Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
Keesokan paginya, Bu Kim tengah membersihkan tubuh Ju-Anh dan Pak Yul menonton sambil menunggu perintah dari tuannya. Hari ini, Yu-Seok tidak pergi bekerja karena ingin menjaga Ju-Anh.
"Pak Yul!". Bisik Bu Kim
"Apa?".
"Kemarin tuan kayak suami yang ditinggal istrinya minggat". Bu kim semakin mengecilkan suaranya. "Dia kewalahan mengurus Ju-Anh sendiri yang rewel". Pak Yul dan Bu Kim cekikikan.
Pak Yul dan Bu Kim terus tertawa pelan dan mengolok-olok Yu-Seok yang terlihat kewalahan mengurus Ju-Anh sendiri. "Tuan memang tidak biasa mengurus anak kecil," kata Pak Yul dengan suara yang rendah.
Bu Kim mengangguk. "Iya, Pak Yul. Tuan lebih biasa mengurus perusahaan daripada mengurus anak kecil."
"Apalagi kemarin gak sengaja liat Lily lagi jalan sama cowok". Timpal Pak Yul.
Bu Kim menatap tajam Pak Yul. "Pak Yul juga ngerasa ada yang beda dengan Tuan?". Selidik bu Kim.
Pak Yul menepuk dadanya membanggakan diri. "Itu mah cetek". Ucapnya sambil menjentikkan jari.
"Beneran Lily jalan sama cowo?". Bu Kim berbisik. "Bukannya Lily lagi sakit?". Bu Kim keheranan.
Pak Yul menggeleng kepalanya pelan. "Alasan. Hubungan Lily dan Tuan Yu-Seok lagi kurang baik". Pak Yul menatap waspada. "Mereka bertengkar!"
Bu Kim membulatkan matanya. "Bertengkar?". Bu Kim semakin mendekat "Kenapa?".
Ju-Anh hanya terus berceloteh ria, memanggil "mama".
Pak Yul menceritakan semuanya pada Bu Kim tentang kejadian pemecatan Lily. Bu Kim mangut-mangut faham. " Eh, Pak Yul sadar gak?"
"Apa?".
"Dari kemarin, Tuan kayak gelisah terus". Ucap Bu Kim.
"Halah paling kebakaran jenggot, waktu liat Lily sama cowok lain". Ejek Pak Yul.
Pak Yul dan Bu Kim terus tertawa dan berbicara tentang Yu-Seok yang terlihat tidak biasa. Mereka tidak menyadari bahwa Yu-Seok sudah mendekati mereka.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Yu-Seok dengan suara yang sedikit kasar.
Pak Yul dan Bu Kim berhenti tertawa dan berusaha untuk tidak terlihat bersalah. "Tidak apa-apa, Tuan," kata Pak Yul.
Yu-Seok memandang mereka dengan mata yang sedikit curiga. "Tidak apa-apa? Kalian berdua tidak sedang membicarakan tentang saya, bukan?"
"Saya mana berani,Tuan". Elak Pak Yul. "Saya hanya mengatakan kalau Ju-Anh memiliki DNA ketampanan Tuan".
Yu-Seok tersenyum dan memandang Pak Yul dengan mata yang sedikit skeptis. "DNA ketampanan? Apa yang kamu maksud dengan itu?"
Pak Yul berusaha untuk tidak terlihat bersalah. "Tidak apa-apa, Tuan. Saya hanya mengatakan bahwa Ju-Anh memiliki wajah yang cantik, seperti... seperti Tuan."
Yu-Seok memandang Bu Kim, yang berusaha untuk tidak tertawa. "Bu Kim, apa yang kamu pikir tentang pernyataan Pak Yul?"
Bu Kim berusaha untuk tidak terlihat bersalah, tapi dia tidak bisa menahan tawanya. "Tuan, saya pikir Pak Yul hanya mengatakan kebenaran, Tuan. Ju-Anh memang memiliki wajah yang cantik."
Yu-Seok memandang mereka berdua dengan mata yang sedikit curiga, tapi dia tidak bisa menahan tawanya juga. "Baiklah, saya percaya kalian berdua. Tapi jangan pernah mengatakan hal seperti itu di depan saya lagi."
Pak Yul dan Bu Kim berusaha untuk tidak terlihat bersalah, tapi mereka berdua tidak bisa menahan tawanya. Mereka berdua tertawa dan berusaha untuk tidak terlihat bersalah di depan Yu-Seok.
...
Lily sedang mondar-mandir gelisah di kamarnya. "Berangkat". Gumam Lily "Atau tidak".
"Berangkat".
"Tidak".
"Berangkat".
"Ting!!". Ponsel Lily berbunyi tanda sebuah pesan masuk.
Dengan cepat Lily membukanya. "Ly, gimana kabarmu? Udah sehat?". Ternyata pesan dari bu Kim.
"Iya, sudah lebih baik,Bu Kim".
"Kalau kamu sudah bisa kerja, datang aja. Kalau masih butuh istirahat, jangan dulu. Bu Kim mau ada urusan sebentar, disini tidak ada yang menjaga Ju-Anh".
"Lily berangkat sekarang Bu".
Lily merasa sedikit lega setelah membaca pesan dari Bu Kim. Dia tahu bahwa Bu Kim ingin dia datang ke rumah Yu-Seok untuk menjaga Ju-Anh, dan dia merasa bahwa ini adalah kesempatan untuk berbicara dengan Yu-Seok tentang apa yang terjadi.
