sebuah kitab kuno , hingga kejadian tragis yang menimpa keluarga nya hingga pertemuan nya dengan guru nya , yang membantu nya menguak kalau ia adalah penerus dari sang naga api
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bryan Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghadap paduka raja
Mulai dari rumah para pejabat istana , tempat hiburan ,penginapan dan lain sebagai nya . bima mulai membanding-bandingkan kehidupan nya yang dulu sangat kekurangan sungguh sangat jauh berbeda.
Semakin ke dalam bima menikmati suasana kota raja tersebut ,ada kondisi tumpang di lihat nya berjejer para pengemis dan gelandangan di dekat alun alun kerajaan
Bima lalu menukar kan koin emas yang di bawa nya menjadi beberapa koin perak di sebuah warung makan yang besar dan ramai sekalian ia mencari makan .
Setelah makan dan menukarkan uang koin bawaan nya , kemudian bima mengajak Dewi menghampiri satu persatu pengemis yang tadi di lihat nya . Dan membagikan koin perak kepada para pengemis.
Sontak perbuatan nya menjadi geger kota tersebut, berita tentang ada nya seorang dermawan yang membagikan kepingan koin perak secara cuma cuma ,bima langsung menjadi bahan pembicaraan seisi kota raja .
Bima tidak hanya sekali membagikan koin perak pada kaum dhuafa yang berada di Kota raja dia juga masuk kedalam gang gang sempit yang kotor dan kumuh .
Para preman ,perampok , para pejabat istana dan bahkan Raja pun mendengar berita tentang bima ini . Mereka tertarik untuk mengetahui siapa sosok yang kadi pembicaraan seisi kota raja itu .
" Cari keberadaan pemuda tersebut dan bawa kemari " perintah raja
" Hamba laksanakan yang mulia " jawab salah satu prajurit kerajaan .
Prajurit itu langsung berbalik arah dan keluar dari ruangan tersebut ,20 prajurit di kerah kan untuk mencari keberadaan bima . berbekal ciri ciri yang di berikan penduduk tentang bima dan Dewi para prajurit itu akhir nya menemukan bima dan Dewi.
Saat ini bima dan Dewi sedang duduk di sebuah kursi panjang sambil menikmati makanan ringan yang di jual di pinggir jalan .
" Maaf kisanak , tuan raja Ingin bertemu dengan anda di istana " ucap salah satu prajurit kerajaan .
Bima tampak bingung , kenapa seorang raja ingin bertemu dengan nya .
" Maaf ,emang nya ada keperluan apa hingga paduka raja ingin bertemu dengan ku ?" tanya bima
" Entah lah kisanak ,hamba hanya di beri perintah untuk mencari kisanak "
Bima mengangguk kan kepala nya sambil menggaruk kepalanya " Baik lah aku ikut ke istana " ucap bima .
Seorang prajurit tampak mendorong Dewi dengan sedikit kasar karena ia di nilai berjalan terlalu lamban , sontak membuat bima berhenti dan melotot ke arah prajurit itu " Sekali lagi kau berani menyentuh adik ku ,ku pastikan nyawa mu melayang dari tubuh mu !"
Bukan nya takut prajurit itu malah meremehkan bima .
" Kamu hanya rakyat jelata berani nya kau menantang prajurit kerajaan"
Tanpa banyak tanya lagi Bima langsung melayang kan pukulan nya ke wajah prajurit itu hingga darah keluar dari mulut nya ,bibir nya pecah dan hidung nya patah . prajurit itu langsung pingsan di tempat .
Prajurit yang lain nya langsung mengangkat senjata nya hendak menyerang bima , bima langsung menarik dewi dan menempat kan nya di belakang nya .
Bima langsung melempar tatapan tajam nya ke arah para prajurit itu .
" kalian mau bernasib sama seperti dia masih untung aku tidak membunuhnya" tatapan bima langsung mengintimidasi para prajurit itu .
" Sudah hentikan , apa kalian lupa apa perintah dari paduka raja ? ayo kisanak "
Bima langsung menggendong Dewi di punggung. dan berjalan mengikuti prajurit itu .
