" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---
Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Ada Pilihan
Ziva telah menurunkan egonya, ia menemui lelaki yang bernama ' Gabriel ' di salah satu restauran mewah. Tempat yang sudah mereka sepakati bersama. Ia mengenakan dress setengah lutut dengan handbag di tangannya itu berjalan masuk mencari meja nomor 5 . Lelaki itu mengabarinya untuk menunggunya disana .
Ia duduk di meja tersebut , gadis itu mengira sudah sangat terlambat. Nyatanya lelaki itu jauh lebih lama darinya.
" Haii " sapa lelaki mengenakan kemeja hitam dengan lengan baju yang ia gulung hingga bawah siku.
Tak lama mereka memesan minuman dan cemilan agar perbincangan bisa lebih santai . Lama keduanya hanya terdiam , tak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu . Hingga pesanan mereka sampai.
" Silahkan " kata seorang waiters tersenyum ramah , ia meninggalkan mereka.
" Jadi gimana ? " Biel mengaduk minumannya. Menatap serius gadis cantik di hadapannya.
" Gini , gue gak paham sama Lo. Lo bahkan belum tahu nama gue , kenapa Lo nyuruh gue jadi pacar boongan Elo? " Sela ziva.
" Nama Lo siapa ? " Tanya Biel .
" Ziva " jawabnya .
" Nah gue udah tau nama Lo , jadi gimana ? Lo maukan jadi pacar gue untuk 1 bulan . Lo gak perlu bayar kerugian mobil mahal gue , Lo tinggal nurutin apa yang gue mau . Urusan selesai , gak perlu berurusan sama polisi " ucapnya enteng . Ziva benar benar kesal dengan lelaki di hadapannya , ingin sekali ia menarik leher lelaki ini sampai putus .
" Segampang itu ya Lo ngomong , dasar cowok gila " cercah ziva .
Gabriel hanya tertawa , ia memegang tangan kanan ziva .
" Lo mau nurutin kata gue atau mau tidur di penjara ? Sayang sih gadis secantik Lo kalau harus tidur disana " ia sedikit mendekatkan wajahnya kearah ziva . Pandangan nya cukup menakutkan , lelaki itu kemudian menjauhkan dirinya .
" gue gak akan lepasin Lo kalau misalnya Lo suka sama gue nantinya , tapi gue yang bakal pergi dari hidup Lo kalau Lo yang gak suka sama gue . " ucapnya lagi .
" Dih kepedean banget gue bakalan suka sama cowok modelan kaya Lo " menunjuk Gabriel dari bawah hingga atas . Lelaki itu mengerut , apakah ia kurang tampan menurut gadis ini .
" Lo gak punya mata ? Gue udah sekeren ini " mengangkat kerah bajunya dengan sombong. Ingin sekali ziva memuntahkan isi perutnya di depan wajah lelaki ini .
" Emang cewek Lo kemana sih ? Kenapa harus ngerepotin gue. Jangan jangan Lo gak suka perempuan ya. Lo suka terong? " Hina ziva , ia menantang lelaki di hadapannya .
" Lo ini emang bawel banget ya jadi Cewek , kalau Lo gak mau yaudah . " Ia mulai beranjak dari duduknya , ziva mencegah tangan lelaki itu .
" Maaf " ucapnya , nada bicaranya mulai merendah . Ia sudah terjebak , tidak ada pilihan lain dari pada harus tinggal dalam waktu yang lama di dalam penjara . Semua itu akan menjatuhkan nama baik seorang ziva Magnolya , tidak lucu jika seorang desainer muda masuk ke dalam berita harian hanya karena permasalahan yang sebenarnya sepele . Lelaki itu baik baik saja , tidak ada luka apapun . Ia hanya menabrak bagian belakang mobil , bukan menghancurkan nya .
" Jadi gue harus ngapain ? Jangan aneh aneh ya Lo , gue bukan cewek murahan " ucap ziva menunjuk Gabriel dengan garpu .
Gabriel hanya terkekeh pelan , ia baru pertama kali bertemu dengan gadis seperti ini . Sangat berbeda dari banyak wanita yang pernah hadir dalam hidupnya.
" Nanti gue kabarin Lo lagi , yang penting handphone Lo standby . Angkat kalau gue telpon , awas aja Lo kabur "
Ziva menatap lelaki itu malas , ia berharap satu bulan menjadi waktu yang lebih singkat hingga tak perlu menghabiskan waktunya sia sia hanya untuk lelaki aneh ini dan terbebas dari hal yang sangat konyol menurutnya.
Tapi ia mulai berpikir sejenak , Bagaimana jika dalam 1 bulan itu ia menyukai lelaki ini . Terjebak oleh rencana yang di berikan lelaki gila ini padanya .
" Hah jangan gila ziva , gak mungkin Lo bakalan suka sama cowok super aneh ini " ucap ziva dalam hati .
" Dan gue mau lo gak boleh cerita apapun tentang kesepakatan kita termasuk orang terdekat Lo , anggap kita kaya orang pacaran beneran " ucap Gabriel.
