NovelToon NovelToon
Menantu Dewa Roh

Menantu Dewa Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:20.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.

Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.

Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 00 : Prolog

Pulau Sungai Darah, mungkin sudah tak banyak lagi yang mengingat tentang nama pulau yang pernah menjadi tempat paling disegani di Kekaisaran Fang puluhan tahun yang lalu.

Berada di wilayah paling utara dan memiliki luas yang tak seberapa, tapi hampir seluruh kekuatan, baik sekte, klan, maupun keluarga bangsawan di Kekaisaran Fang menempatkan Pulau Sungai Darah sebagai kekuatan teratas.

Namun, seperti kata pepatah. Semakin tinggi pohon semakin kuat anginnya.

Orang-orang atau kelompok yang iri dengan perkembangan Pulau Sungai Darah mulai membuat rencana. Mereka tahu jika hanya bergerak sendiri tidak akan berhasil mengingat kekuatan Pulau Sungai Darah yang sangat kuat. Oleh karena itu mereka menghasut kelompok kekuatan lain yang ada di Kekaisaran Fang. Mengatakan Pulau Sungai Darah adalah kelompok sesat dan api yang menjadi basis kekuatan mereka adalah perwujudan kekuatan gelap.

Meskipun tak semua percaya dengan isu yang tersebar, mulut yang lebih tajam dari pada pedang itu berhasil menghasut mayoritas kelompok kekuatan. Mereka pun mengibarkan bendera perang untuk menghancurkan Pulau Sungai Darah.

Klan Zhao sebagai penguasa tunggal Pulau Sungai Darah tentu tak terima dengan fitnah tersebut. Namun ketika mereka berusaha melawan, jumlah musuh jauh lebih banyak dan itu membuat pihak mereka menderita kekalahan.

Pulau Sungai Darah yang berjaya puluhan tahun terakhir tetapi pertempuran besar itu mengubah semuanya. Tempat yang semula indah dengan dipenuhi pohon, sungai dan bebukitan menjadi tempat berdarah.

Ribuan orang menjadi korban. Wanita dan anak-anak pun tak mereka lepaskan seolah sudah tidak ada lagi rasa belas kasihan. Perlahan, seiring dengan berjalannya waktu nama Pulau Sungai Darah menghilang dari peta Kekaisaran Fang. Hanya sebagian kecil yang masih mengingatnya, itupun tak lagi dengan nama Pulau Sungai Darah, tetapi Pulau Kematian.

Tepat hari ini adalah dua puluh tahun sejak pertempuran besar itu terjadi. Seorang pemuda dengan rambut hitam sebahu dan pakaian coklat tengah duduk bersila di atas sebuah batu di tengah hutan.

Tubuhnya diselimuti dengan cahaya merah api yang memancarkan aura panas, tapi itu tak membuat kulitnya terbakar karena ada lapisan energi berwarna biru yang seolah menjadi isolator aura panas tersebut.

"Kultivasi Tubuh Bagian Ketiga : Berakhir!"

Begitu pemuda itu menyatukan tangan, cahaya merah api yang berkumpul di tubuhnya segera melesat ke atas membelah langit yang berwarna biru cerah.

Suara ledakan yang menggema dapat didengar bahkan oleh orang-orang yang ada di luar hutan. Ratusan orang dengan kompak menengadahkan kepala menatap cahaya yang melesat ke atas berwarna merah kekuningan.

Awan hitam gelap membuat tubuh sedikit merinding saat merasakan tekanan aura yang dipancarkan. Tapi rasa takut itu tak lebih besar jika dibandingkan dengan rasa penasaran yang ada dalam kepala mereka saat ini.

Bersama dengan itu, cahaya merah api pun perlahan menghilang diikuti dengan hilangnya tekanan aura setelah beberapa detik membuat heboh separuh kota.

Pemuda yang duduk di atas batu perlahan membuka matanya kemudian menatap ke sekitar sembari merasakan sensasi yang familiar dari tubuhnya.

"Aku berhasil," gumamnya.

Seulas senyum tak bisa disembunyikan di garis bibirnya yang tipis saat mencoba mengalirkan Qi ke telapak tangannya. Akhirnya dia mampu menyelesaikan pelatihannya dan dapat kembali menggunakan Qi setelah dua tahun hidup seperti orang biasa.

"Mungkinkah aku harus mencoba kekuatan baru ini?"

Pemuda itu sudah mengumpulkan cukup Qi ke telapak tangannya untuk menjajal kekuatan barunya. Namun, sedetik sebelum tangannya mulai bergerak melepaskan kekuatan itu dia merasakan kehadiran sekelompok orang yang sedang dalam perjalanan ke tempatnya.

"Zhao Yang?!"

Suara bernada tinggi ini tidak asing. Pemuda bernama Zhao Yang itu segera berbalik, kemudian menemukan seorang gadis muda yang mengenakan pakaian kuning baru saja sampai di tempatnya.

"Gu Yiwei, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Zhao Yang pada gadis muda itu.

Namun alih-alih menjawabnya, Gu Yiwei hanya mendengus lalu berkata dengan nada mencibir.

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu? Apa yang kau lakukan di sini?"

Sebelum Zhao Yang menjawab pertanyaan itu, sekelompok orang datang dari arah yang sama dengan Gu Yiwei. Lima, sepuluh, lima belas, dalam sekejap hutan yang sepi menjadi cukup ramai dengan kedatangan puluhan orang dengan pakaian yang sama.