Saat sampai di aula istana prajurit itu langsung berlutut di hadapan Suryo
" Paduka raja hamba sudah membawa pemuda yang paduka pinta "
" Cepat berlutut " perintah salah seorang prajurit kepada Bima
" Kenapa aku harus berlutut ?"
" Di depan paduka raja semua orang harus berlutut "
" Aku tidak akan berlutut kepada sesama manusia kecuali pada orang tua ku dan guru ku " tegas bima .
" apa kau mau di hukum " kata prajurit itu .
" Kenapa aku harus di hukum apa salah ku ?"
" jika aku harus di hukum hanya karena tidak berlutut , aku pastikan pasti lah raja itu adalah raja yang kejam dan suka menindas rakyat nya " ucap bima .
Prajurit itu tampak geram " kau ..!"
" kenapa , kalau kau tidak terima ayo kita bertarung di depan "
Raja Suryo lalu melerai pertengkaran mereka , ia merasa tertarik dengan pemuda yang ada di hadapan nya saat ini .
" Prajurit,pergilah !" perintah raja .
Prajurit itu langsung memberi hormat dan keluar dari aula dengan perasaan dongkol ,ia berniat memberi bima pelajaran saat ia keluar dari aula nanti .
" Siapa nama mu anak muda ?" tanya raja Suryo .
" Nama saya bima paduka , kalau boleh tahu kenapa saya dan adik saya di panggil kemari ?" ucap bima sopan .
Raja Suryo yang terlihat begitu berwibawa tersenyum melihat kepolosan di wajah bima .
" Bima aku ingin Bertanya benarkah kamu membagi bagikan koin perak kepada penduduk desa ?"
Bima menggaruk kepala nya bingung kenapa bisa istana tahu apa yang ia lakukan .
" Benar paduka , emang nya ada apa ?" tanya bima
" Apa tujuan mu melakukan itu ?" tanya raja Suryo .
" Tujuan ? Hamba tidak punya tujuan apa pun hamba hanya berniat berbagi pada penduduk yang tidak mampu " jelas bima .
Raja Suryo menatap bima dari atas sampai bawah ,ia melihat sosok bima tidak seperti orang kaya .
" Lalu kenapa kau membagikan uang mu apa kau tidak membutuh kan nya ?"
" Mohon jangan menilai seseorang dari penampilan luar nya saja tuan raja " kata bima .
Bima tersenyum tipis " Hamba melakukan itu semua karena hamba pernah merasakan hidup susah seperti mereka ,kampung hamba di rampok ,kedua orang tua hamba di bunuh ,dan tidak ada tindakan dari para penguasa untuk membantu rakyat nya yang mengalami penderitaan "
Raja Suryo tertunduk malu ,ia seolah mendapat tamparan dari seorang pemuda ,ia jadi semakin tertarik dengan sosok bima .
" Kalau aku tidak mendapat laporan dari bawahan ,aku tidak akan tahu dan mengerti kejadian apapun yang terjadi di daerah .
" sesekali coba paduka menyamar menjadi rakyat biasa , biar paduka tahu sendiri keadaan rakyat anda "
" lalu dari mana kau dapat uang sebanyak itu ?" tanya paduka raja .
Bima bingung menjawab nya ia takut di tuduh sebagai perampok atau pencuri .
"Apa kau mencuri nya ? "
" Hamba bukan pencuri paduka , orang tua hamba selalu mengajarkan kepada hamba untuk menjunjung tinggi kejujuran " jawab bima .
" Lalu dari mana kau dapat uang tersebut?" tanya Suryo lagi
" Kalau hamba cerita yang sebenar nya paduka pasti tidak percaya " kata bima .
" hahahaha,tidak , cerita kan saja padaku,aku ingin mendengar nya "
Bima menarik nafas panjang ,dia pun mulai bercerita tentang bagaimana ia mengambil uang itu dari sarang perampok .
" aku akan menyuruh prajurit ku kesana untuk mengecek kebenaran cerita mu , selama mereka belum kembali kau harus tetap di sini ,jika kau terbukti berbohong kau harus menerima hukuman." kata raja Suryo