" Lo tuh yaa, mimpi apa sih gue sampe ketemu cowok aneh kaya Lo ini . Gue tuh nabrak mobil Lo gak sengaja , tapi kenapa urusannya jadi nyangkut kehidupan pribadi gue sih . Lo nya juga baik baik aja " protes ziva .
" Udah gak usah banyak omong , siapin diri Lo. " Ia beranjak dari tempat duduk berjalan menuju kasir , membayar pesanan mereka . Ia sempat menunjuk kearah tempat ziva duduk , menandakan ia sudah melunasinya.
" Ziva , kenapa hidup Lo gini amat sih " gadis itu mengacak rambutnya , merenungi nasibnya saat ini . Ia sudah lama tidak dekat dengan siapapun , lalu lelaki ini memaksa dirinya untuk menjadi pacar dalam jangka waktu 1 bulan .
Apakah hidup sebercanda ini , pikir ziva .
.
.
Ziva meletakkan tas ke atas meja kerjanya dengan kasar , ia duduk bersandar menatap seisi ruangan. Membuang nafas kasar , menatap kartu nama itu . Lelaki aneh yang telah merunyamkan hidupnya .
" kartu nama Siapa tuh " linka yang tiba tiba berada di dalam ruangan kerja ziva mengambil alih kartu nama yang sejak tadi ia pegang.
" Gila ! Ini kan pengusaha sukses itu . Gue sering liat nih dia di majalah ." Ucapnya melihat kartu nama itu . Lalu gadis itu dengan tatapan curiga melihat kearah ziva , ia menghentak meja tidak terlalu keras.
" Kok Lo bisa kenal dia ziv ? " mahalini tampak bersemangat sekali .
Ziva menghela nafasnya , ingin sekali ia berkata jujur tapi lelaki itu meminta merahasiakan dari semua orang tentang kebenarannya.
" Pacar gue " ucapnya singkat .
" Hahh! Pacar ??? Sejak kapan ?? Selama ini kan Lo gak pernah Deket sama cowok manapun setelah kejadian dulu "
" gak semua hal harus gue cerita . Udah deh , kan Lo juga yang nyuruh gue nyari pasangan " ziva mencoba mengacuhkan linka , ia fokus pada gambarnya . Gadis itu sedang menyiapkan satu desain untuk acara pernikahan klien nya.
linka perlahan berjalan kearah pintu keluar ia menutupnya perlahan agar ziva tak terganggu. Dalam hati ia masih bertanya , mengapa bisa ziva dekat dengan lelaki itu . Darimana ia bisa mengenalnya , yang ia tahu gadis itu selalu sibuk berada di butik dari pagi hingga malam . Ia bahkan tak memiliki banyak waktu untuk keluarga ,lalu bagaimana bisa mempunyai seorang kekasih. Rasa curiga itu muncul satu persatu menimbulkan banyak tanya , tapi tidak di pungkiri ia merasa lega akhirnya ziva bisa keluar dari keterpurukannya . Setidaknya hubungan baru membuat ia bisa memperbaiki cara berpikir nya yang salah . Menganggap semua lelaki sama saja , hubungan nya akan terus hancur . Itu yang sering gadis itu katakan , ia merasa tak memiliki kesempatan untuk bahagia dengan pasangannya.
.
.
.
Gabriel duduk diam di kamarnya , ia mengambil sebuah foto yang terletak di dalam laci kamarnya . Memandang foto itu cukup lama , sepasang kekasih yang berpose begitu mesra . Ia tersenyum kecil kemudian menyimpannya kembali .
meraih gitarnya , memetik sinar gitar secara perlahan . Ia melantunkan sebuah lagu , menikmati malam yang sunyi . Sebuah ketukan mengganggu ketenangan nya saat ini. Seseorang membuka pintu kamar , berjalan mendekati Gabriel . Ia melipat tangan ke dada menatap anaknya tajam .
" Biel , sampai kapan kamu terus seperti ini "
Gabriel menoleh ke arah mamanya , ia tersenyum getir .
" Kenapa kamu keras kepala sekali , apa yang kurang dari Tasya . Apa ini..
" Mama Gabriel memberikan handphonenya pada anaknya. Benar saja , baru beberapa kali ia jalan dengan Ziva sudah banyak yang memata-matai mereka . Beberapa gambar mereka berhasil di tangkap oleh kamera .
" Mama tahu , kamu sengaja melakukan ini agar Tasya dan keluarganya membatalkan pertunangan kalian kan ? "
" mama sudah tahu alasannya , tapi sampai detik ini mama dan papa tetap sama saja . Memaksakan kehendak sesuka hati , tanpa memikirkan perasaan orang lain . Aku hanya meniru apa yang aku lihat . Aku bebas untuk memacari siapa saja , silahkan jika gadis bodoh itu masih mau denganku " ia menatap sinis kearah mamanya . Mengembalikan handphone milik mamanya itu .
" Jangan sampai papa kamu berbuat yang sama untuk gadis itu .. " mama Gabriel meninggalkan anak bungsu dari dua bersaudara itu . Gabriel terdiam , ia mengacak rambutnya .