Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Arhan hanya mengeleng melihat kelakuan Hana. Yang terkejut mendengar kabar kedatangan pamannya itu.
" Tidak perlu kaget begitu sayang, pergilah dan belanja sekarang. Jangan lupa belikan jajanan anak anak untuk tamu kita," kata Arhan mengingatkan.
" Baik Abi, Hana akan bersiap siap " kata Hana tersenyum senang. Karna ia ingin menyambut paman Arhan datang. Lalu pergi kekamar untuk mengambil dompet yang di ikuti Arhan
Sedangkan Al yang terbangun. Menatap langit langit kamar. Matanya melihat sekeliling kamar yang terlihat sangat rapi.
" Astaga aku lupa, jika aku berada di rumah Arhan. Huh...pasti dia membiarkan aku ketiduran disini" guman Al yang mengerti Arhan pasti tidak tega membangunkannya. Saat ia ketiduran Karna saking lelahnya.
" Aku sholat dulu, baru menemui anak anak," kata Al. Bangun dan duduk sebentar, setelah itu Al berdiri melangkah menuju kamar mandi untuk berwudhu. Karna Al melihat ada sajadah dekat meja Arhan.
Setelah sholat Al pun keluar dari kamar. Dan mencari seorang pelayan untuk bertanya. Karna rumah itu terlihat besar. Namun cukup sepi, hanya ada pelayan yang mondar mandir
" Tuan sudah bangun, kamar tuan ada di sebelah sana. Dan kamar anak anak tuan ada di kamar sebelahnya," tunjuk seorang pelayan
" O...begitu, terimakasih," kata Al tersenyum tipis..Yang dibalas senyuman dan anggukan. pelayan itu. Lalu si pelayan kembali kedapur.
Lalu Al melangkah menuju kamar yang di maksud. Ia pun lalu membuka pintu kamar
Clek...
" Sangat besar," kata Al terpaku berdiri di depan pintu. Namun saat ia kepikiran anak anaknya. Al pun berbalik badan, menuju kamar di sebelahnya. Dan ketika Al membuka pintu kamar
Clek...
" Mereka masih tidur... syukurlah," kata Al tersenyum. Melangkah masuk kedalam kamar. Namun matanya tertuju pada gadis kecil yang tidur di sebelah Albi.
" Apa dia putri Arhan?" batin Al tersenyum. Yang teringat akan putrinya Aura. Lalu Al keluar dari kamar. Karna tidak ingin membangunkan anak anaknya yang masih terlelap.
************
Disisi lain Bee duduk menatap layar laptopnya. Sambil mendengarkan suara Bill dari ponselnya.
" Apa sudah masuk?" kata Bee.
" Sudah nona, itu data lengkapnya. Harap nona teliti lagi. Karna sebelum tuan muda di culik, ia sudah meminta semua data di limpahkan pada nona. Dan itu data keuangan yang saya simpan. Namun ada data yang janggal. Karna tuan Rasyid juga mengambil keuntungan. Jadi nona bisa mengoreksinya ulang," kata Bill dari rumah sakit
" Ya aku akan memeriksa sekarang, Agar semua transparan. Mulai sekarang jangan biarkan Kak Rasyid datang mengambil uangnya. tanpa ada izin dari ku," kata Bee
" Baik nona," kata Bill. Yang tidak bisa lagi menyembunyikan kesalahan Rasyid. Jika Bee sudah bertindak.
" Ya sudah, kembali lah bekerja.Nanti aku hubungi jika ada yang penting," kata Bee
" Baik nona, selamat malam," kata Bill yang menutup ponselnya dari rumah sakit.
Bee langsung meletakan ponselnya di meja. Setelah ia selesai bicara. Lalu Bee mengecek pendapatan Lab Al dan keuangan rumah sakit. Yang seharusnya menjadi tugasnya sejak lama Namun selama ini semuanya di handle oleh Al.
" Astaga....." kata Bee kaget mendelikkan matanya. Karna melihat data keuangan Al. Hasil semua dari penjualan obat di Lab. Lalu Bee pun membandingkannya dengan pendapatan uang masuk rumah sakit.
" Pantas saja kak Rasyid ikut campur tangan, jika penghasilan Al sangat besar," guman Bee terpaku menatap jumlah yang fantastis. Setelah dikurangi dari penghasilan kotor dan pajak. Serta gaji para karyawan.
" Huh... Ini yang membuat mereka rakus dan kelaparan. Hingga mereka bersaing ingin membunuh suamiku. Uang tangkapan besar. Sampai Kevin si keparat itu berani bertingkah," kata Bee sedikit geram. Teringat kata Bill, jika Kevin teman kuliahnya itu terlibat penculikan Al.
