kisah seorang gadis cupu yng dijadikan bahan taruhan oleh kakak kelasnya namun ketika taruhannya selesai akankah hubungan mereka berlanjut atau kandas yuk,,dibaca guys,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon scorpio_girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
”Kak,,tunggu”panggil flora sambil memegang tangan reva
”ternyata omongan kakak tentang alea bener kak,.di gak sebaik yang aku kira kak”lanjutnya
”maksud kamu”tanya reva
Flashback on
Flashback ON
Flora melangkah ringan menuju kafe tempat ia dan Lea janjian bertemu. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Lea duduk di sudut ruangan bersama seorang perempuan. Mereka tampak akrab, tertawa bersama.
Awalnya, Flora berpikir itu hanya teman biasa. Tapi saat melihat Lea menggenggam tangan perempuan itu dan mengusapnya dengan lembut, jantungnya mencelos.
Ia mencoba menenangkan diri, berpikir mungkin itu hanya kebetulan. Namun, apa yang terjadi selanjutnya membuatnya tidak bisa lagi berbohong pada dirinya sendiri.
"Aku senang bisa ketemu kamu lagi," suara Lea terdengar jelas, penuh kelembutan.
"Aku juga," jawab perempuan itu, tersenyum manis. "Aku kangen kamu."
Lea menatapnya dengan pandangan yang tidak asing bagi Flora—pandangan yang dulu hanya untuknya. Lalu, tanpa ragu, Lea mengangkat tangan perempuan itu dan mengecup punggung tangannya dengan penuh kasih sayang.
Flora merasakan tubuhnya membeku.
Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, hatinya sakit bukan main. Ia ingin berbalik, pergi dari tempat itu. Tapi tubuhnya terasa berat.
"Lea..." panggil Flora dengan suara bergetar.
Lea tersentak, langsung melepas genggamannya dari perempuan itu. Wajahnya pucat saat melihat Flora berdiri di dekat mereka.
"F-Flora… aku bisa jelasin!" Lea buru-buru berdiri, tapi Flora sudah mundur selangkah.
Flora menatap Lea dengan tatapan kosong. "Nggak perlu. Aku udah lihat sendiri."
Hening. Hanya suara dentingan gelas dari meja lain yang terdengar.
Lea membuka mulutnya, tapi tak ada kata yang keluar. Flora menarik napas dalam, berusaha menahan air mata yang nyaris jatuh.
Tanpa berkata lagi, ia berbalik dan meninggalkan kafe itu.
Flashback off
”hem,,bagus deh akhirnya kamu tau siapa dia sebenarnya”ucap reva
'kak,,kakak”
”hemm”jawab reva sambil terus memunggungi flora
”kak,,balik dong badannya gak enakin amat dipunggungin kayak gini”ucap flora sambil membalikkan badan reva
”nih udahkan lalu kamu mau ngomong apa hah?”
”kak aku mau minta maaf karena gak mempercayai omongan kakak tempo hari aku nyesel”
”Ya udah, sekarang kamu udah tahu kan?” ujar Reva dengan nada datar.
Flora mengangguk pelan. ”Aku bodoh ya, Kak? Kenapa aku nggak sadar dari awal?”
Reva menghela napas panjang. ”Bukan bodoh. Cuma terlalu percaya sama orang yang nggak layak dipercaya.”
Flora menunduk, menggigit bibirnya sendiri. ”Tapi aku beneran nyesel, Kak. Kalau aja aku dengerin omongan Kakak dulu…”
”Nyesel emang selalu belakangan.” Reva menatap Flora, ekspresinya tetap dingin. ”Terus, sekarang kamu mau apa?”
Flora menggigit bibirnya, ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, ”Aku… aku mau move on, Kak. Aku nggak mau lagi nangis buat orang yang nggak peduli sama aku.”
Reva menyilangkan tangan di dada. ”Bagus kalau gitu. Jangan sampai besok-besok kamu malah balik lagi sama dia.”
”Nggak akan, Kak! Serius.” Flora buru-buru menggeleng.
”Ya, kita lihat aja nanti.” Reva berbalik, hendak pergi.
Flora buru-buru meraih tangannya. ”Kak!”
”Apa lagi?” Reva menoleh dengan tatapan malas.
Flora tersenyum kecil, matanya berbinar penuh harap. ”Makasih ya, Kak, selalu jagain aku.”
Reva menatap Flora lama sebelum akhirnya mengacak rambut adiknya. ”Ya udah, ayo pulang. Aku lapar.”