Lily segera mempersiapkan dirinya untuk pergi ke rumah Yu-Seok. Dia memakai pakaian yang nyaman dan memakaikan sepatu yang sesuai untuk berjalan.
Setelah siap, Lily mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju ke rumah Yu-Seok dengan hati yang sedikit berdebar-debar.
Ketika dia tiba di rumah Yu-Seok, Lily melihat bahwa Yu-Seok sedang duduk di ruang tamu, memandang keluar jendela. Dia terlihat sedih dan tidak berbicara dengan siapa pun.
"Bukannya bu Kim bilang, tidak ada siapa-siapa". Batin Lily.
Lily merasa sedikit takut, tapi dia tahu bahwa dia harus berbicara dengan Yu-Seok tentang apa yang terjadi. Dia mengambil napas dalam-dalam dan berjalan menuju ke Yu-Seok.
"Permisi, Tuan". Ucap Lily. "Saya ingin berbicara dengan Anda tentang apa yang terjadi."
Yu-Seok melirik Lily sekilas. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanyanya dengan suara yang sedikit kasar.
Lily mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Saya ingin berbicara tentang apa yang terjadi kemarin. Saya tahu bahwa Anda memecat saya, dan saya ingin tahu mengapa."
"Bukankah semuanya sudah jelas?". Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang sedikit merah. "Saya memecat kamu karena saya merasa bahwa kamu tidak menghargai saya sebagai ayah Ju-Anh," katanya dengan suara yang sedikit kasar.
Lily merasa sedikit sakit hati, tapi dia tahu bahwa dia harus berbicara. "Saya tidak pernah bermaksud untuk tidak menghargai Anda sebagai ayah Ju-Anh," katanya dengan suara yang lembut. "Saya hanya ingin membantu Anda dan Ju-Anh, tapi saya tidak bisa jika Anda tidak mempercayai saya."
Yu-Seok terdiam sejenak. Bu Kim datang membawa Ju-Anh dalam pelukannya. Lily memandang Ju-Anh dengan mata yang lembut. "Ju-Anh, aku senang sekali melihatmu,". Seru Lily
Tiba-tiba, Ju-Anh menangis. "Mam..maa..mam.ma!" katanya dengan suara yang keras.
Lily memandang Yu-Seok dengan mata yang lembut. "Tuan, aku rasa Ju-Anh butuh ganti popok, bolehkah saya membantunya?".
"Lakukanlah!". Ucap Yu-Seok tak berdaya.
"Benarkah?". Lily sumringah. "Tuan tidak jadi memecat saya?"
Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang sedikit merah. "Tidak, aku tidak jadi memecat kamu," ketusnya.
Lily tersenyum dan memeluk Ju-Anh yang masih menangis. "Terima kasih, Tuan,".
Yu-Seok memandang Lily. "Aku tidak bisa memecat kamu, Lily. Aku sesikit menyadari bahwa kamu adalah orang yang sangat penting bagi Ju-Anh dan aku,". Batin Yu-Seok.
Tiba-tiba, Ju-Anh berhenti menangis dan memandang Lily dengan mata yang besar. "I....iyy.iiyy," katanya dengan suara yang kecil.
"Kamu memanggilku, Ju-Anh?". Lily tak percaya.
Lily tersenyum dan memeluk Ju-Anh. "Iya, Ju-Anh. Aku ada di sini untukmu,".
Yu-Seok dengan cepat mendekat. "Coba panggil pa..pa..".
"ma.ma.ma.mam.mam.ma".
Yu-Seok berdecak kesal. "mama terus, papa nya kapan".
Lily tersenyum dan memandang Yu-Seok dengan mata yang lembut. "Ju-Anh masih kecil, Tuan. Dia belum bisa mengerti banyak hal,".
Yu-Seok memandang Lily. "Aku tahu, tapi aku ingin dia memanggilku papa," katanya sedikit kecewa.
Lily memfokuskan matanya pada Ju-Anh. "Ju-Anh, coba panggil papa,"
"pa...paa..". Ulangnya
Ju-Anh memandang Lily dengan mata yang besar, lalu memandang Yu-Seok dengan mata yang kecil. "Pa...pa?" katanya dengan suara yang kecil.
Lily dan Yu-Seok terkejut mendengar Ju-Anh memanggil Yu-Seok dengan kata "pa".
"Ju-Anh, kamu memanggilku papa!" Yu-Seok berkata dengan bahagia.
Lily tersenyum "Aku rasa Ju-Anh sudah siap memanggilmu papa, Tuan,".
Sedangkan di pojokan pintu sana, ada dua manusia yang sedang tertib mengintip tuannya. Mereka merasa sedang berada di tempat hiburan, dimana banyak pasangan manusia saling berbahagia.
"Tuh, kan.". Bu Kim greget.
"Apa tujuanmu sama denganku, Bu Kim?". Seru pak Yul.
Bu Kim mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari pemandangan yang jauh di hadapannya.
"Tugas kita bertambah". Bu Kim mengangguk.
"Kali ini harus gol". Ujar pak Yul.
"Sah!". Sela Bu Kim. "Apalagi sampe nambah anak.".
"Wahhhh". Mereka berdua kelepasan tertawa.
Yu-Seok dan Lily mencari keberadaan Pak Yul dan Bu Kim. "Ada apa?". Lily hendak beranjak dari duduknya.
"Mereka membicarakanku". Gumam Yu-Seok.
"Hah?". Lily tak bisa mendengar jelas apa yang Yu-Seok ucapkan.
"Lupakan!". Ketus Yu-Seok.
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.