NovelToon NovelToon
Sistem Pesugihan Modern

Sistem Pesugihan Modern

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Balas Dendam / Sistem / Anak Yatim Piatu / Anak Lelaki/Pria Miskin / Robot AI
Popularitas:61.4k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Namanya Tegar, pemuda dengan pembawaan ceria tapi hatinya penuh dengan dendam.

Di depan kedua matanya, Tegar kecil harus menyaksikan kedua orang tua meregang nyawa dan kakaknya digilir di rumahnya sendiri, oleh sekelompok orang.

Yang lebih menyakitkan, para penegak hukum justru tunduk pada orang-orang tersebut, membuat dendam itu semakin dalam dan melebar.

Beruntung, Tegar mendapat keajaiban. Sebuah sistem dengan misi layaknya pesugihan, Tegar menemukan jalan yang bisa dia gunakan untuk melampiaskan dendamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musuh Mulai Waspada

Viralnya video suap yang dilakukan oleh oknum polisi serta perundungan dari siswa salah satu sekolah elit, mengundang berbagai reaksi keras di kalangan masyarakat.

Banyak yang memandang miris dengan peristiwa tersebut. Apa lagi sejak beberapa hari ini masyarakat dihebohkan dengan berbagai berita yang semuanya mengarah pada satu nama.

Aneh memang, tapi itu lah pandangan masyarakat. Bahkan tak sedikit dari masyarakat yang tertawa puas dengan semua kejadian yang menimpa satu keluarga tersebut.

Anak wanitanya tukang pesta tanpa busana. Anak lelakinya tukang bully. Orang tuanya tukang suap. Sungguh perpaduan yang pas, dari sebuah keluarga yang memiliki nama besar dan terkenal di dalam maupun luar negeri.

Viralnya keluarga Gunawan, nama Mutia Maharani pun kembali kembali menjadi sorotan. Nama itu seketika menjadi bahan perbincangan dan kasusnya mulai dikulik lagi oleh banyak mulut. Masyarakat dibuat penasaran, siapa sebenarnya pemilik akun Mutia Maharani dan ada hubungan apa dengan sosok wartawan wanita tersebut.

Tak jauh dari gedung bertingkat milik Kobam grup, seorang anak muda baru saja menghentikan laju motornya. Anak muda itu melepas helm yang dia kenakan, lalu merapikan rambutnya sejenak sembari memperhatikan keadaan.

"Di depan gedung itu sangat ramai, Tuan," tunjuk sosok wanita yang masih duduk di belakang anak muda itu.

Anak muda itu tersenyum. "Mereka para pemburu berita yang sedang mengejar pemilik gedung itu," jawab si anak muda.

"Kasihan mereka, Tuan, sampai panas-panasan seperti itu."

"Resiko pekerjaan, Za. Mereka memilih pekerjaan seperti itu, berarti mereka harus siap dengan segala resiko yang harus mereka tanggung."

"Lalu, sekarang, apa yang akan anda lakukan, Tuan?"

"Kita tunggu di sini aja, nanti kalau ada mobil khusus yang keluar dari gedung itu. Baru kita bergerak."

"Mobil khusus?" Kening Fiza sampai berkerut.

"Ya, mobil khusus milik presdir gedung itu. Aku sudah paham betul mobil apa yang biasa dia gunakan."

"Oh..." Fiza mengangguk beberapa kali. "Kenapa anda tidak meminta saya masuk saja, Tuan? Seperti kemarin?"

Anak muda itu lantas tersenyum. "Untuk saat ini tidak dulu. Bisa saja sekarang mereka sedang bersikap waspada, karena lokasi rekaman penyuapan itu berada di ruangan Gunawan."

"Oh, begitu," Fiza pun memilih patuh.

"Kita tunggu aja di sini, sambil menyiapkan semua peralatan yang akan kita gunakan, Za."

"Baik, Tuan."

####

Sementara itu, di ruangan presdir Kobam Grup, saat ini sedang terjadi pembicaraan yang begitu rahasia.

Viralnya kasus penyuapan yang terjadi di dalam ruangan itu, membuat sang presdir dan ketiga rekannya bersikap ekstra hati-hati, walaupun mereka sama sekali tidak menemukan kamera tersembunyi.

Hal itu sesuai dengan prediksi yang dikatakan oleh anak muda bernama Tegar. Gunawan dan rekan-rekannya benar-benar bersikap waspada untuk saat ini.

"Oh iya, aku baru ingat, Suryo dan yang lain ngajak kita untuk ketemuan," ucap Hendrawan disela-sela obrolan yang sedang mereka lakukan.

"Yang lain? Siapa saja?" tanya Hartawan. "Tidak ada orang lain yang menghubungi aku. Cuma Suryo saja."

"Pengacara dan beberapa polisi, yang terlibat dengan kasus Mutia Maharani," jawab Hendrawan sambil menunjukan riwayat panggilan telfon di ponselnya. "Tadi mereka, menghubungi aku satu persatu. Mereka minta ketemu."

"Memang mau ketemu dimana?" tanya Gunawan.

"Kita bicarakan lewat chat aja, takutnya ada mata-mata yang mengintai kita," balas Hendrawan.

Tentu saja ketiga temannya langsung setuju. Keempat pria itu terdiam karena sedang melakukan pembicaraan di grup chat khusus mereka.

"Ya sudah, kita berangkat sekarang aja, bagaimana?" usul Hartawan. "Kita jalan pakai mobil masing-masing. Nanti jika ada yang mengikuti salah satu dari kita bisa cepat ketahuan."

"Oke aku setuju," balas Hendrawan.

"Aku juga setuju," sahut Darmawan.

"Kamu sendiri gimana, Gun?"

