NovelToon NovelToon
MY SUGAR

MY SUGAR

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:9.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

🌹🌹🌹🌹

Karena ingin terlepas dari jerat kemiskinan, Sena dan Felli memutuskan untuk menjual kesucianya. Melewati 1 malam penuh Dosa.

"Fel, pokoknya aku mau yang seperti Om Rudi, walaupun sudah tua tapi masih terlihat tampan," pinta Sena sang adik sepupu.

Felli terkekeh.
"Ada yang mau menggunakan jasamu saja sudah untung, hahaha," akhirnya Felli tertawa terbahak.

21+
✍🏻 revisi typo 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MY SUGAR 24 - Dia Masih Kecil

Keesokan harinya, Sena dan Hanan benar-benar tidak masuk kerja. Pagi, Hanan masih menemani Sena, namun saat siang ia keluar karena ada urusan.

Dan kini, tinggalah Sena seorang diri didalam apartemen. Bibirnya tersenyum, mengingat ciuman panasnya dengan Hanan di balik pintu tadi, sebelum kekasihnya itu benar-benar pergi.

Meninggalkan bibirnya yang kebas.

Sena duduk di ruang tengah dan mulai menyalakan televisi. Ia bersenandung ke arah dapur untuk mengambil beberapa cemilan.

"Oh iya, aku dari kemarin belum ada telepon Mamak," gumam Sena saat melewati kamarnya, tak jadi ke dapur, akhirnya Sena memutuskan untuk mengambil ponselnya didalam kamar dan menghubungi sang ibu.

Belum sempat ia menghubungi ibunya, ponsel itu lebih dulu bergetar. Ada panggilan masuk dari Rara.

Ragu untuk menjawab, Sena membiarkan panggilan itu berdering cukup lama. Hingga akhirnya, ia putuskan untuk mengangkatnya juga.

"Halo Ra," jawab Sena.

"Sena!! ya ampun, susah sekali menghubungi kamu. Kata pak Surya kamu sakit, sakit apa? sudah sembuh belum? ini sudah 5 hari kamu tidak masuk," cerca Rara dengan memburu, bertanya tanpa jeda hingga membuat Sena kebingungan.

Sakit? batin Sena.

Sejenak ia sibuk sendiri dengan pikirannya sendiri, kata Hanan mereka melakukan perjalanan bisnis ke Paris, bahkan ada Bagas pula bersama mereka. Kata Hanan pula, Yoana meminta Hanan untuk mengajak salah satu karyawan devisi pengawasan, karena itulah Sena boleh ikut.

Tapi saat kemarin di Paris, ia tidak bekerja sedikitpun. Hanya saja kata Hanan, Bagas sudah mengurus semuanya. Lalu sebelum pulang ke Indonesia, Hanan kembali menemui klien itu untuk pamit.

Dan kini, Rara mengatakan dia izin sakit.

Apa om Hanan membohongiku? tanya Sena, membatin.

Apa om Hanan juga membohongi ibu Yoana? Tapi bagaimana bisa om Hanan seberani itu? Bagaimana kalau dia sampai pecat.

"Senaa!" teriak Rara hingga membuyarkan lamunan Sena.

"Eh iya Ra, aku kemarin sakit, se-sekarang sudah sembuh kok. Besok aku mulai masuk," jawab Sena gugup, ia berbohong.

"Alhamdulilah kalau begitu, pulang nanti ku jenguk ya? kirimkan alamat rumah pakdemu,"

"Ti-tidak usah Ra, aku tidak enak dengan pakde. Aku sudah baik-baik saja kok, percayalah," jawab Sena cepat.

Tanpa pikir panjang, Rara pun hanya mengangguk setuju.

"Baiklah, sampai bertemu besok," ucap Rara seraya memutuskan sambungan telepon itu.

Sena, bernapas lega. Merasa telah selamat dari mara bahaya.

Tapi niatnya untuk menghubungi sang ibu, terlupakan begitu saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam hari, Sena menunggu kedatangan Hanan. Setelah pergi tadi hingga saat ini jam 8 malam, Hanan belum memberinya kabar.

