Berada di dunia yang mana dipenuhi banyak aura yang menjadi bakat umat manusia, selain itu kekuatan fisik yang didapatkan dari kultivasi melambangkan betapa kuatnya seseorang. Namun, lain hal dengan Aegle, gadis belia yang terasingkan karena tidak dapat melakukan kultivasi seperti kebanyakan orang bahkan aura di dalam dirinya tidak dapat terdeteksi. Walaupun tidak memiliki jiwa kultivasi dan aura, Aegle sangat pandai dalam ilmu alkemi, ia mampu meracik segala macam ramuan yang dapat digunakan untuk pengobatan dan lainnya. Ilmu meraciknya didapatkan dari seorang Kakek tua Misterius yang mengajarkan cara meramu ramuan. Karena suatu kejadian, Sang Kakek hilang secara misterius. Aegle pun melakukan petualang untuk mencari Sang Kakek. Dalam petualang itu, Aegle bertemu makhluk mitologi yang pernah Kakek ceritakan kepadanya. Ia juga bertemu hantu kecil misterius, mereka membantu Aegle dalam mengasah kemampuannya. Bersama mereka berjuang menaklukan tantangan dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Setelah melewati perjalanan panjang melalui hutan lebat, Aegle dan Nyth akhirnya sampai di sebuah desa yang tenang. Desa itu terletak di pinggir hutan, dengan rumah-rumah kayu yang sederhana, serta jalanan berbatu yang berkelok. Aegle merasa lega akhirnya bisa keluar dari hutan dan mencari tempat untuk beristirahat. Mereka berjalan perlahan menyusuri desa, mencari penginapan untuk menginap semalam sebelum melanjutkan perjalanan.
"Ayo, kita cari tempat menginap," kata Aegle sambil melangkah, matanya menelusuri deretan rumah-rumah dan toko kecil yang ada di sepanjang jalan.
Nyth mengikuti di sampingnya, langkahnya yang kecil sedikit berlari melaraskan langkah kaki Aegle. Mereka berdua terus berjalan hingga sampai di sebuah persimpangan jalan. Di sana, seorang pria yang tampaknya seorang petani sedang membawa sekeranjang besar sayur-sayuran, berjalan dengan terburu-buru. Saat pria itu berjalan menuju mereka, tanpa sadar ia menabrak Nyth, yang ada tepat di depan Aegle.
"Eh! Apa yang kamu lakukan?!" Aegle terkejut dan segera menatap pria itu. "Kenapa kamu tidak melihat dia? Kamu hampir membuatnya terjatuh." Aegle bertanya dengan nada bingung, matanya terarah pada Nyth yang terhantam oleh tubuh pria tersebut, tetapi tidak jatuh.
Pria itu berhenti, memandang Aegle dengan wajah bingung. "Apa yang kamu bicarakan? Tidak ada siapa-siapa di sana," jawabnya sambil melanjutkan langkahnya dan berlalu begitu saja.
Aegle tercengang, mulutnya terkatup, dan ia menatap pria itu pergi. "Tidak ada siapa-siapa?" ulangnya dengan suara yang hampir tidak keluar. Lalu, ia menoleh ke Nyth yang berdiri diam tanpa terganggu oleh tabrakan itu.
Nyth hanya tersenyum samar, menggelengkan kepalanya pelan. “Aku tidak bisa dilihat oleh orang lain, Kak.”
Aegle merasa jantungnya berdegup kencang. “Tidak bisa dilihat?” Tanyanya, namun suara Aegle terdengar lebih seperti bisikan. “Tapi kenapa hanya aku yang bisa melihatmu?”
Nyth tidak menjawab segera. Ia mengalihkan pandangannya ke tanah, seolah ragu untuk berbicara lebih jauh. Setelah beberapa saat, Nyth akhirnya mengangkat wajahnya dan berkata, “Tubuh asliku... sedang disegel. Aku hanya serpihan roh dan jiwa dari tubuh asliku yang terperangkap. Walaupun hanya serpihan dari tubuh asliku, kekuatanku masih tidak terbandingi oleh manusia. Karena itu, mereka mencurangi Aku dan menyegel serpihan roh dan jiwaku dengan rantai pusaka dewa.”
Aegle merasa perasaannya campur aduk. Ia merasa bingung dan terkejut, tetapi ada rasa iba yang dalam muncul di hatinya saat mendengar penjelasan tersebut. “Tubuhmu disegel?” Aegle mengulang kata-kata itu, mencoba memahami. “Jadi... kamu bukan hanya hantu biasa?”
“Aku bukan hantu.” Ucap Nyth berdengus. “Hanya saja karena bertempur dengan beruang waktu itu, aku menggunakan seluruh kekuatan tersisa hingga membuat jiwaku melemah. Karena itu, hanya meninggalkan rohku saja.” Ujar Nyth cemberut.
Aegle menatap Nyth nanar dan berkata, “Jadi bagaimana mengembalikan jiwamu?”