"Aku ngikut aja," jawab Gunawan.

"Oke, kalau gitu, kita berangkat sekarang."

Keempat pria yang masih memiliki pesona kuat sebagai laki-laki, segera bangkit dari duduk mereka dan beranjak meninggalkan ruangan sang presdir.

Empat pria itu keluar dari gedung melewati jalan lain, yang tidak di ketahui para wartawan. Namun, kepergian mereka tidak luput dari mata seorang pemuda yang sedari tadi menunggu di area seberang jalan dari letak gedung tersebut.

"Itu mobilnya, Za!" Tunjuk Tegar dari sisi samping agak belakang gedung Kobam grup.

"Yang mana?"

"Yang hitam dan ada warna merahnya!"

"Oke!"

Dengan secepat kilat, Fiza langsung lenyap dari pandangan Tegar dengan membawa benda yang sudah dia siapkan di tangannya.

Bahkan, tidak sampai hitungan menit, Fiza telah kembali dan memberi laporan kalau dia telah menyelesaikan tugasnya, sesuai yang di perintahkan Tegar.

"Bagus, sekarang kamu pegang ini, dan perhatikan arah yang terekam, Za."

"Oke!"

Tegar bergegas menyalakan mesin motor dan segera melajukan motor tersebut dengan kecepatan agak tinggi.

"Gimana, Za? Masih terpantau?" tanya Tegar setelah melajukan motornya sekitar lima belas menit.

"Masih, Tuan," jawab Fiza. "Tapi rekamannya berhenti, Tuan."

"Berhenti? Coba lihat?" Fiza menunjukan layar tablet melalui arah samping. "Oh, itu sebuah restoran mewah, Za, kita ke sana sekarang," Tegar langsung menambah kecepatan laju motornya.

Tebakan Tegar memang benar. Dia menyaksikan beberapa mobil berjejer rapi di depan restoran yang cukup terkenal namanya.

"Kenapa mereka pada ke sini ya?"

"Kenapa, Tuan? Ada masalah?"

Mendengar pertanyaan dari Fiza, Tegar sedikit tersentak, dan dia langsung menoleh, menatap Fiza kemudian senyumnya terkembang tipis.

"Tidak, Za, tidak ada masalah," jawab Tegar. "Aku heran aja, kenapa mereka mendatangi restoran ini? Aku pikir mereka hendak ke markas."

"Markas?"

Tegar mengangguk. "Tempat para musuhku menjalankan bisnis ilegalnya. Aku pikir, mereka akan mendatangi tempat itu."

Fiza sontak menunjukan reaksi tanda mengerti. "Kenapa kita tidak masuk saja, biar kita bisa menyelidikinya dengan jelas?"

"Tapi makanan di sini sangat mahal, Za. Tidak semua manusia bisa masuk dan makan di tempat itu."

Fiza nampak terkejut. "Bukankah anda memiliki banyak uang?"

"Iya sih, tapi aku nggak percaya diri masuk ke tempat itu, hehehe..."

Melihat Tegar tertawa, Fiza pun sontak ikut tertawa.

"Gini aja deh, Za, kamu masih ingat wajah dari musuhku kan?" Fiza mengangguk. "Sekarang kamu menghilang, kamu cari mereka. Nanti setelah ketemu, kamu lakukan hal yang sama seperti kemarin," Tegar mengeluarkan ponsel yang biasa digunakan untuk merekam.

"Baiklah," seketika tubuh Fiza menghilang dari pandangan Tegar berikut ponsel yang ada di tangannya.

Tegar tersenyum senang dan sekarang dia mencari tempat duduk yang tak jauh dari tempat dia berada.

Di saat Tegar sudah menemukan tempat duduk dan sedang mengedarkan pandangannya, Tegar dikejutkan dengan dengan apa yang lihat saat ini.

"Siapa orang itu? Kenapa menatapku seperti itu?" gumamnya. "Apa jangan-jangan barusan dia lihat aku sama Fiza? Gawat kalau gitu?"

Tegar mendadak dihinggapi rasa panik. Apa lagi saat matanya menangkap sosok tersebut mendekat, dada Tegar langsung berdegup kencang.

1
Dedy
Kobam = maboK....
Mabok Corporate...Miras dong...
ᗪᗩᗰᗩᖇ
enak banget lu gar ,
udh main celup gretong ,dpat duit
itu ciwi palsu kaga bisa bunting ye ,
bisa pesen juga ngga kotak ajaib nya
🤣🤣🤣
ALFU NAUFAL Rohmana
Luar biasa
Yusri Gepeng
iklan lgi cape deh
Roewina
lanjut
Yusri Gepeng
uda doong iklan nya k bayakan
Yusri Gepeng
kelamaam iklan nya jdi cepet bosen nunggu nya
𝒯ℳ
terimakasih thor atas suguhan karyanya,,,, tetap semangat berkarya 💪💪💪💪💪
Apriyanti
akhirnya ngikutin jg sampe tamat
terimakasih thor uda setia stiap hari update trus🙏💪😘
Was pray
gak ada kelanjutannya kisah tegar dan fiza thor?
Wong Ngapak: belum ada ide bos 🙏😁
total 1 replies
Inyoman Raka
kaya wartawan saja banyak tanya padahal punya
Inyoman Raka
diberi makan dulu baru dicerca pwrtanyaanlah
Inyoman Raka
sibuk dendam lupa dengan misi isi jadiah
Inyoman Raka
rencana rencana
Inyoman Raka
terlalu. dram Balas dendamnya
Apriyanti
lanjut thor
Saeful Anwar
.
Rhaka Kelana
kopi....kopiii..kopi thor
Sulfia Nuriawati
Lumayan
Apriyanti
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!