Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.
Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30 : Selesai?
STARTT..
BRUMMMM BRUUMMM
Suara motor yang melaju dengan kencang membuat riuh para penonton disana. Sera berdecih kesal karena harus menonton pertandingan yang tak diinginkannya.
Sedangkan di lintasan, Geo melaju dengan kecepatan penuh. Apalagi ditambah track ini sudah di luar kepalanya jadi dirinya yakin akan menang dari Aland.
Beberapa kali di belokkan Aland mencoba menyusul namun Geo sengaja untuk memperlambat motornya agar Aland terjatuh tapi tentunya Aland masih bisa stabil membawanya.
Aland hanya tersenyum tipis dibalik helmnya saat berada di tikungan akhir dirinya menggas motor dengan kecepatan penuh dan melaju hingga garis finish.
Perbedaan mereka hanya 0.05 detik namun pemenangnya tetaplah Aland. Sera yang melihat bahwa Aland yang menang berjalan mendekati Davin namun Davin menolak menyerahkan kuncinya karena Aland yang menyuruhnya untuk memegang.
Sera memutar kepala ke samping karena jengah lalu...
BUUGHHH BUGHHH
Pukulan telak bersarang pada perut dan punggung Davin yang belum siap saat Sera menyerangnya tiba tiba. Karena Davin tidak menduga Sera akan memukulnya.
Lalu Sera mengambil kunci motornya dan meninggalkan lokasi pertandingan. Dari jauh Geo memberikan isyarat untuk mengikuti Sera.
“Gue yang menang dan gue minta lo harus bertanggung jawab dengan kehamilan Bianca. Nikahin dia secepatnya.” Ucap Aland Berdiri di hadapan Geo yang merasa kesal.
“Sudah gue bilang dia sudah gak pera wan saat itu dan mungkin itu bukan anak gue. Gue gak mau..” Tolak Geo.
Yah Aland sudah menduga jika Geo tidak akan menyerah hanya dengan mengajaknya balapan dan uang. Aland sudah menyiapkan hal lain yang bisa membuat Geo menikahi Bianca dan mengakui kesalahannya.
Davin terkapar akibat pukulan sang kekasih langsung bangun dan menyerahkan sebuah map yang sejak tadi Davin simpan di dalam tas uang cash itu dan menyerahkannya pada Aland.
Geo terbelalak melihat isi dari map itu. “Jika lo menolak menikahi Bianca, orang tua lo yang akan gue bawa ke hotel prodeo karena telah menggelapkan dana sosial..” Ancam Aland.
Geo meremas kertas itu dan membuangnya, “Gue aķan nikah dengan Bianca Cuma sampai bayi itu lahir dan jika benar itu anak gue akan gue asuh tapi tidak dengan ibunya.”
“Urusan lo mau pisah sama Bianca bukan lagi urusan gue yang pasti segera nikahi dia dan jangan pernah ganggu cewek tadi.” Kata kata terakhirnya sarat akan ancaman .
“Kenapa? Gue suka sama cewek tadi.” Geo tersenyum sinis dan saat Aland akan memukul Geo, Davin menahan dan membisikkan sesuatu.
“Nona Sera diikuti oleh anak buahnya.” Seru Davin pelan.
“Gue kasih waktu 1 minggu dari sekarang atau siap siap lo akan melihat orang tua lo masuk penjara dan segera hubungi anak buah lo untuk tidak mengikui cewek gue.” Peringat Aland sekali lagi lalu segera menstarter motornya dan mengejar Sera.
Di jalan raya yang sudah sepi Sera mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sejak meninggalkan tempat tadi Sera tahu dirinya diikuti oleh 2 orang anak buah Geo.
Hingga saat di persimpangan yang akan masuk ke dalam kompleks perumahannya Sera berhenti dan turun dari motor lalu melepas helmnya.
Benar saja 2 motor itu berhenti dan satunya segera menghubungi Geo.
“Dibayar berapa lo mau jadi anak buah cecunguk itu?” tanya Sera bersedekap dada.