“Hmmm, itu tidak sulit.” Ucap Nyth berpikir. “Hanya membutuhkan beberapa pil ektraksi jiwaku yang pecah akan utuh kembali.”
“Pil ektraksi? Pil apa itu, mungkin aku bisa mendaptkannya untukmu.” Ujar Aegle.
“Kau hanya membutuhkan beberaa bahan seperti Bunga Kehidupan, Serbuk Ashura, Petir Tersembunyi, Dandelion Berhati Emas, Ember Jiwa Kecil dan Madu Aurora.” Jelas Nyth.
Aegle menatap Nyth dengan kesal, “Hei, anak kecil. Kau pikir itu adalah bahan yang mudah untuk didapatkan. Dimana aku harus mencari semua itu?”
Wajah, Nyth berubah murung. Aegle menghela napas panjang. Perasaan cemas dan iba semakin menguasainya. “Aku akan membantu kamu, Nyth. Aku tidak tahu bagaimana, tapi kita akan cari cara bersama-sama.”
Nyth memandang Aegle dengan mata yang penuh harapan, meskipun masih ada kesedihan di balik tatapannya. “Terima kasih, Kak.”
“Baiklah, kita akan mencari bersama, namun sebelum itu mari kita mencari tempat untuk beristirahat.”
Mereka terus berjalan menyusuri desa, meskipun Aegle merasa ada banyak hal yang belum ia pahami sepenuhnya tentang Nyth dan apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Mereka mencari penginapan dan mengisi perut mereka yang kosong memakai uang yang simpanan yang diberikan Kakek. Namun, uang itu tidak akan cukup. Aegle harus mengumpulkan uang sehingga tidak kesulitan dalam perjalanan.
Aegle dan Nyth masuk kedalam penginapan bertanya apakah ada kamar kosong untuk mereka menetap hari ini. Setelah mendapatkan kamar mereka pun segera menuju kamar tersebut.
Aegle terbaring diatas ranjangnya, ia menarik napas panjang. Membuka kantung uang pemberian Kakek.
“Aku harus mencari uang, uang-uang ini tidak cukup untuk perjalanan panjang ini. Jadi apa yang harus aku lakukan.” Cicit Aegle berpikir sejenak.
Tiba-tiba terdengar keributan diluar penginapan. Aegle bangun dari posisinya. Melihat ke arah jendela mencari suara yang bising itu.
“Apa yang terjadi?”Tanya Aegle.
“Sepertinya, hasil tanaman pangan warga dirusak.” Jawab Nyth.
“Benarkah? Ayok kita lihat.” Ujar Aegle bergegas keluar dari kamar penginapan.
Aegle pun mencari informasi terkait keluh kesah warga. Seperti yang diucapkan Nyth, tanaman pangan warga telah dirusak oleh entitas yang tidak diketahui.
Tanpa berpikir panjang Aegle pun berjalan menuju ladang milik warga untuk mengetahui penyebab kerusakan tersebut. Setibanya disana mereka mengamati keadaan sekitar, dan benar saja keruskan begitu parah.
“Lihat ini.” Ucap Nyth menujuk sesuatu.
“Hmm, sepertinya ini lendir.” Sahut Aegle.
“Rupanya Exterminus Snail.”Ujar Nyth.
“Benarkah? Itu Siput raksasa yang memiliki cangkang keras berwarna hijau lumut dan jejak lendir berwarna gelap. Bisa merusak tanaman dengan cara menyebarkan lendir beracun yang merusak jaringan tanaman dan menghalangi pertumbuhan mereka. Aku pernah membaca dibuku alkemis milik kakek.”
Nyth mengangguk, lalu berkata “Kakak benar hewan ini menghancurkan tanaman dengan meninggalkan jejak lendir beracun yang memperlambat fotosintesis dan menyebabkan tanaman menjadi lemah dan akhirnya mati.”
Mata Aegle berbinar, “Wah, aku sangat beruntung. Jika bisa mendapatkan lebih banyak lendir siput ini, Aku bisa membuat pil level 4. Tapi, bagaimana aku bisa mendapatkan lendir ini.”
“Apakah kau ingin mendapatkan siput ini. Aku akan membantumu.” Ucap Nyth.
“Apa kamu bisa, bukankah kamu hanya serpihan roh?” Ucap Aegle.
“Walaupun aku hanya serpihan roh, tapi hewan itu bukan tandinganku. Itu hal yang sangat mudah untuk membunuh hewan lemah itu.”Tutur Nyth berbangga diri.
“Baiklah, aku percaya padamu Tuan Nyth.” Sahut Aegle menggoda si kecil Nyth.
Mereka pun menyusun startegi untuk mendapatkan siput raksasa itu. Siput itu akan keluar dimalam hari. Sehingga Aegle dan Nyth berjaga disekitar ladang hingga malam tiba. Mereka bersembunyi sehingga kehdairan mereka tidah dapat diketahui oleh siput raksasa itu.