Arga yang mendapati kekasihnya berselingkuh, akhirnya menerima perjodohan tanpa tahu siapa wanita yang dijodohkan dengannya.
Zia yang mendengar keinginan mendiang ibunya pun menerima perjodohan yang disampaikan oleh ayahnya.
Janji perjodohan yang direncanakan orang tua Arga dan Zia membuat mereka bertemu kembali. Dulu mereka bagaikan musuh, Zia yang dulu menjadi anggota osis harus siap menghadang anak-anak yang terlambat, Arga yang hobi terlambat harus berurusan dengan Zia. Tapi ternyata, dalam hati mereka menyimpan cinta. Dijadikan satu dalam ikatan pernikahan, akankah mereka saling mengungkapkan cinta lama?
Belum revisi ya🤭
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke kantor dan boutique
Arga dan Dave kembali ke kantor. Dalam mobil menuju kantor, Dave memberanikan diri bertanya pada Arga. "Apa alasan meminjamkan villa, dan mengurus keperluan reuni karena Zia?" Tanyanya memastikan pada Arga.
"Emm..." Arga menoleh menatap Dave.
"Gue hanya nggak ingin dia lelah mengurus reuni ini, karena kalau dia sakit gue juga yang repot," elak Arga.
Dave langsung tertawa mendengar ucapan Arga. "Bilang aja loe nggak mau Zia bertemu laki laki lain, dari ekspresi loe ketahuan banget, kalau loe nggak suka pas Zia ketemu Dion," tebak Dave.
"Lagi pula kalau gue berusaha agar dia nggak bertemu laki laki lain itu untuk kebaikan. Dia kan sudah menikah nggak patas kan, bertemu laki-laki lain dengan alasan apapun." Arga coba membela dirinya.
Dave tergelak. "Oke...oke.. gue rasa loe mulai jatuh cinta sama Zia," cibir Dave.
Arga menatap tajam Dave. " Jatuh cinta?Ach...mungkin ini hanya perasaan perduli saja..Walau masih begitu sakit hatiku tapi aku masih belum lupa wanita itu," batin Arga.
***
Nia dan Zia pun sama melajukan mobilnya menuju boutique.
"Zi tadi pagi kamu nggak cerita kalau Arga yang meminjamkan villanya?" Tanya Nia pada Zia.
"Aku juga nggak tau. Aku juga.baru tau tadi, lagian kemarin pas aku cerita dia nggak bilang apa-apa."
"Kamu mikir dari kemarin mau cari villa, tapi kamu lupa kalau suami kamu sendiri punya villa." Nia menertakan Zia yang dari kemarin sibuk mencari villa untuk reuni.
"Aku lupa kalau suami aku itu orang kaya yang punya hotel dan villa." Zia tergelak tertawa menertawakan diri sendiri.
"Tapi aneh nggak sih dia udah minjem villa, tapi dia juga yang urus semua keperluan?"
Zia mengangkat bahu tanda tak tau.
" Dia takut kamu capek kali? Wah kalau iya berarti dia, dah mulai perhatian sama kamu zi," seru Nia.
"Nggak lah mungkin dia cuma mau berkontribusi sama acara ini aja, Jangan berpikir terlalu jauh, kalau dia perhatian sama aku," elak Zia.
" Ya kan siapa tau..."
"Ya apapun alasannya yang jelas itu baik untuk semua."
Setelah sampai boutique, Zia disibukkan dengan pesanan para pelangan. Saat sedang mengerjakan pesanan pelangan, Zia mendengar pintu ruangannya di ketuk.
Setelah mengetuk pintu, Nia langsung membuka pintu. "Zi, ada Nona Kesya di depan. Dia ingin memesan gaun untuk acara ulang tahun sweet seven teen," ucap Nia dari balik pintu.
"Oke ayo kita temui." Zia berdiri dan keluar dari ruanganya. Zia menuju galerinya, menemui pelangan yang sedang melihat lihat koleksinya.
"Selamat siang dengan saya Zia, ada yang bisa saya bantu." Zia menyapa pelangan yang sedang melihat koleksinya.
"Hai kak Zia, aku Kesya." Kesya mengulurkan tangannya pada Zia.
Zia yang melihat Kesya mengulurkan tangannya, langsung menerima uluran tangan gadis di depannya.
"Wah kakak cantik sekali." Kesya masih terpana melihat Zia di hadapannya.
"Terimakasih, kamu juga cantik." Zia tersenyum membalas pujian.
"Kesya apa kamu sudah menentukan gaun apa yang kamu ingin kenakan nanti?" Tanya Zia kepada Kesya.
"Aku mau gaun seperti yang di sana." Kesya menujuk gaun di manekin. "Tapi aku nggak mau lengan dadanya terbuka seperti itu. Kakakku pasti akan marah kalau aku pakai yang terbuka," jelas Kesya pada Zia.
"Wah kakakmu sayang sekali padamu, sampai memperhatikan apa yang boleh dan tidak boleh kamu pakai."
"Iya kakakku sangat menyayangiku dan dia dokter hebat." Kesya membanggakan kakaknya.
Zia mengambar semua detail gaun yang di inginkan Kesya, dan Kesya begitu sangat senang.
Saat Kesya menunggu pesanannya, ponselnya berdering. Dia mengambil ponselnya di dalam tas dan mengangkat sambungan teleponya. "Halo kak, kakak masuk saja langsung ke lantai dua ya." Kesya menjawab pertanyaan dari kakaknya.
banyak hati yg kecewa