Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 21
Bara masih mengakui dosa-dosanya pada mama dan neneknya. Meski sang mama sudah sangat geram ingin menghajar putranya itu, tapi masih berusaha ditahannya.
"Kamu nggak berusaha cari dia?" tanya nenek.
Bara menggeleng.
"Jadi perempuan itu benar-benar wanita malam?" Mama kembali bertanya.
"Dia masih suci saat aku ngelakuinnya, tapi sumpah Ma, aku nggak tau bedanya gadis suci sama nggak. Aku baru tau pas temenku di LA cerita, beneran aku nggak tau."
"Dasar anak nakal." Mama memukul Bara dengan bantal, Bara menahannya, tapi nenek langsung mencubit pinggang dan menjewer telinga Bara bersamaan.
"Ampun Ma, ampun Nek. Aku nggak sengaja, beneran nggak sengaja. Ampun." Bara berusaha menghindar tapi mama dan neneknya terus menghajar Bara.
Sampai akhirnya mereka lelah, dan mulai penasaran dengan Gabriel, cucu mereka.
"Jadi perempuan itu menikah dengan laki-laki lain?" tanya nenek.
"Nggak Nek. Sheina ngerawat Gabriel sendiri, Nek. Akhir-akhir ini dia ditolak keluarga calon suaminya karena punya Gabriel," jawab Bara dengan perasaan bersalah.
"Kasihan sekali mereka. Kamu harus tanggung jawab dong Bar, mama nggak mau cucu mama dihina gitu."
"Gimana caranya, Ma. Sheina aja nggak mau maafin aku?" tanya Bara frustrasi.
"Ya pikir sendiri, itu kesalahan kamu. Buatnya aja nggak bilang-bilang mama, giliran tau ada hasilnya malah nanya mama," jawab mama Bara sewot.
"Kamu harus bisa nikahi wanita itu Bara. Dengan begitu anak kamu bisa menjadi anggota keluarga kita. Kalau kamu tidak menikahinya, selamanya dia akan menjadi." Nenek menjeda omongannya, lalu berkata dengan lirih, "Anak haram."
"Bara. Mama nggak mau ya kalau itu terjadi. Kamu harus lakuin sesuatu."
"Besok bawa anak kamu ke sini. Nenek pengen lihat langsung wajahnya."
"Bikin masalah aja."
Nenek dan mama Bara meninggalkan Bara yang merasa semakin pusing itu sendirian di depan TV.
*
*
*
Keesokan harinya, Bara kembali datang ke rumah Sheina. Ia meminta izin kepada Sheina untuk membawa Gabriel ke rumahnya.
"Boleh kan Shein?"
Sheina berpikir lama. Sebenarnya ia takut jika nanti anaknya akan dihina atau mungkin diambil alih oleh keluarga Bara. Sheina sangat tidak mau itu terjadi.
"Mommy, kata Daddy di lumah Daddy ada oma baik. Biel pengen ketemu oma baik, boleh ya Mom." Gabriel menyatukan kedua telapak tangannya di depan Sheina, berharap maminya itu mau memberikan izin.
"Nggak bisa kalau Biel pergi sendiri. Nanti Mommy antar."
Berhasil. Akhirnya Sheina sendiri yang mau datang ke rumah. Kalau tadi aku bilang ajak dia dan Gabriel, pasti dia akan menolak.
"Oke. Nggak apa-apa kalau kamu mau anterin juga. Sekalian aku kenalin kamu sama mama sama nenek," kata Bara yang seolah pasrah. Padahal dia memang sengaja mengajak Gabriel ke rumahnya supaya Sheina mau ikut dengannya.
Mendengar kata 'nenek', Sheina sebenarnya merasa takut jika neneknya Bara akan sama seperti neneknya Devan. Bagaimana kalau nanti dia dihina di hadapan Gabriel?
Sheina mengajak Bara dan Gabriel sarapan bersama sebelum bersiap pergi ke rumah orang tua Bara.
"Makasih ya Shein, udah izinin aku makan di sini, masakan kamu ternyata enak banget," ucap Bara saat mereka selesai makan.
"Nggak perlu masih. Aku akan terlihat sangat jahat kalau nggak ngebolehin kamu makan pakai uang kamu sendiri."
Bara tersenyum bahagia. Ternyata Sheina mau menerima uang pemberiannya.
"Gabriel. Ayo cuci tangan, gosok gigi. Kita siap-siap."
"Oke Mommy."
**
**
Sheina dan Gabriel akhirnya sampai di rumah Bara. Bara menggendong Gabriel masuk, sedangkan Sheina menenteng buah tangan yang sempat dibelinya saat perjalanan, padahal Bara melarangnya.
"Ma, ini Gabriel anak aku," kata Bara saat mamanya turun dari tangga.
"Ya Tuhan. Ini Gabriel. Persis banget sama Bara kecil?" Mama Bara menyentuh wajah Gabriel yang ada dalam gendongan Bara.
Sheina berdebar. Setidaknya ia sedikit lega karena sepertinya Gabriel diterima dengan baik
🥀🥀🥀
Terima kasih buat dukungannya gaess. I Love you. Jangan lupa ritualnya 😘😘
...****************...