Di zaman sekarang ini adakah laki-laki yang serba bisa? sempurna!
jawabannya di novel kali ini ada!
Dia dijuluki Human Perfect oleh semua orang karena kesempurnaannya. Dia bernama Badai Bagaskara.
Lalu, sesempurna apakah dia?
Baca kisahnya dalam Novel Human Perfect. Dan disarankan bagi yang belum membaca Novel Tafsir Mimpi Sang Inspirator diharapkan membacanya terlebih dahulu, karena novel ini berhubungan dengan itu.
happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teringat Tadi malam
Tin tin tin!!!!
Suara beberapa klakson di jalan raya lampu merah menyadarkan Bara dari lamunannya. Dimana dia harusnya segera kembali ke toko kayu ayahnya untuk bekerja. Dia pun segera beranjak pergi dari tepi jalan raya lampu merah itu, dan kembali ke kegiatan asalnya.
...****************...
Sinar matahari telah menerobos ke dalam jendela pondok pesantren Ma'rifat Billah. Badai bersiap untuk berangkat ke sekolah, tahun ini adalah tahun terakhirnya sekolah di pondok pesantren Ma'rifat Billah itu. Sehingga kelulusan pun telah ada di depan mata.
Badai seperti biasa, dia selalu menjadi santri sekaligus siswa ter rapi yang pernah ada di pondok pesantren Ma'rifat Billah. Pesantren terkenal itu merasa bangga memiliki Badai sebagai ketua pondoknya, karena Badai dapat mengatasi segala hal dengan begitu mudahnya.
Seperti yang terjadi saat ini, dimana Badai hendak berangkat ke sekolah yang jaraknya tak jauh dari pondok, karena memang masih satu naungan yayasan yang sama. Hanya saja harus menyeberangi jalan raya yang luas.
Dimana setiap pagi, jalan raya menuju ke sekolahnya itu memanglah ramai. Sebenarnya para santri yang hendak sekolah dimudahkan karena hanya menyeberangi jalan raya itu saja. Namun para pengendara di jalan raya itu, baik motor maupun mobil rata-rata mengebut. Karena jalan raya nya begitu luas. Kemudian di dukung juga, disana adalah sebuah pedesaan semi perkotaan, yang masih belum seperti kota-kota besar seperti Surabaya.
Seseorang yang telah tengah baya hendak menyeberang mendahului Badai, seorang kakek-kakek. Dan kakek itu awalnya melihat ke kanan kiri seperti biasa kalau seorang hendak menyeberang. Namun ditengah kakek itu menyeberangi jalan, di tambah Badai juga sedikit melamun saat berjalan.
Dari arah kiri tiba-tiba mobil meluncur begitu kencangnya. Kurang lima puluh centimeter lagi mobil itu dari arah kakek itu menyeberang, akan diserempet oleh mobil.
Namun Badai dengan tangkasnya, meskipun awalnya dia memang sedang melamun tentang kejadian tadi malam, dia langsung melayangkan tangannya dengan kekuatan yang dimilikinya, kakek itu seperti dia tarik mundur ke belakang, sehingga selamat lah kakek yang sedang menyeberang itu.
Saat kakek itu menoleh ke belakang, dimana hanya ada Badai. Kakek itu awalnya berpikir bahwa Badai lah yang menyelamatkan nya. Namun, setelah dia pikir kembali. Badai berdiri cukup jauh saat ini dari tempatnya hendak tertabrak, akhirnya kakek itu mengurungkan niatnya untuk berterimakasih kepada Badai.
Badai pun tersenyum. Karena kakek itu akhirnya tak tahu jika dia lah yang telah menolong si kakek itu. Sedangkan bersamaan dengan itu segera lah Badai menuju ke sekolahnya.
...****************...
Di tempat lain, di sebuah pondok pesantren putri kini Najwa yang juga sedang bersiap untuk berangkat sekolah, dimana tahun ini juga sama adalah tahun terakhirnya sekolah. Najwa malah bersiap-siap dengan tak henti-hentinya tersenyum-senyum sendiri. Hingga mengundang pertanyaan dari temannya yang tinggal satu kamar dengannya.
"Najwa!! Kenapa kamu senyum-senyum sendiri dari tadi loh! Aku liatin kamu kayak aneh." ucap teman nya.
Dan perkataan temannya itu sekaligus menyadarkan Najwa dari lamunannya yang teringat pada kejadian tadi malam. "Nggak kok aku gak apa. Cuma lagi ingat hal yang lucu aja." ucap Najwa. Lalu dia mencoba mengendalikan dirinya agar tak senyum-senyum sendiri lagi.
"Aku masih gak habis pikir dengan yang dilakukan oleh jin tampan itu. Buat apa juga dia selalu mendatangi tempat ini!" ucap Najwa dalam hati, namun kini dia berusaha tak tersenyum.
Tapi hatinya masih bergumam sendiri, "Aku heran juga kenapa mas-mas santri itu malah ikutan. Dan kok bisa juga dia berteman dengan seorang jin? Hemmm bikin makin penasaran sih."
.
.
.
Lanjutannya nanti ya guys 😂