Sena tidak tahu, jika saat ini Hanan sedang berkumpul dengan semua keluarganya.

Hanan dan Lora, Hanaf dan Nadia juga beserta kedua anaknya, Axel dan Aska sedang berkumpul di rumah sang ibu, Mariam. Makan malam rutin yang mereka lakukan setiap 1 bulan sekali.

Melihat Lora dan Hanaf yang seolah tidak saling kenal, buat Hanan muak sendiri. Dia bertahan disini hanya karena sang ibu, juga iparnya yang selalu teraniaya, memiliki suami penghianat.

Makan malam itu terasa hangat hanya karena ada Nadia dan Mariam, andaikan kedua wanita itu tak ada pastilah makan malam ini akan terasa dingin dan membosankan.

"Bagaimana persiapan ulang tahun perusahaannya Han? sudah beres?" tanya Mariam pada Hanaf.

Hanan yang mendengar itu memutar bola matanya malas, kenapa pula sang ibu memanggilnya dan Hanaf dengan sebutan yang sama.

"Sudah Ma, tinggal tunggu hari H, seminggu lagi. Mama harus datang, aku akan meminta supir untuk menjemput," jawab Hanaf.

Kini mereka semua sudah duduk di ruang keluarga, setelah selesai makan malam.

"Tidak usahlah, Mama gampang lelah ikut acara-acara seperti itu. Lora juga tidak usah datang, hamilmu kan sudah tinggal menunggu hari," ucap Mariam seraya melirik Lora, menantu keduanya.

Mendengar itu Lora berdecak kecil, jika sudah seperti ini Hanan pasti tidak akan mengizinkannya untuk ikut.

Cukup lama mereka saling berbincang, hingga jam 10 malam. Mereka semua memutuskan untuk pulang.

"Tunggulah di mobil, ada yang ingin aku bicarakan dengan mama," titah Hanan pada sang istri, tak ingin berdebat, Lora pun hanya menurut.

Lora berjalan sendirian keluar, hingga sampai di teras ia melihat Hanaf yang memperlakukan Nadia dengan begitu istimewa. Menggandeng tangan istrinya itu, bahkan membukakan pintu untuk Nadia.

"Ck!" Lora berdecak, memandang benci pada Nadia.

"Wanita bodoh, suamimu itu sudah berulang kali menyetubuhiku," gumamnya dengan begitu geram.

"Setelah anak sialan ini lahir, ku pastikan Hanaf akan kembali bersamaku," ucapnya, setelah melihat mobil Hanaf menjauh.

Akhirnya Lora kembali berjalan, masuk ke dalam mobilnya sendiri dan menunggu Hanan.

Di dalam sana, Hanan duduk bersebelahan dengan sang ibu di ruang tengah. Ia ingin membicarakan tentang Sena, wanita yang kini dicintainya.

"Ma, Mama tahu kan? aku tidak pernah sekalipun mencintai Lora. Setelah dia melahirkan, aku akan menceraikan dia," ucap Hanan langsung.

Mendengar itu, Mariam hanya menghembuskan napasnya kasar. Mariam juga tahu semuanya, jika anak laki-lakinya ini dijebak oleh seseorang hingga berakhir menghabiskan malam dengan Lora.

Tapi Mariam pikir, dengan berjalannya waktu Hanan akan menerima Lora. Tapi nyatanya tidak.

"Jika itu yang terbaik, mama akan selalu mendukungmu Han. Mama hanya minta satu, sayangilah anak itu dengan sungguh-sungguh. Anak itu tidak bersalah Han, dan dia adalah darah dagingmu."

Hanan terdiam, tak mampu menjawab.

"Jika setelah bercerai dan Lora tidak mau merawat anak kalian, ambilah, biar mama yang akan merawatnya," ucap Mariam dan lagi-lagi Hanan hanya terdiam.

Sejenak, hanya ada keheningan diantara keduanya.

"Apa kamu masih mencintai Airin?" tanya Mariam, seraya mengelus bahu sang anak.