" Aku tidak akan tinggal diam, jika dia macam macam," kata Bee memeriksa semua data dari Bill malam ini. Agar ia tahu di mana batas kesetiaan orang orang Al. Selama Al tidak ada. Karna kesibukan suaminya itu lah yang membuat Al lengah. Dan itu menjadi kesempatan bagi mereka untuk mencuri apa yang menjadi hak suaminya
Cukup lama Bee berkutat dengan laptopnya. Hingga Aura masuk bersama Alin. Untuk mengajak Bee makan malam.
" Mam, apa kerjanya sudah selesai. Oma bilang kita makan malam dulu," kata Aura mendekati Bee.
" Sedikit lagi, kalian makan dulu saja ya. Nanti mami menyusul. Biar mami selesaikan ini dulu sebentar ya," kata Bee.
" Baiklah, tapi setelah makan nanti Ara mau telpon papi boleh?" kata Aura.
" Hmm ya telpon lah. Mereka sekarang di rumah paman Arhan," kata Bee menoleh
" Ok...kalo begitu, Ara dan Alin makan duluan ya mi," kata Aura berlalu.
" Hmm" dehem Bee menjawab. Karna ia sedang fokus memeriksa data. Agar ia bisa menyimpannya di hardisk lain sebagai bukti.
*************
Rasyid yang baru pulang langsung masuk kamar. Dan duduk terdiam di sisi ranjang. Sambil melonggarkan dasinya. Sasi yang melihat suaminya itu sudah pulang bergegas masuk untuk melayani Rasyid.
" Apa kak Rasyid ingin mandi air panas" tanya Sasi melepaskan sepatu Rasyid
" Tidak ,aku ingin berbaring dulu. Kau makan duluan saja. Temani mami dan Bee juga anak anak," kata Rasyid yang merasa lelah. Karna memikirkan masalahnya dengan Al yang merembet ke masalah lain.
" Apa kakak punya masalah di kantor ?" kata Sasi menatap lekat penuh raut wajah Rasyid
" Hmm bukan apa apa, ini masalah yang ku buat sendiri. Jadi aku harus menyelesaikannya," kata Rasyid.
" Baiklah, biar Sasi bawakan makanan nya ke kamar saja ya kak" kata Sasi lemah lembut. Karna tahu suaminya itu. Sedang menghindari Bee. Sebab Sasi sempat mendengar percakapan mertuanya dengan adik iparnya itu. Membahas tentang kecerobohan Rasyid.
" Ya terserah," kata Rasyid membuka pakaiannya. Lalu menaruhnya di lantai. Yang di pungut oleh Sasi. Dan Sasi menaruhnya di keranjang pakaian kotor.
Sasi pun keluar dari kamar. Ia melangkah ke meja makan. Namun di meja makan, hanya ada mami Aisyah dan anak anak yang sedang makan.
" Dia sudah pulang?" tanya mami
" Ya mi, kak Rasyid ingin makan di kamar. Biar Sasi temani," kata Sasi
" Ya," kata mami Aisyah.
" Apa papi sakit mah?" tanya Alan.
" Tidak sayang, papimu hanya kelelahan saja. Jadi papi ingin makan di kamar," kata Sasi menjelaskan pada Alan
" Kenapa tidak biasanya, atau karna papi nakal pada uncle Al. Makanya papi di marah opa' kata Alan lagi. Membuat mami Aisyah dan Sasi saling pandang.
" Astaga...ade kok ngomong gitu, sudah makan yang banyak. Kalian temani omanya. Biar mami siapkan makanan buat papi" kata Sasi mengalihkan pembicaraan..Karna Alan sudah mengerti dengan situasi papinya.
Mami Aisyah hanya diam sembari menyuap makanannya. Sambil matanya menatap ketiga cucunya. Karna mami tahu.Anak anak itu tidak bisa diremehkan begitu saja. Karna mereka juga pasti sudah tahu inti dari permasalahan yang terjadi. Walau mereka masih kecil. Namun pikiran mereka cukup aktif untuk kepo dengan urusan orang dewasa
" Lan, jangan bahas itu. Nanti aunty sedih," kata Aura menegur Alan. Saat Sasi kedapur untuk menyiapkan makanan.
" Iya de, kita ngak boleh ikut campur. Masalah orang dewasa itu sangat rumit. Yang penting uncle dan si kembar juga ade Albi selamat," kata Alin ikut menimpali. Sedangkan Oma mereka hanya diam mendengarkan ocehan ketiganya.
.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya