Jasmine yang di jual oleh Ibu Tiri nya kepada Madam Grace sang Mucikari, berusaha melarikan diri, dia tidak menyangka hidupnya menjadi luar biasa saat dia berhasil pergi dan menjadi pengemis di jalanan.
Namun, satu bulan berlalu Jasmine sudah tidak tahan lagi hidup dalam pelariannya, di kejar-kejar dan di buru, ia selalu di rundung ketakutan akan tertangkap oleh Madam Grace dan Van Elrond, saat berada di hutan Jasmine menemukan jalan rahasia yang menuju suatu tempat dan ternyata jalan itu membawanya ke sebuah mansion mewah bak kastil besar seperti Istana.
Jasmine menyelinap masuk ke dalam kamar lalu ia mandi dengan di penuhi busa yang sangat banyak, melihat pakaian indah dan mewah Jasmine pun memakai nya dan pada saat yang bersamaan kepala pelayan masuk.
Jasmine terkejut, ia takut dirinya akan di penjara karena menyusup masuk ke dalam mansion.
Namun, kepala pelayan itu justru memanggilnya "Nyonya" dan menundukkan kepala.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mansion itu? Kenapa Jasmine mendadak menjadi Nyonya di mansion mewah yang sangat besar tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 24
Saat itu Jasmine memilih berlari ke taman belakang, dia duduk di kursi taman yang rimbun di kelilingi semak semak.
Jasmine butuh tempat mencari angin, dan melampiaskan rasa sedihnya dan rasa sakit hatinya karena di bentak Aland, berulang kali suara tangisannya ia tahan sehingga membuat tenggorokan dan dadanya sakit.
Berulang kali pula ia berpikir kenapa begitu menyakitkan di bentak oleh seorang pria yang bahkan Jasmine menilai pria itu tidak berharga di hatinya.
Jasmine telah sering melewati bentakan dan kalimat-kalimat kasar, belum lagi pukulan-pukulan yang menyakitkan tubuhnya, ia bahkan tidak menangis. Anehnya dan yang membuat Jasmine semakin kesal pada dirinya sendiri mengapa dia harus menangis dengan pria dingin itu. Mengapa dia harus menangis hanya karena pria kasar tak berperasaan itu.
Saat Jasmine berusaha menenangkan dirinya, samar-samar ia mendengar beberapa orang mengobrol dan berjalan mendekat. Jasmine kemudian sembunyi di balik semak-semak dan kursi taman menutup mulut dan hidungnya.
Jasmine duduk dengan menekuk kedua lututnya.
“Kau tahu… Aku tak menyangka ternyata Nyonya tidak di perbolehkan masuk ke dalam ruangan kerja mendiang Tuan Besar.” Kata seorang pelayan yang membersihkan kaca di ruangan kerja Daniel Clayton.
“Iya aku juga tak menyangka… Ku pikir tak masalah membawa Nyonya ke sana. Tapi aku mendengar keributan Tuan Aland berteriak pada Nyonya. Aku mendengar teriakan Tuan Aland Siapa yang mengijinkan Nyonya masuk ke ruangan kerja. Aku jadi merasa bersalah pada Nyonya. Aku sedih sekali, kasihan sekali Nyonya, semua gara-gara aku.” Kata pelayan ke dua yang juga membersihkan ruangan kerja mendiang Daniel Clayton.
“Kenapa bisa begitu?” Tanya salah satu pelayan yang lain.
“Entahlah, tapi aku melihat nyonya berlari dan menangis. Kau tahu yang lebih mengejutkan lagi?” Kata pelayan salah satu dari mereka yang membersihkan ruangan lagi.
“Apa…”
“Apa…”
Semua menjadi penasaran.
“Tuan Aland membuang foto Nona Moey!” Kata pelayan tersebut dengan wajah serius.
“Astaga… Benar kah!!” Pelayan lain serentak ikut terkejut.
“Benar… Lihatlah aku sampai merinding…” Kata pelayan itu.
“Tunggu dulu… Atau jangan-jangan Nyonya cemburu pada Nona Moey, lalu Tuan dan Nyonya bertengkar, Nyonya membanting foto Nona Moey??”
“Bisa jadi seperti itu… Karena aku melihat jari Nyonya berdarah… Atau bisa jadi Nyonya yang membuangnya ke tempat sampah.”
“Astaga… Dulu mendiang Tuan Besar melarang siapapun membuang foto Nona Moey, dia berharap Nona Moey menjadi istri Tuan Aland. Aku mendengar kabar Tuan Aland akan menikah ku pikir menikah dengan Nona Moey, ternyata bukan, dan sekarang banyak berita berseliweran Nona Moey juga menikah dengan pria lain, karena Nona Moey adalah model papan atas dan sosok terkenal jadi semua media gencar memberitakannya.” Kata salah satu pelayan lagi.
