Diana, gadis 18 tahun, menemukan kebenaran tentang keluarganya yang sebenarnya setelah 18 tahun hidup bersama keluarga angkat. Dengan kalung berlambang keluarga Pradana dan foto keluarga aslinya, Diana berangkat ke kota besar untuk mencari kebenaran.
Di kota, dia bertemu dengan pemuda misterius yang membantunya mencari alamat keluarga Pradana.
Apakah diana akan menemukan keluarganya?dan siapakah pemuda yang sangat baik membantunya,lanjutkan membaca jika ingin tahu kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasna alna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Dering ponsel milik Axcel memecah keheningan. Nomor tak dikenal masuk menghubungi ponsel itu. Axcel mencoba untuk tak menghiraukan panggilan. Namun semakin lama semakin sering. Dia mengangkat telepon dengan wajah muram.
"Halo!"ucapnya dengan suara dingin.
"Apa kamu tidak mengingat suaraku Axcel?"
Axcel ingat sekali suara itu. Suara yang dia rindukan beberapa waktu terakhir. Dia memastikan lagi suara gadis diseberang telpon.
"Siapa kamu?"
"Kamu pasti tau siapa aku, hanya dengan mendengar suaraku saja." Ucap gadis itu yakin.
'Tidak mungkin..' ucap Axcel dalam hati.
"Temui aku di cafe sebrang sana, kamu akan tahu kebenarannya sayang.."
Axcel bergegas memakai bajunya. Setelah rapi ,dia pergi meninggalkan kamar pengantin menuju cafe yang dimaksud. Tanpa berpamitan oleh istrinya.
Diana yang baru saja selesai mandi, memalingkan wajah kenan dan kekiri mencari keberadaan sang suami. Dia mengira Axcel berada di balkon, dia berjalan mendekati balkon.
'tidak ada' gumamnya.'kemana Axcel pergi?, ah mungkin sedang mencari makan malam.' Diana mencoba berfikir positif.
Di cafeee..
Axcel memarkirkan mobilnya sembarangan,segera menuju kedalam. Dia mengedarkan pandangan menelisik sekitar. Mata Axcel menangkap sosok gadis cantik memakai baju malam berwarna merah yang sangat pas ditubuhnya.
Axcel mendekati gadis itu. Sang gadis tersenyum sangat manis dengan mata berkaca-kaca menatap Axcel. Dia bergegas memeluk Axcel. Menjatuhkan air mata kerinduan yang telah lama dia simpan.
"Axcel aku sangat merindukanmu.."ucapnya tersedu buliran bening tak tertahankan.
"Kemana saja kamu? Kenapa setelah apa yang terjadi kamu baru muncul Sabila?" Ucap Axcel sedikit menyesal.
"Kamu yang tega Axcell!! Kamu tega menikah dengannya padahal aku masih hidup! Kamu jahat tahu?!"
"Maafkan aku sabila... Aku melihat matanya seperti matamu.."
"Tapi kamu tetap saja menghianatiku Axcelll!!".
Sabila menangis histeris. Mengundang beberapa pasang mata menatap ke arahnya. Salah satu dari mereka merekam apa yang terjadi dan tersenyum misterius.
Axcel duduk memeluk sabila. Menenangkan gadis itu. Tanpa sadar sabila tertidur lelap. Axcel membawa sabila memasuki mobilnya dan meninggalkan cafe itu.
Sampailah Axcel di suatu apartemen hanya dia yang tahu tempat itu. Dia merebahkan sabila yang tertidur pulas. Axcel memandangi wajah cantik itu sangat lekat. 'cantik,sangat cantik'.
Axcel teringat telah meninggalkan istrinya sendirian di kamar hotel. Niat ingin segera bergegas pergi. Namun tangan kecil itu menggenggam erat lengan Axcel.
"Jangan tinggalkan aku lagi.."ucap sabila sambil menatap Axcel.
"Aku meninggalkan pengantinku sedirian sabila.."
"Kamu jahat Axcel!!!"
Axcel tidak tega melihat wajah gadis yang telah menemani beberapa taun lalu terlihat menyedihkan. Dia memeluk erat tubuh itu. Mengusap pelan punggungnya dan mencium pucuk kepala sabila.
"Tenanglahh.. aku akan kembali kesini bosok pagi. Sekarang tidak bisa menemanimu. Asistenku ada didepan kamar ini, oke?"
"Kamu mau menyetubuhi wanita beruntung itu kah!!?,heh begitu tidak sabarnya kamu melewatkan malam panjang dengannya!!,kamu tega Axcel!!" Teriak sabila menggila.
Axcel menatap gadis itu merasa bersalah. Dia juga tidak mau menjadi laki-laki pengecut yang berselingkuh dibelakang istrinya.
"Aku tidak bisa sabila.. maafkan aku." Axcel bergegas melangkah meninggalkan kamar itu. Saat akan menutup pintu, teriakan menggema memenuhi ruangan.
"Nikahi aku Axcel!! Jadikan aku yang ke dua!!... Aku mau sama kamu!.."
Axcel melebarkan matanya. Dia berbalik badan menatap Sabila penuh tanya.
"Kalau kamu tidak mau menikahiku, aku akan bunuh diri malam ini juga Axcel!!!."
"Jangan gila sabila!!, Edo! Urus gadis ini, jangan sampai dia macam macam pada tubuhnya." Dia pergi meninggalkan kamar itu bergegas menuju hotel.
Teriakan Sabila masih terdengar samar-samar saat Axcel menutup rapat pintu apartemen.
Axcel melaju dengan kecepatan tinggi menuju hotel. Dia masuk kedalam kamar pengantinnya. Dia merasa bersalah pergi tanpa pamit terlebih dahulu kepada Diana. Dia mendekati Dian ayang telah terlelap dengn tenang.
'maafkan aku Sayang..'
Gumaman Axcel mengusik tidur Diana. Dia membuka matanya menatap Axcel.
"Kamu sudah pulang? Dari mana?" Tanya Diana dengan suara khas bangun tidur.
"Tadi ada urusan sebentar dan mendesak. Maaf meninggalkanmu sendirian tanpa pamit." Ucap Axcel dengan tulus. Diana hanya mengangguk.
(Tolong banget ya man teman di like.. Maaf kalau aku menyusahkan.. Aku cuma pengen lihat, adakah yang minat baca novelku ini? Gitu...)