NovelToon NovelToon
Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti
Popularitas:161.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Memilik cinta yang begitu besar tak menjamin akan bertakdir. Itulah yang terjadi pada Rayyan Rajendra. Mencintai Alanna Aizza dengan begitu dalam, tapi kenyataan pahit yang harus dia telan. Di mana bukan nama Alanna yang dia sebut di dalam ijab kabul, melainkan adiknya, Anthea Amabel menggantikan kakaknya yang pergi di malam sebelum akad nikah.

Rayyan ingin menolak dan membatalkan pernikahan itu, tapi sang baba menginginkan pernikahan itu tetap dilangsungkan karena dia ingin melihat sang cucu menikah sebelum dia menutup mata.

Akankah Rayyan menerima takdir Tuhan ini? Atau dia akan terus menyalahkan takdir karena sudah tidak adil?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Takkan Mengiba

Alanna dan ibunya sudah sangat panik. Beda halnya dengan Zidane yang masih menatap Anthea. Rayyan yang sadar akan tatapan mantan pacar istrinya, semakin erat merangkul pundak Anthea.

"Maksud dari pewarta berita itu menaikkan berita bukan berita yang kalian mau. Tapi, berita yang saat ini sudah ditayangkan. Bagaimana? Jantung kalian masih aman?"

Alvaro berkata dengan senyum yang begitu mengejek. Dia tidak akan mengkhianati Rayyan juga keluarga yang sudah banyak berjasa terhadapnya. Terlebih Rayyan yang sangat tulus berteman dengannya. Sewaktu sekolah sering sekali Rayyan mengalah hanya untuk kebahagiaannya.

"Cuma itu yang bisa gua lakuin untuk bisa melihat lu tersenyum bahagia."

Sekarang, sudah waktunya dia yang harus membuat Rayyan bahagia. Melepaskan wanita yang dia suka demi sahabatnya.

"Ini ide dia!" jelas Alanna sambil menunjuk ke arah Alvaro.

"Ide itu tidak akan berjalan jika tidak ada yang setuju. Dan nyatanya?"

Sekalinya berbicara Daddy Aksa mampu menampar tiga manusia yang sudah pucat pasi. Wajah datar dan dingin pemilik Wiguna Grup membuat nyali mereka benar-benar ciut.

Papi Restu memberikan selembar kertas kepada besannya. Wajahnya tanpa ekspresi. Ibunda Alanna terdiam. Di kertas itu tercantum tanda tangan dirinya juga sang putri bungsu.

"Saya memang berniat untuk memberikan uang mahar itu kepada Anda."

Restu mulai memutar rekaman suara dari ponselnya dan itu mampu didengar oleh semua orang.

"Setelah mahar itu ada di tangan Ibu, akan Ibu serahkan kepada kamu. Jadi, kamu tidak perlu khawatir jika blackcard milik Rayyan diblokir. Kamu masih akan tetap bisa hidup di sana. Dan di sini Ibu akan tetap meminta uang bulanan juga yang yang lainnya kepada Anthea. Sayang kan harta suaminya gak kita manfaatkan. Ke depannya dia mau dibuang atau diceraikan Ibu tak peduli. Dia kan memang pantas jadi gelandangan."

Anthea terkejut mendengarnya. Rayyan segera menarik tangan Anthea ke dalam pelukannya, dan itu tak luput dari pandangan semua orang yang berada di sana.

"Dan setelah mendengar ini, saya langsung berubah pikiran," lanjut Papi Restu.

"Diamnya saya dan keluarga bukan karena tak tahu bagaimana kelakuan Anda juga putri sulung Anda. Saya hanya menunggu kalian masuk ke dalam lubang yang sudah kami persiapkan."

Semakin takutlah mereka. Seseorang kembali masuk. Map cokelat dia berikan kepada ibunda Anthea. Perasaan wanita itu sudah tak karuhan. Ketika dia membuka isi dari amplop tersebut, tubuhnya seperti tak bertulang.

"Silahkan pergi dari rumah yang kalian tinggali."

Rayyan yang membuka suara dengan tegas. Pelukan Anthea perlahan mengendur. Dia mendongak menatap Rayyan dengan serius.