“Kita Cuma di suruh ikutin lo dan gak akan berbuat aneh aneh.” Jawab salah satunya yang menaiki motor merah.
“Sekarang kalian pergi atau gue akan habisi kalian disini.”
Pemilik motor satunya menyenggol dan memberi aba aba untuk pergi karena Geo yang meminta dan mereka segera putar arah meninggalkan Sera.
Aland melihat motor Sera yang masuk ke dalam komplek terus diikutinya. Sampai di depan rumah kediaman Atmajaya Sera berhenti dan menunggu Aland.
“Kenapa lo ngikutin gue?” Tanya Sera yang akhirnya menyerah untuk terus menghindar.
Sudah saatnya menyelesaikan semua. Jika benar kata kata yang Aland ucapkan tentu saja dia akan memaafkan Aland dan kembali kepadanya.
“Aku Kamu Sera. Aku gak suka kamu ngomong pake bahasa itu.”
“Hmmm..”
“Aku sudah menyelesaikan masalahku dan sekali lagi aku minta maaf. Aku tau salahku tak memberitahukan semuanya tapi tolong jangan tinggalkan aku Sera.” Aland mendekat dan menggenggam tangan Sera.
Raut wajah Sera masih datar namun hatinya sudah mulai goyah untuk memaafkan Aland.
“Ini yang terakhir aku akan minta kamu. Mau kah kamu menikah denganku?” Aland segera menunduk dan mengeluarkan cincin lalu menunjukkannya dihadapan Sera.
Sera takjub akan keberanian Aland. Meskipun hubungan mereka masih canggung tapi Aland selalu mengatakan bahwa dirinya ingin menikahi Sera.
“Gak romantis banget sih di depan rumah gini.” Protes Sera dan merebut cincin itu lalu masuk ke dalam rumah tanpa menjawab apapun.
Aland mengikuti Sera untuk masuk ke dalam namun langkahnya terhenti saat melihat Nadin beserta Hatta duduk di depan rumah.
Sera hanya tersenyum kikuk melihat sang mama lalu Aland mensejajarkan dirinya dengan Sera.
“Siapa yang kasih izin kamu naik motor itu?” Nadin bertanya dengan serius.
Sera melirik ke arah Hatta dan Hatta mengangguk.
“Aku yang memberikannya motor itu untuk menghiburnyaa dari masalah. Kamu tenang saja Nadin, Papi yakin Sera tidak akan ngebut ngebutan.” Jawab Hatta.
Nadin pun menyerah lalu matanya mengarah kepada Aland.
“Maaf tante kek saya datang terlalu larut. Saya ingin menyampaikan sesuatu.”
Sera menoleh kepada Aland dan memintanya jangan mengatakan apapun.
“Apa yang ingin kamu katakan? Kamu sudah menyakiti cucuku dan sekarang masih berani kamu kesini dengan wajah seperti tidak berdosa.”
“Seminggu lagi saya akan menikahi Sera. Saya hanya meminta restu tante dan kakek untuk kami.”
DEG
Sera sekali lagi menoleh dan meremas tangannya Aland karena mengatakan hal sesuka hatinya.
“Seminggu lagi? Duh apa gak kecepatan loh Al?” tanya Nadin.
“Saya takut Sera berubah pikiran lagi tante makanya saya percepat dan tadi saya sudah menyelesaikan masalah saya dengan Sera.” Jawab Aland yang tersenyum senang.
“Apa benar Sera?” kini Hatta yang menanyakannya.
Sera mengangguk lemah dan tersenyum.
“Kalau begitu silahkan kamu pulang dan besok saya tunggu kamu melamar cucu saya secara resmi untuk membahas masalah pernikahan kalian” Ucap hatta lalu masuk ke dalam.
Saat akan masuk Hatta kembali berbalik, “Sera masuk!”
Sera pun seera melepaskan tangan Aland dan masuk bersama Nadin.
Aland pun bergegas pulang dan menyampaikan pesan untuk kedua orang tuanya.
Saat akan menaiki motornya sebuah pesan masuk dari Davin.
'Nona Bianca masuk rumah sakit'
seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.