Kasih Sayang

Bu hamidah juga mengatakan untuk membiarkan Santi berfikir dahulu bagaimana pendapatnya. Barulah minggu depan melamar resmi di depan pak Parman dan bu Surti selaku orang tua angkatnya.

Raka menyetujui usulan dari ibunya. Raka meminta maaf karena bersikap gegabah. Raka lalu memeluk ibunya dan berterima kasih karena mau menerima Santi sebagai menantunya.

Bu Hamidah tidak memandang orang dengan statusnya. Bu Hamidah juga tidak membedakan kasta dan bibit, bebet serta bobotnya seperti yang lainnya.

Bu Hamidah hanya berkata," Seorang istri di lihat dari baik buruknya saat sholat."

Alhamdulilah Santi masuk dalam kriteria baik. Walau Santi baru mulai belajar sholat dalam enam bulan ini.

Raka pun menuruti perintah ibunya. Untuk memberikan waktu untuk Santi. Sebab Santi juga selalu menghindar jika bertemu dengan Raka.

Lima hari sudah berjalan Santi selalu menghindari Raka. Karena Santi merasa tidak pantas terhadap Raka. Raka juga tidak mengejar Santi lagi.

Mungkin Santi berfikir jika Raka sudah menyerah dengannya. Parman juga sudah pulih dari sakitnya. Kini Parman melakukan aktifitas di masjid kembali.

Santi selalu membantu Surti di rumah dan bekerja di rumah bu Hamidah. Setiap hari Santi mulai melakukan aktifitas seperti biasa.

Bahkan setiap kamis Surti kembali lagi dengan pengajiannya. Kini Santi izin kepada bu Hamidah karena akan pulang cepat untuk mengaji. Bu Hamidah pun mengizinkan karena bu Hamidah juga akan mengaji.

Namun bu Hamidah meminta Santi untuk berangkat bersama. Bu Hamidah memberikan baju muslim untuk dikenakan Santi. bu Hamidah juga memberikan tas serta Alquran untuk Santi baca. Santi mengucapkan terima kasih.

Santi dan bu Hamidah pun berangkat bersama. Bu Hamidah bertemu dengan ibu - ibu pengajian dengan yang lain. Mereka berangkat bersama, ibu - ibu yang lain bertanya bu Hamidah berangkat bersama siapa.

bu Hamidah memberitahukan Santi sebagai anak angkat bu Surti. Semua pun mengenal jika Santi anak bu Surti. Namun ibu - ibu komplek yang tidak ikut pengajian.

Melihat Santi dan bu Hamidah bersama, ada yang meledek Santi berangkat bersama majikan ya. Namun bu Hamidah hanya mengelus punggung Santi dan mengajak Santi pergi.

Dalam hati Santi merasa sedih namun tak di tampakan olehnya. Karena mereka mengenal Santi sebagai pembantu bu Hamidah. Maka Santi terlihat biasa saja memang kenyataan itu tetap benar.

Selama Santi tidak mencuri Santi akan tenang saja. Santi dan ibu- ibu pengajian yang lain pun sampai di masjid. Semua salim terhadap Surti yang sebelum masuk mengambil wudhu terlebih dahulu.

Pengajian minguan pun dimulai dengan membaca alquran sambung menyambung ayat. Satu orang membaca dua ayat sehingga jika ada kesalahan maka akan dikoreksi oleh Surti.

Sehingga yang tadinya tidak bisa membaca alquran lama - lama bisa pula. Karena semua dimulai dengan belajar. Seperti Santi yang sejak kecil tidak pernah belajar membaca alquran. Kini Santi sudah bisa membaca alquran. Santi juga diajarkan membaca ngaji di rumah sebelumnya oleh Surti.

Santi pun tak mudah menyerah dari tidak bisa membaca hingga bisa membaca kini. Semua merasa salut dengan Santi masih muda masih mau belajar dan tidak malu. Sedangkan ibu - ibu pengajian rata - rata ibu - ibu semua anak mudanya jarang mau ikut pengajian.

Namun Santi bergabung belajar bersama. Semua ibu - ibu salut dengan adab sopan santun Santi. Banyak yang memuji Surti yang bisa mendidik Santi menjadi pribadi yang baik. Walau pun memang dasarnya Santi pribadi yang baik.

Surti merasa tersanjung karena Santi dikenal baik orang - orang dengan kepribadian yang tidak neko- neko. Bahkan ada yang ingin melamar Santi. Namun Santi hanya menjawab dengan senyuman saja.

Bu Hamidah merasa ketar ketir ketika ada yang sudah mulai melamar Sarah. Takut anaknya ke duluan. Maka Bu Hamidah berbicara kepada Surti secara perlahan agar tidak didengar oleh yang lain.

Bu Hamidah memberitahukan jika dalam dua hari Raka dan bu Hamidah akan berkunjung. Berarti hari Sabtu malam minggu.

Bu Surti biasa saja karena tidak tahu tujuannya. Namun Surti memberitahukan suaminya Parman jika bu Hamidah akan berkunjung hari Sabtu malam minggu.

Sedangkan Santi tidak mengetahuinya. Selama dua hari bu Hamidah biasa saja termasuk Santi. Namun Sabtu pagi Raka dan bu Hamidah datang dari pasar dengan membawa buah dan kue - kue.

Santi bertanya," Ibu dan mas Raka membeli banyak buah dan kue mau ada acara bu nanti ?."

Bu Hamidah pun tersenyum dengan pertanyaan Santi dan menjawab iya. Santi merasa jantungnya agak sakit. Sepertinya bu Hamidah akan melamar untuk Raka. Namun Santi tidak berani bertanya lebih jauh lagi.

Karena takut sakit, lagi pula Santi tidak ada hak bertanya lebih lanjut. Santi hanya membantu merapihkan saja. Tidak berani bertanya lebih lanjut.

Bu Hamidah melihat ekpresi Santi yang agak terkejut pun tersenyum. Bu Hamidah memberitahukan jika Raka akan melamar seseorang. Santi pun menjadi gelisah namun ditutupinya dengan baik.

Bu Hamidah yang mengetahui jika Santi mulai resah hanya tersenyum saja. Santi berusaha mengikhlaskan Raka dengan yang lain karena Santi merasa tidak pantas.

Apalagi melihat status Santi yang janda di usia muda. Bahkan Santi tidak beri keturunan selama pernikahannya. Membuat Santi merasa semakin minder saja.