"Rumah itu sekarang menjadi milik Anthea Amabel, yang tak lain adalah istri saya."

Suara penuh ketegasan membuat beberapa orang melengkungkan senyuman. Namun, tidak dengan Alanna yang kini mulai mendekat ke arah Rayyan yang masih merengkuh pinggang Anthea.

"Ray, rumah itu kan atas nama aku. Bukan atas nama Anthea. Kamu lagi bercanda kan?"

Alanna hendak meraih lengan Rayyan, tapi segera ditepis olehnya.

"Sejak kapan gua senang bercanda? Dua tahun lu sama gua. Semuanya gua anggap serius, tapi lu cuma anggap bercanda. Dan sekarang, keseriusan gua malah lu anggap candaan. EMANG CEWEK TOLOL!"

Kata mutiara akhirnya keluar dari mulut Rayyan. Mulut Rayyan lebih pedas dari sang abang. Anthea berniat menjauhkan tubuhnya, tapi tak Rayyan biarkan. Dia kembali menarik tubuh Anthea ke dalam dekapannya.

"Gua kasih waktu 1x24 jam buat lu tinggalin rumah itu. Dan bersiaplah tidur di pesantren berseragam orange."

Alanna menggeleng. Bulir bening sudah ingin menetes. Suaranya kini bergetar.

"Apa yang harus aku lakuin, Ray? Aku gak mau pergi dari rumah itu. Itu rumah aku."

Alvaro mendekat dan memberikan sebuah map kepada Alanna. Wajahnya begitu garang ketika menyuruh Alanna membuka map tersebut.

"Baca dan pahami!"

Sertifikat rumah yang Alanna huni kini sudah berganti nama kepemilikan. Dia menggeleng tak percaya.

"Ray, aku mohon," ucapnya dengan memelas.

"Jangan harap gua iba sama lu!"

Rayyan membawa Anthea pergi dari ruangan tersebut. Dia tak ingin melihat banyak drama dari Alanna dan juga ibunya.

.

Kini, mereka berdua sudah berada di dalam kamar. Rayyan ijin untuk kembali ke ruangan tadi. Anthea menggeleng pelan bertanda tak mengijinkan.

"Kenapa?"

"Jangan terlalu membelaku di depan keluarga kamu. Aku gak pantas dibela seperti itu."

Rayyan tersenyum. Tangannya mulai mengusap lembut pipi Anthea.

"Kamu adalah istri aku. Kamu juga adalah menantu keluarga Ranendra. Jadi, wajib hukumnya mereka membela kamu dan melindungi kamu."

"Ray--"

Rayyan membungkam bibir sang istri dengan kecupan singkat. Setelah itu mereka saling tatap dengan begitu Lamat.

"Aku akan terus mengusahakan kebahagian kamu, Sayang." Begitu serius kalimat yang diucapkan Rayyan.

"Bibir kamu hanya boleh digunakan untuk membalas ciuman aku dan berkata manja kepada aku."

Anthea mulai menyunggingkan senyum. Sekarang dialah yang menyambar bibir Rayyan hingga sang empunya bibir terkejut. Selang beberapa detik, Rayyan membalasnya dan mulai mendominasi. Peraduan bibir itu seperti ungkapan hati Anthea kepada Rayyan. Sebuah tindakan yang Anthea tunjukkan.

.

Alanna dan ibunya tak dapat tidur malam ini. Mereka tak ingin meninggalkan rumah yang sangat nyaman.

"Bu, aku gak mau jadi gelandangan."

"Ibu juga sama, Alanna. Mana yang sepuluh Milyar gak akan pernah kita pegang," balas sang ibu dengan suara penuh kecewa.

"Bagaimana kalau kita tuntut keluarga mereka aja atas dasar penipuan."

"Kenapa kamu bodoh, Alanna?" Suara Zidane lah yang kini terdengar.

Lelaki berbadan tegap itu menghampiri Alanna yang sudah memelototinya.

"Keluarga Rayyan itu punya power. Mereka bukan orang sembarangan." Seketika mulut Alanna pun terbungkam. Begitu juga dengan ibunya.

