NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Gue Laper Ra

"Kalian betah tinggal di sini? Alvyna, El gak aneh-aneh kan sama kamu di rumah?"

"Astaga, Mama pikir ini sinetron jam tiga sore apa? Yang cowoknya kasar, tukang main tangan gitu? Sumpah, su’udzon banget sih!" sahut El langsung dengan nada gak terima.

Manda terkekeh kecil, "Ya siapa tau kamu kan dulu tuh, bandelnya udah kayak setan alas."

"Bandel itu beda, Ma. Bandel mah bandel, tapi bukan berarti jahat dong." El memutar bola matanya malas.

"Iya iya, tapi serius Ra, El gak bikin kamu repot, kan? Malem-malem keluyuran, atau malah jarang di rumah nemenin kamu?" selidik Manda menatap Alvyna.

Alvyna tersenyum tipis, menjawab dengan santai, "Gak kok Ma, dia anteng di rumah. Belum pernah keluar malem ini. Gak tau besok ya."

Itu bukan bohong, karena faktanya memang seperti itu. Justru Alvyna sendiri kemarin yang sempat keluar buat ketemu Sagara. Ngomong-ngomong soal Sagara, dia kan janjian mau ketemu lagi. Kenapa dia bisa-bisanya lupa!

"Tuh Ma denger sendiri kan? Gue anteng, gak macam-macam. Harusnya mama bersyukur." celetuk El sambil menepuk dada, gaya bangga.

Manda melotot kecil, agak terkejut. Wajar, soalnya anak semata wayangnya itu terkenal gak pernah betah di rumah. Malem-malem biasanya ngelayap, nongkrong sampe subuh, kadang pulang udah bau alkohol.

"Serius kamu gak bohong sayang? Jangan-jangan kamu diancam El buat bilang begitu?" Manda memicingkan matanya menatap Alvyna.

Alvyna tertawa pelan, "Gak lah Ma, beneran. Aku masih waras kok, gak ada ancam-ancaman."

El yang dari tadi ngedumel dalam hati langsung pura-pura manyun, "Segitunya ya Ma, anak sendiri di curigai terus!"

"Ya salah siapa? Kamu bandel banget sih! Sekarang udah punya istri, tolong jaga kelakuan ya!" tegas Manda.

El mendesah panjang. Memang sih, dulu dia rebel. Tapi sekarang? Entah berubah beneran atau cuma fase sementara. Waktu yang akan bicara.

"Emangnya dulu El sebandel apa sih, Ma?" Alvyna nanya sambil nyengir, penasaran.

Sebelum Manda sempat menjawab, Raditya ayah El masuk ke ruang tamu sambil merapikan ponselnya.

"Ada tamu di rumah, Ma. Kayaknya kita harus pulang, nanti kasihan kelamaan nunggu."

Manda berdiri, "Oh ya udah, yuk pulang. Anak-anak juga pasti butuh istirahat abis sekolah."

"El, Alvyna, Mama sama Papa pulang dulu ya. Besok-besok kalau sempet, Mama main lagi. Maaf ya udah ganggu waktu kalian."

"Emang siapa Pa tamunya?" tanya El sambil berdiri, disusul Alvyna.

"Partner bisnis Papa, sekalian mampir katanya, tadi habis dari meeting."

El mengangguk-angguk, lalu menggandeng Alvyna dan melingkarkan tangannya ke pinggang gadis itu.

"Peluk-peluk gini harus banget ya?" Alvyna mendongak sambil mencibir.

"Harus. Udah jangan banyak protes!" El menjawab santai, tetap nempel.

"Jangan lupa main ke rumah ya kalian! Alvyna juga belum pernah diajak ke rumah El, ajak dong besok-besok." kata Manda sambil melambaikan tangan.

"Nanti Ma, tunggu waktu luang dulu. Kita sibuk sekolah juga," jawab El. Alvyna hanya tersenyum sambil mengangguk.

Setelah mencium tangan orang tua mereka dan mengantar hingga ke halaman, Alvyna langsung berusaha lepas dari pelukan El.

