Baca aja 👊😑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyonya Melinda rindu Kirana
Kirana terdiam. Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa untuk menanggapi ucapan Candra itu. Mulutnya terasa kaku untuk mengeluarkan suara, namun di dalam hatinya ia merasa sangat bahagia karena cintanya sama sekali tidak bertepuk sebelah tangan.
"Kirana, ayo jawab. Kenapa kamu diam saja?" Candra menatap wajah gadis yang ia cintai itu dengan tatapan penuh tanda tanya. Ia benar-benar tidak sabar mendengar jawaban dari gadis itu.
"A--Aku." Mulut Kirana masih terasa kaku untuk berkata.
"Terima saja, Kirana." Tiba-tiba suara Nyonya Amira dan Tuan Raja terdengar di belakang Kirana yang membuat gadis itu langsung menoleh ke belakang.
"Ibu? Ayah? Kalian di sini? Tapi, kata Candra kalian sedang pergi keluar," ucap Kirana menatap Nyonya Amira dan Tuan Raja secara bergantian.
"Ibu dan Ayah tidak pergi, Sayang. Kami diam-diam bersembunyi untuk melihat Candra melamarmu," jawab Nyonya Amira seraya tersenyum penuh arti yang membuat Kirana langsung terdiam sejenak.
"Jadi Ibu dan Ayah sudah tahu dengan rencana Candra ini?" tanya Kirana yang segera dibalas anggukan kepala oleh Nyonya Amira dan Tuan Raja.
"Ya ... Kami sudah tahu akan rencana Candra ini, Kirana," ucap Tuan Raja.
Mendengar hal itu, Kirana pun berahlih menatap Candra.
"Bagaimana ... Kamu belum menjawab lamaranku padamu," ucap Candra.
"Aku tidak bisa," ucap Kirana secara tiba-tiba yang membuat Candra beserta kedua orangnya langsung terkejut ketika mendengarnya.
"Ka--Kamu menolakku?" tanya Candra dengan nada terbata-bata. Ia begitu syok mendengar penolakan Kirana itu.
"Aku tidak bisa menolaknya," lanjut Kirana.
Deg.
_________________________________________
"Ayah," panggil Nyonya Melinda seraya duduk di samping sang suami.
"Ada apa?" tanya Tuan Asher terlihat fokus menonton tv yang sedang menyiarkan serial kesukaannya.
"Ayah, Ibu rindu Kirana. Sudah seminggu dia semenjak Ayah mengirimnya ke desa. Ibu pengen Kirana pulang, Ayah!" rengek Nyonya Melinda yang membuat Tuan Asher langsung terdiam.
Bukan Nyonya Melinda saja yang rindu pada Kirana, melainkan Tuan Asher juga. Pria paru baya itu begitu merindukan sesosok anak perempuan satu-satunya yang kini sedang menjalani hukuman di desa.
"Baiklah. Besok, Ayah akan ke Desa Kuningan untuk menjemput Kirana." Tuan Asher merasa bahwa hukuman yang dijalani Kirana di desa sudah sangat cukup.
Perkataan Tuan Asher benar-benar membuat Nyonya Melinda bahagia. "Terimakasih, Ayah!" Nyonya Melinda memeluk lengan Tuan Asher dengan erat saking bahagianya dia.
Bersambung.
Gimana ya, kalau Orang tua Kirana tidak setuju Kirana menikah dengan Candra? 😆
░K░a░m░u░ ░m░e░n░c░i░p░t░a░k░a░n░ ░k░e░i░n░d░a░h░a░n░ ░d░e░n░g░a░n░ ░s░i░k░a░p░m░u░,░ ░d░a░n░ ░k░a░m░u░ ░m░e░m░b░u░a░t░ ░k░e░s░a░n░ ░d░e░n░g░a░n░ ░p░e░r░i░l░a░k░u░m░u░.░ ░(░K░a░m░u░ ░m░e░n░c░i░p░t░a░k░a░n░ ░k░e░c░a░n░t░i░k░a░n░ ░d░e░n░g░a░n░ ░s░i░k░a░p░m░u░,░ ░d░a░n░ ░m░e░m░b░u░a░t░ ░k░e░s░a░n░ ░d░e░n░g░a░n░ ░p░e░r░i░l░a░k░u░m░u░)░ ░-░ ░S░o░p░h░i░a░ ░E░l░m░a░r░a░
Kok aneh menitipkan anak di rumah orang lain. Lebih wajar kalau ke rumah Kekek-neneknya atau paman-bibinya. Setidaknya ada hubungan kerabat.
Apalagi anak gadis.