.

Anthea dilarang bekerja oleh Rayyan untuk hari ini, tapi dia tidak mau. Alhasil, Rayyan pun mengijinkan.

"Nanti malam aku jemput, ya."

"Iya."

Rayyan menyodorkan pipinya. Anthea yang mengerti segera memberikan kecupan singkat di sana. Kejadian semalam membuat Anthea mulai yakin akan perasaanya. Dia juga melihat bagaimana tulusnya Rayyan berkata di hadapan keluarga.

Di akhir jam kerja, Anthea dikejutkan dengan kehadiran lelaki yang duduk di meja pengunjung.

"Aku ingin bicara," ucapnya.

"Maaf. Saya dibayar hanya untuk melayani pelanggan. Tidak untuk bicara dengan pelanggan."

Tubuh Anthea sudah berbalik, tapi lelaki itu menahan tangan Anthea.

"Aku mohon, Anthea."

Mata Anthea tertuju pada tangan lelaki yang mencekal tangannya. Pandangannya beralih pada lelaki yang begitu memohon.

"Lepas!"

Anthea mengibaskan tangannya. Cekalan itupun terlepas.

"Kalau kamu ingin bicara perihal maaf, sudah aku maafkan. Tapi, jika kamu ingin mengiba tidak akan pernah aku berikan," tekannya.

Anthea teringat akan satu tahun lalu di mana dia memohon supaya lelaki itu tak meninggalkannya. Namun, sebuah kalimat masih terngiang sampai sekarang.

"Sekalipun kamu bersujud dan nangis darah, aku tidak akan pernah iba. Aku sudah tak cinta kamu, Anthea."

"Satu hal lagi, AKU SUDAH TAK CINTA KAMU, ZIDANE!"

...*** BERSAMBUNG ***...

Kencengin atuh komennya. Nanti dikasih double up

1
betters
pundung mah merugikan
Maya Lara Faderik
tamat kah..
Yus Nita
kontak bathin si Tuan, namaa ny di sebut
Rahmawati Abdillah
udah mampir ya ,nie selalu setia menanti next episode si lala
Salim S
anaknya abang Er plek ketiplek papanya, karena waktu aruna ngidam yg di kerjain para kulkas 12 puntu kalau anaknya Reyn tantruman kaya s Tuan,dan anaknya Rayyan yg satu sabar nya kaya Pangeran yg satu tantruman kaya s Tuan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/....kurang thor bonchap nya....lanjuuut
Salmi Ati
wah rumah papi restu kayak pasar malam klo semua cucu dan menantunya kumpul
sum mia
bikin ngakak aja kalau mereka para bocil cucu papi Restu kumpul . dan si El tetep jadi Radja yang berpengaruh . bukan hanya para bocil bahkan yang dewasa pun ikutan kicep dengar teriakannya . 🤣🤣🤣🤣
aku dah baca kak , tapi baru 1 bab , ini baru bisa dan sempat buka NT . pasti lanjut baca lah kak . seru juga bikin greget .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍 bonchap nya ditambah lagi juga masih mau kak fie
DozkyCrazy
mauuuu
DozkyCrazy
😁😁 dasaar
Herman Lim
tambah donk Thor
Nining Dwi Astuti
dah baca yg baru ini lg nunggu bonchap lagi siapa tau khilaf kasih yg banyak bonchapY🤣🤣🤣🤣✌🏻
Purnama Pasedu
rame dech
Ita Rosdiana
udah ka, lanjut bonchap dong
NadiraDira
udah kesana thor...lanjutkannnn
aisya
yaaaaa lg seruuuuu.... lanjut lagiiiiii
Novita Sari
lagi dong thour,lucu klau ada ank2 balita
Ciebungsu Bungadesa Ygtrsendir
boncap nya kurang othor ,mash pengen lanjuuuuuuut lg

oke otw ke yg baru
Saadah Rangkuti
sudah kok thor 🥰
Ida Farida
sudah donk kak
herni herni
aku udah melipir episode 1 kak. lagi nggu lanjutannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!