"Udah, udah, mereka udah pergi. Lepasin dong, panas!" keluh Alvyna.

El malah makin erat memeluk, "Gue suami lo, bebas dong mau peluk kapan aja."

"Astaga gak usah mesum ah!" Alvyna menutup mulut El pakai telapak tangannya.

El tertawa kecil, lalu membuka pintu rumah. "Masak gih Ra, gue laper. Katanya mau masak?"

"Aku belum mandi tau! Keringetan, capek, lo udah mandi enak, aku belum!" celetuk Alvyna sambil menjauh.

"Yaa masa tega sih ninggalin suami kelaperan?" El menjatuhkan kepalanya ke pundak Alvyna.

"Elah geli tau! Sini kepala lo minggir!" Alvyna mendelik.

"Masak sup ayam ya, seger tuh. Bisa kan Nay?" El merengek manja, yang bikin Alvyna langsung merinding sebal.

"Yaudah! Tapi abis itu gue mandi!" celetuk Alvyna sambil melepaskan pelukan El.

El mengangkat dua jari, "Janji gak gangguin, cuma nonton."

Alvyna sudah siap motong wortel waktu tiba-tiba ponselnya berdering dari dalam tas.

"Eh bentar, ada telpon!" katanya buru-buru menghampiri tas dan melihat layar Sagara.

"Yah, mampus janji ketemu, gue lupa!" batinnya.

"Siapa?" tanya El curiga sambil berdiri di belakangnya.

"Bukan siapa-siapa. Sana ah, gue angkat dulu!" Alvyna menyembunyikan HP-nya di belakang.

"Di sini aja, gak usah ke mana-mana!" kata El nyebelin.

Ponselnya berdering lagi. Akhirnya Alvyna angkat juga.

"Lama amat! Lo dari mana aja sih?" suara Sagara langsung nyolot.

"Maaf, HP gue ketinggalan di dapur tadi," jawab Alvyna, sambil mendelik ke arah El.

Tiba-tiba...

GREP.

El peluk lagi dari belakang, dagunya nangkring di pundak Alvyna.

"Lo ngapain sih!" bisik Alvyna kesal.

"Sayang, lo dengerin gue gak sih?" Sagara bersuara lagi.

"Eeh, iya, iya. Tadi ada nyamuk lewat." Alvyna mulai ngegas sambil jaga ekspresi.

El denger suara Sagara dan langsung mencelos.

"Jangan bilang itu cowok lo?" pikirnya sambil mengangkat alis.

"Kita jadi ketemu?" tanya Sagara.

Alvyna jadi canggung banget karena El mulai sibuk 'nyari perhatian' di lehernya.

"Emm… liat nanti ya. Gue belum mandi, belum makan juga..." jawab Alvyna.

"Gue laper Ra," desah El tepat di telinganya.

"Aku masak abis ini! Minggir!" Alvyna kesel setengah mati.

"Gue gak izinin lo pergi kencan sama cowok itu!" kata El tiba-tiba keras.

"Suara siapa tuh Ra?" El di seberang mulai curiga.

"Eh... orang lewat! Gue di luar, agak rame." jawab Alvyna panik, langsung nutup telpon dan matiin HP-nya sekalian.

GREEET.

Cubitan keras mendarat di lengan El.

"Aww! Sakit!" keluh El, tapi masih nempel aja.

"Pergi sana! Jangan nempel kayak lintah!" kata Alvyna sebal.

"Lo mau ketemu cowok itu, ya?" tanya El dengan nada sinis.

"Bukan urusan lo!"

"Urusan gue dong! Gue suami lo! Semua urusan lo, urusan gue juga. Mau pergi? Ck kalo mama lo tau gimana reaksinya!"

"Dasar nyebelin!"

"Lo tuh susah dibilangin. Apa perlu gue bikin lo hamil dulu baru nurut?"

Alvyna mendelik tajam, "Bawa-bawa mama gue, gue patahin leher lo!"

"Makanya nurut!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!