"Tidak Ma, aku sudah mencintai wanita lain," jawab Hanan seraya memperlihatkan senyumnya, wajah Sena terbayang.

Mendengar itu, Mariam mengernyit bingung. Ia pikir, Hanan begitu cinta mati dengan Airin.

"Kok bisa?" tanya Mariam lagi, tidak percaya.

Hanan tersenyum, lalu menceritakan semuanya. Dulu, Hanan sudah menjelaskan semua yang terjadi pada kekasihnya itu, tapi Airin memutuskan untuk tetap tidak mempercayainya.

Airin pergi setelah susah payah Hanan mencegah.

Kini, diantara keduanya sudah benar-benar selesai, Hanan pun merasa tak ada yang perlu diselesaikan lagi dengan wanita berlesung pipi itu.

"Lalu, siapa wanita yang kamu katakan tadi?"

"Sena," jawab Hanan langsung.

"Dia masih kecil, karyawan di Exstrafood. Saat aku mengajaknya untuk menemui Mama, jangan katakan jika kita ini adalah pemilik perusahaan itu, jangan juga katakan jika aku sudah menikah," timpal Hanan lagi, menuntut.

"Kenapa?" tanya Mariam heram, anaknya ini ada ada saja.

"Terlalu rumit untuk dipahami Sena, biar dia tahu setelah semuanya selesai," jelas Hanan dengan yakin dan Mariam hanya bisa mengangguk.

Asalkan anaknya bahagia, ia pun ikut merasa bahagia pula.

Selesai dengan sang ibu, Hanan memutuskan untuk pulang. Ia berlari menuju mobilnya.

Melihat Hanan yang berlari itu, Lora tersenyum sumringah. Merasa bahagia karena Hanan mencemaskan dirinya, tak ingin membuatnya menunggu lebih lama.

1
LapauPakee
sipp
Muginem Muginem
Luar biasa
flower
/Grin//Grin/
jen
dihhhh serem
Vivi Wong
karya yg bagus....
jojo
Luar biasa
Hariyanti
sesal kemudian...... percuma
Hariyanti
terasa janggal dgn isi surat wasiatnya.ada apa dgn Hanan? kenapa dia dpt lebih banyak?
Hariyanti
apa itu orang suruhan Hanan?
Hariyanti
Feli jadi umpan buat hanaf dan lora🤔🤔
Hariyanti
sena dlm bahaya
Hariyanti
kayaknya Hanan tau itu bukan anak nya.ntar tes DNA aja.
ollyooliver🍌🥒🍆
lah..gitu doang?
pdhl.mau baca gmn respon sanaf manta istrinya nikah lagi..sama.brondong pula😌

bonchap dong🤧
ollyooliver🍌🥒🍆
pretttt..istri satu"nya tapi selingkuhan banyak😌

lagiam lu ngaku nadia ttp jadi istri lu karma 15 thn kemudian lu udah tuirr, miskin lagi. cw mana yg mau😏
ollyooliver🍌🥒🍆
kalau di real life..gw ragu mariam bakal ketemu anaknya tapi gw sadar bahwa ini hanya fiksi..yg bahkan jika mariam berumur 100 thn lebih masih bisa ketemu anaknya😌
ollyooliver🍌🥒🍆
mana ada cinta tapi main celap celup sana sini. definisi cinta itu gak melukai dan menghianati bahka diulang berkali" cih menjijikan🙄
ollyooliver🍌🥒🍆
kenapa gak sampai gila..sayang sekali🙃
ollyooliver🍌🥒🍆
mending memaafkan dan berpisah dan mencari kehidupan baru daripd memafkan dan bertahan yg hanya akan menambah luka..dan nadia sdh membuktikannya berung kali. jadi kalau sekali lagi madia memilih opsi kedua..fix dia bukannya cinta tapi obsesi😌
ollyooliver🍌🥒🍆
itulah mengapa anak laki" sangat penting buat seorang ibu
ollyooliver🍌🥒🍆
masa korupsi bukan kemampuan? itu sdh termasuk hebat loh sampai hanaf kaya raya. udah termasuk pintar😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!