“Entah siapa yang membuang foto Nona Moey ke tempat sampah, Tuan kah atau Nyonya, yang jelas mereka bertengkar, mungkin Nyonya cemburu, lalu Tuan Aland membuangnya ke tempat sampah, aku tidak paham, yang jelas, titah mendiang Tuan Besar yang melarang foto Nona Moey di buang atau di bersihkan dari meja tempat kerja mendiang Tuan Besar telah di patahkan, nyatanya sekarang foto itu di buang setelah bertahun-tahun selalu terpajang di meja. Jika melihat dari sikap Tuan Aland, saat aku membawa tempat sampah yang berisi foto Nona Moey, beliau tidak melihat sedikitpun dan terlihat seperti memikirkan sesuatu. Bisa jadi Tuan Aland benar-benar mencintai Nyonya hingga berani membuang Foto Nona Moey. Tuan Aland sangat mengagumi dan penurut pada Mendiang Tuan Besar.”
“Tapi melihat Nyonya menangis dan di bentak Tuan Aland aku benar-benar kasihan.”
“Iya…”
Para pelayan itu saling membuang napas.
“Eh ayo kita masuk… Kepala Pelayan nanti akan marah lagi jika tahu kita bergosip di sini lagi.”
“Iya ayo…”
Kemudian semua pelayan itu pergi masuk kembali ke mansion.
Jasmine yang mendengar semua pembicaraan itu mendadak cegukan, karena ia terlalu lama menahan tangisannya dan suaranya.
“Moey??? Ug… Dia yang seharusnya menikah dengan Aland? Ug….” Jasmine dengan buru-buru menutup mulutnya.
*****
Malam pun telah tiba, setelah insiden di Ruang Kerja Daniel Clayton, Aland dan juga Jasmine belum bertemu.
Saat itu Aland memilih bersiap di kamar yang berbeda, sedangkan Jasmine yang mengurung diri di kamar sekarang sedang di layani oleh setidaknya lima belas pelayan.
Dari saat Jasmine mandi, dan mempersiapkan diri, semua pelayan memiliki tugasnya masing-masing.
Meski kikuk namun Jasmine masih ingat, bahwa wanita bangsawan tidak mempersiapkan dirinya sendiri. Mandi sekalipun akan ada pelayan yang melayani. Dari menuangkan sabun dan membersihkan punggung hingga membersihkan kuku.
Jasmine sewaktu kecil memang sudah terbiasa dilayani, namun, pelayan yang membantunya tidak lebih dari tiga orang saja.
Jasmine yang sudah selesai membersihkan diri, kini duduk di depan meja rias, beberapa pelayan merias dan menata rambut, sedang pelayan lainnya mempersiapkan gaun untuk Jasmine pakai.
Sebagian dari pelayan yang sudah menjalankan tugas mereka di kamar mandi pun berpamitan pada Jasmine dengan sopan.
Persiapan yang Jasmine lalui sungguh membuatnya sedikit mengantuk apalagi dia lelah karena menangis seharian.
Di lantai bawah Aland sudah mengenakan setelan jas mewah berwarna hitam dan menunggu Jasmine turun.
Seperti biasa pria bertubuh tinggi itu terlihat sangat tampan dan memgintimidasi.
Dan tak butuh waktu lama untuknya menunggu sang bidadari tampil di bumi.
Suara sepatu khas dan langkah elegan menuruni anak tangga satu demi satu memenuhi gendang telinga Aland.
Saat itu Aland menoleh dan melihat sesosok gadis yang masih sangat muda dengan dandanan mempesona membuat hatinya berdegup.
Gadis itu serakah, ya sangat serakah. Semua kecantikan di dunia ada padanya, semua keanggunan di dunia ada padanya. Tidak bisa berbagi pada siapapun. Semua terlukis jelas pada tubuh gadis muda yang bahkan belum benar-benar tahu jahatnya dunia pada gadis yang cantik, semua hal kesempurnaan ada pada dirinya.
Jasmine, yang melangkahkan kakinya satu demi satu menuruni anak tangga, tidak akan membayangkan betapa mengerikannya dunia, karena memiliki kecantikan yang sempurna akan menjadi boomerang baginya, kecantikan yang luar biasa justru akan menjadi kutukan baginya.
Jasmine seperti melodi yang lembut mengalun di tengah bisingnya hati, tanpa tersenyum wajahnya yang kecil dan panjang membuat siapapun ingin menariknya dalam pelukan yang erat.
Tubuh langsing dan ramping dengan gaun tanpa lengan yang pas di tubuh Jasmine, membuat kulit putih yang bersih terekspose sempurna, tanpa gadis itu menari semua pria pasti ingin melingkarkan tangan mereka di pinggul Jasmine.
Kaki jenjang Jasmine yang putih memakai sepatu ber hak tinggi yang cantik, siapapun pasti rela tunduk dan bersujud menciumi mulusnya kaki yang terekpose itu.
Leher yang bersih dan putih membuat semua pria ingin menciuminya dan memberikan tanda merah di sana sebanyak mungkin.
Bibir ranumnya yang di poles lipgloss merah muda bercahaya membuat setiap mata pria pasti akan mencuat dan ingin menjilatinya serta mengulummnya.
Aland tentu tahu semua hal itu dan resiko berbahaya mengajak Jasmine ke satang para binatang buas adalah ide yang buruk.
Aland sadar, kemana ia akan membawa gadis itu, ia sadar semua yang ada di perjamuan bak binatang buas yang siap menerkam Jasmine.
Bersambung\~
Tu kan d tinggal dan d campakkan dua2nya…
untuk moey,,, sumpah lu g tahu malu bangett sumpah gedek bangey sama lu ,,, g ada harga dirinya sama sekaliii