Flora tertawa kecil. ”Kakak laper mulu sih.”
”Daripada sibuk mikirin orang nggak penting, mending makan.” Reva menarik tangan Flora, membawanya pergi dari tempat itu.
Hari itu, Flora berjanji pada dirinya sendiri—ia nggak akan lagi menyia-nyiakan orang yang benar-benar peduli padanya.
Sesampainya di tempat maka flora dan reva banyak ngobrol
”btw kak,,sekarang kakak dekat sama siapa atau cewek inceran kakak sekarang siapa nih”ucap flora sambil makan
”gak ada”ucap reva singkat
”ah,,bohong gak percaya aku!kakak kan playgirl jadi mana tahan hidup sendirian”ledek flora
”emang beneran gak ada flora semenjak putus sama kamu aku sadar kalo udah keterlaluan dan aku janji sama diri aku sendiri kalo aku bakalan berhenti mainin perasaan orang lagi”ucap reva
”wow,,sulit dipercaya tampang kakak bisa berubah”
”aku serius flora kalo gak percaya tanya ke si kinara bener apa gak nya”
”iya,,iya deh aku percaya”
”Nah, gitu dong,” ucap Reva sambil menyenderkan punggungnya ke kursi.
Flora mengunyah makanannya sambil menatap Reva penuh selidik. ”Tapi beneran, Kak? Kakak udah nggak ada cewek yang deketin?”
Reva menghela napas. ”Ya ada sih, tapi aku nggak nanggepin.”
Flora membulatkan matanya. ”Hah? Kok bisa? Kakak kenapa? Sakit? Punya utang?”
”Yaelah, apaan sih?” Reva memutar matanya. ”Aku cuma capek aja. Udah cukup dulu.”
Flora menopang dagunya, menatap Reva dengan senyum jahil. ”Wah, gawat sih ini. Kakak yang dulu aku kenal nggak bakal ngomong kayak gitu.”
”Ya udah, anggap aja aku udah tobat,” balas Reva santai.
”Tobatnya permanen apa sementara nih?” goda Flora sambil mengunyah.
”Permanen, kalo nggak ada yang bisa bikin aku berubah pikiran,” ujar Reva, menyesap minumannya.
Flora menaikkan alis. ”Kalo ada?”
Reva terdiam sesaat sebelum akhirnya tersenyum kecil. ”Ya kita lihat nanti.”
Flora menggeleng-geleng. ”Duh, Kakak masih aja pake jawaban menggantung gitu.”
”Biarin, seru kan?”
”Nggak! Aku jadi makin penasaran.”
Reva tertawa kecil, lalu melirik Flora. ”Udah, mending urus hidup kamu dulu. Jangan kebanyakan kepo.”
”Ih, pelit banget. Aku kan cuma nanya,” cemberut Flora.
”Dasar kepo.” Reva mengacak rambut Flora dengan jahil.
Flora mendengus kesal, lalu mendorong tangan Reva. ”Ish, Kakak ganggu aja! Aku lagi makan nih.”
”Hahaha, dasar bocah.”
”Aku udah gede Kakak!”
”Ya ya, terserah kamu aja.” Reva terkekeh, lalu kembali fokus ke makanannya.
Di meja itu, keduanya melanjutkan obrolan santai mereka—tertawa, bercanda, dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama saling asing
”btw sekarang kan kamu jomblo aku boleh kali nih aku daftar buat jadi pacar kamu?”tanya reva
Flora terbatuk mendengar ucapan Reva. Ia buru-buru meraih gelasnya dan meneguk minuman, lalu menatap Reva dengan mata membelalak.
"Hah?! Kakak bilang apa barusan?" tanyanya memastikan.
Reva menaikkan alis santai. "Aku bilang, boleh nggak aku daftar buat jadi pacar kamu?" ulangnya dengan nada setenang mungkin.
Flora mendengus, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. "Kak, serius deh. Kita ini mantan, inget?"
Reva tersenyum kecil, memainkan sendok di tangannya. "Terus kenapa? Ada mantan yang balikan, kan?"
Flora menatapnya lama. "Dan ada juga mantan yang harusnya tetap jadi mantan."
Reva terkekeh, lalu mencondongkan tubuhnya. "Jadi kamu nggak mau balikan sama aku?"
Flora menghela napas panjang. "jujur Kak, aku itu masih trauma dengan sikap kakak dulu"
Reva terdiam sesaat sebelum berkata, "Dan sekarang izinin aku buat perbaiki semuanya."
flora pun terdiam dan berfikir sejenak dan akhirnya,,....