Zhao Yang mengerutkan kening. "Ada apa ini? Kenapa banyak sekali orang yang berkumpul di sini?" gumamnya dalam hati.

Tepat pada waktu itu seorang pria setengah baya membelah kelompok yang ada di depannya. Matanya yang hitam mencoba mengamati situasi, kemudian beralih pada Zhao Yang yang berdiri dua puluh langkah dari tempatnya.

"Zhao Yang, apa kau melihat api misterius yang melesat sebelumnya?" tanya pria setengah baya.

Seketika itu juga Zhao Yang mengerti kenapa semua orang datang ke hutan. Itu tak lain karena api energi yang memancar dari tubuhnya sebagai tanda keberhasilannya dalam kultivasi tubuh bagian ketiga.

Namun, Zhao Yang tak bisa mengatakan hal tersebut pada siapapun. Bahkan jika yang bertanya adalah ayah mertuanya.

"Api? Ayah mertua, tidak ada api di sini." Zhao Yang berpura-pura tidak tahu. Dia bahkan memutar tubuhnya tiga ratus enam puluh derajat sambil mencari di sekitar seperti orang linglung agar lebih meyakinkan.

Gu Bei, kepala keluarga Gu yang juga ayah mertua Zhao Yang itu menyipitkan mata menyaksikan gelagat menantunya yang sedikit mencurigakan.

"Apa dia mengatakan yang sebenarnya? Kenapa aku tidak bisa percaya jika Zhao Yang tidak tahu tentang api misterius itu," batin Gu Bei.

Semua orang yang datang ke hutan ini datang untuk mencari tahu asal muasal api misterius yang menjadi fenomena beberapa saat yang lalu.

Bahkan Gu Bei datang secara langsung karena khawatir jika itu adalah ancaman yang mungkin muncul di wilayahnya.

Namun ketika mereka memasuki hutan, mereka tak menemukan sesuatu yang aneh dan hanya menemukan Zhao Yang yang entah kenapa sudah berada di sana lebih awal.

Gu Bei sempat berpikir jika api misterius itu mungkin berhubungan dengan Zhao Yang. Namun mengingat menantunya yang tidak memiliki basis budidaya, Gu Bei menghempas dugaannya tentang hal tersebut.

"Tidak. Tidak mungkin dia," gumamnya.

Tidak seorang pun akan percaya jika api misterius itu dikeluarkan oleh Zhao Yang. Bahkan jika Zhao Yang adalah menantu dari kediaman keluarga Gu, dia hanya sampah yang tak memiliki basis budidaya.

"Maaf sebelumnya, Tuan Besar." Seorang pria tua berjalan mendekat pada Gu Bei lalu membisikkan sesuatu.

"..."

Dalam sekejap raut wajah Gu Bei berubah dan tatapan matanya menjadi keruh.

"Klan Wang? Apa yang sedang mereka rencanakan?!" Gu Bei berdecak. Sekilas dia melirik ke tempat Zhao Yang sebelum membalikkan tubuhnya meninggalkan wilayah tersebut.

Orang-orang dari keluarga Gu menatap dengan bingung karena tak tahu apa yang terjadi. Namun mendengar Gu Bei menyebut nama Klan Wang, mungkin sesuatu telah terjadi mengingat hubungan antara keluarga Gu dan Klan Wang tidak begitu baik beberapa tahun belakangan.

"Kita juga harus kembali. Jangan sampai Klan Wang melakukan sesuatu terhadap keluarga Gu kita." Dengan seruan itu semua orang ikut meninggalkan hutan.

Zhao Yang menghela nafas karena tak perlu lagi menjelaskan tentang api energi. Dia berniat kembali mengikuti puluhan orang lainnya untuk menuju kediaman keluarga Gu. Namun langkah kakinya terhenti melihat dua wanita yang berdiri di hadapannya.

Gu Yiwei, wanita dua puluh tahun itu melipat tangannya sambil bersandar di batang pohon. Sementara wanita lain yang mengenakan pakaian biru dengan garis mata yang indah berusaha berjalan ke arahnya.

"Apa kau sungguh tidak tahu?" tanya wanita itu.

Sejenak Zhao Yang hanya diam terpaku. Saat dia akan menjawabnya, Gu Yiwei dengan kalimat yang merendahkan berusaha mencibirnya.

"Kakak, untuk apa bertanya padanya? Bukankah sudah jelas jika dia berkata tidak tahu tentang api itu? Tidak mungkin api misterius itu ada hubungannya dengan dia."

Gu Xingyu masih bergeming menatap mata Zhao Yang. Meskipun tidak ada kata yang didengarnya dari mulut Zhao Yang, tapi entah kenapa dirinya memiliki firasat jika api misterius itu berkaitan erat dengan pria yang sudah menjadi suaminya itu.

1
black swan
Luar biasa
Sigit Prasetyo
sudah mulai seru membaca malah pending...
lanjutkan lg ceritanya thorrrr
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
👍👍👍👍
Qing shan
🥰🥰🥰🥰
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩🤩
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩🤩
Ruslan Faisal
Luar biasa
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
👍👍👍👍
Qing shan
🥰🥰🥰🥰
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🤩🤩🤩🤩
Qing shan
💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!