Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku harus sembuh.
Angga yang berada di rumah lamanya dia nampak sedang bersenang-senang dengan Inggrid. Dia sedang menikmati momen sebagai pasangan suami istri yang baru menikah siri beberapa waktu yang lalu. Lina yang mengetahui hal itu dia memberitahu kepada Sofia mengenai pernikahan Angga dan Inggris, Sofia benar-benar kecewa, hatinya terluka seolah luka itu tidak akan bisa diobati lagi.
"Teganya kamu melakukan hal ini mas, teganya kamu menghianatiku. Secercah cahaya yang kamu berikan ternyata bukanlah cahaya. Kegelapan yang barusan kamu berikan padaku akan aku balas seperti kegelapan yang aku rasakan saat ini." ucap Sofia yang kemudian meletakkan ponselnya.
Kedua kaki Sofia mulai berjalan perlahan, dia mengambil tongkat jalannya kemudian berjalan keluar dari ruangannya karena hari ini Adi akan menikahi Wati di rumah sakit. Tak ada yang boleh tahu mengenai pernikahan secara diam-diam Adi dan Wati, orang-orang yang ada di rumah besar pun tidak akan ada yang mengeluarkan sepatah kata pun mengenai pernikahan Sirih itu. Dokter Hermawan sebagai saksi saat itu nampak dia tersenyum dia menatap Erna yang tingkahnya benar-benar di luar batas.
Hari itu ada tamu spesial yang datang di pernikahan siri yang dilakukan Adi, dia tidak lain Kemal. Pengusaha yang bekerjasama dengan perusahaan Adi.
"Aku tidak pernah mengira kalau kamu akan datang di pernikahanku, Kemal." ucap Adi.
"Aku juga baru tahu kalau kamu menikah lagi, lalu bagaimana dengan istri tuamu itu, Tuan Adi?" tanya Kemal.
Adi hanya bisa menganggukkan kepalanya, dia terlihat tidak menghiraukan dan dia tidak peduli jika Inggrid mengetahui mengenai pernikahannya. Toh dia sendiri juga sudah menikah siri dengan putranya, dua orang yang begitu dibenci oleh Adi.
"Aku ini seorang pria, Tuan Kemal. Jika aku tidak bisa mengatur istriku dan Dia tidak mau merawatku, ya aku harus mencari wanita yang mau merawatku. Aku ini adalah pria yang membutuhkan wanita untuk menjadi pendampingku. Dia adalah wanita yang sangat tepat." ucap Adi sembari menggenggam tangan Wati.
Wati tersenyum malu apalagi Adi mengatakan itu di depan banyak orang.
"Untuk saat ini aku tidak bisa memanggilmu ibu ya Wati, jika sampai ada orang tahu nanti malah panjang urusannya." ucap Sofia.
"Tidak apa-apa, lagi pula kita harus melakukan pekerjaan yang harus kita lakukan, bukan?" jawab Wati yang kemudian mencium tangan Adi.
Kemal terus memperhatikan Sofia, dia nampak menatap Sofia dengan begitu tajam. Entah mengapa tiba-tiba hatinya merasa hangat ketika melihat Sofia tersenyum begitu tulus kepada ayah mertuanya.
"Oh ya tuan Kemal, terima kasih karena Tuan mau menjadi saksi di sini, Saya berharap kerjasama perusahaan tuan dengan perusahaan Ayah mertuaku akan terjalin selamanya." ucap Sofia.
Kemal tidak menjawab, malah dia fokus menatap wajah Sofia yang benar-benar menyejukkan hatinya. Roni yang melihat bosnya dari tadi menatap Sofia, seketika dia langsung menyenggol lengan bosnya.
"Tuan, nyonya Sofia mengajak Tuan berbicara." bisik Roni.
Hal itu membuat Kemal tersenyum malu sendiri. "Ah maaf, aku tidak terlalu fokus." ucap Kemal yang kemudian menundukkan kepalanya.
"Saya harap Tuan Kemal menjadi rekan bisnis bagi perusahaan ayah mertua saya, ketika ayah mertua sudah sehat pasti ayah akan mengambil alih perusahaannya sendiri, iya kan ayah?" kata Sofia.
Adi menganggukkan kepalanya, dia berpikir dia juga tidak ingin terus dipermainkan anak dan istrinya. "Tentu saja, setelah aku sembuh aku pasti akan mengambil alih seluruh perusahaan ku." jawab Adi.
Hari itu adalah hari yang begitu bersejarah bagi Adi ataupun yang lainnya, mereka nampak tersenyum tertawa bahkan mereka berbincang-bincang seolah mereka sudah kenal begitu lama.
Satu minggu kemudian Angga baru pulang ke rumah besar bersama Inggrid, mereka begitu pandai berakting, ketika mereka sampai di rumah mereka seolah seperti orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain. Hari itu Angga pulang dengan membawa begitu banyak oleh-oleh untuk Sofia.
"Di mana istriku, Erna?" tanya Angga.
Sofia ada di perpustakaan bersama dengan Tuan Adi, Tuan." jawab Erna.
"Ya sudah, tolong kamu buatkan aku kopi sama buatkan aku makanan ya." pinta Angga.
Erna nampak sedikit terkejut karena sekarang Angga meminta kopi, padahal biasanya dianggap tidak pernah meminta kopi karena dia tidak suka dengan kopi ataupun rokok. "Tuan Angga benar-benar sudah berubah, semenjak kapan dia suka kopi, biasanya dia selalu meminta teh hangat atau minuman jahe." ucap Erna yang kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan secangkir kopi untuk Angga.
Sedangkan Angga sendiri, dia masuk ke kamarnya untuk meletakkan barang-barang yang dia beli untuk istrinya. Setelah itu dia pergi ke ruang perpustakaan, Angga begitu merindukan Sofia karena hampir dua minggu ini dia tidak ada di rumah. Suara canda tawa terdengar dari luar ruang perpustakaan.
"Ada beberapa orang di dalam ruang perpustakaan? suara siapa saja yang ada di dalam." ucap Angga yang kemudian membuka pintu ruang perpustakaan. Ketika dia membuka pintu itu nampak lah di sana Wati Adi dan Sofia sedang berbincang-bincang.
"Sayang." panggil Angga ketika dia membuka pintu ruang perpustakaan.
Sofia dan yang lain menoleh, mereka menatap Angga yang sudah berada di depan mereka. Entah mengapa ketika Sofia melihat Angga bukannya dia merasa senang namun hatinya benar-benar merasakan sakit yang teramat. Dia nampak menatap Angga dengan tatapan mata yang begitu acuh, seolah dia tidak ingin melihat Angga kembali.
"Kamu sudah pulang, Angga?" tanya Adi.
"Iya Ayah, semua urusan perusahaan sudah selesai." jawab Angga. setelah itu dia berjalan mendekati Sofia Dia memberikan kecupan di kening Sofia kemudian memeluknya dengan begitu erat. "Aku benar-benar sangat merindukanmu, sayang." bisik Angga di telinga sang istri.
Sofia tidak menunjukkan ekspresi apapun atau tanggapan apapun, rasanya hatinya sudah beku dia nampak tidak merespon semua ucapan Angga sama sekali.
"Apa kamu juga merindukanku sayang?" tanya Angga. Dia menatap wajah sang istri yang terlihat semakin segar dan kondisinya sudah sangat baik.
Sofia menghela nafasnya kemudian menatap suaminya. "Tentu saja aku sangat merindukanmu mas, sudah lama aku tidak melihatmu." jawab Sofia dengan nada yang biasa saja tidak seperti dahulu.
"Kenapa wajahmu acuh begitu, sayang. Apa kamu tidak suka melihat aku pulang? apa kamu tidak merindukanku?" tanya Angga. dia nampak menatap wajah suami istrinya kemudian memberi kecupan di pipinya.
"Jika kamu pria yang aku kenal dulu mungkin aku sangat mencintaimu mas, aku sangat merindukanmu. Tapi kamu sudah berubah, kamu sekarang bukan milikku lagi." gumam Sofia dalam hati yang kemudian meminta Wati untuk membawanya keluar dari ruang perpustakaan.
Sofia masih menggunakan kursi roda untuk saat ini, dia dan Adi sepakat untuk berpura-pura dengan kondisi mereka. walaupun Adi sudah bisa berbicara namun kondisi tubuhnya masih berada di kursi roda sama seperti Sofia.
*Bersambung*
terima kasih atas dukungannya semoga kalian senang dengan novelku ini. jangan lupa baca novelku yang lain.
*istri barbar bos mafia*
*My sugar Daddy.
*Sugar baby tuan muda lumpuh*