Tawanya, senyumnya, suara lembutnya adalah hal terindah yang pernah aku miliki dalam hidupku. Semua yang membuatnya tertawa, aku berusaha untuk melakukannya.
Meski awalnya dia tidak terlihat di mataku, tapi dia terus membuat dirinya tampak di mata dan hatiku. Namun, agaknya Tuhan tidak mengizinkan aku selamanya membuatnya tertawa.
Meksipun demikian hingga di akhir cerita kami, dia tetaplah tersenyum seraya mengucapkan kata cinta terindah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sweet Marriage 30
" Lei, apa harus hari ini banget ke dokternya? Kamu baru aja balik lho perjalanan jauh. Ya meskipun bukan baru-baru banget sih."
" Iya Mas, aku udah buat janji sama Beliau. Nggak enak juga kan kalau mau dibatalin. Lagian aku tuh sehat mas. Sangat sehat. Aah iya aku lupa tanya sama kamu, apa Mas lagi banyak kerjaan? Aku bisa kok pergi sendiri."
Menghadapi Leina yang begini ternyata tidak mudah bagi Ravi. Semakin hari perangai Leina menjadi semakin jauh dari sikap aslinya.
Dan inilah yang membuat Ravi takut. Ravi takut perkembangan penyakit sang istri menjadi cepat. Dan akan semakin cepat lagi jika mereka melakukan progam untuk memiliki momongan.
" Nggak, aku bakalan anterin kamu. Ayo kita ketemu dokter berdua."
Senyuman mengembang di bibir Leina. Dia senang, akhirnya Ravi amu juga konsultasi perihal anak ini.
Sebenarnya Ravi ingin merekomendasikan Wisang kepada Leina. Tapi itu tidak bisa ia lakukan saat ini, bagaimanapun Ravi harus pelan-pelan memberitahu Leina. Dia juga harus berkonsultasi dengan Dokter Sapto terlebih dulu.
Sama-sama memiliki spesialisasi yang sama, Ravi yakin Dokter Sapto juga akan mengenal Wisang.
" Apa kita akan langsung ke rumah sakit Lei?"
" Iya Mas, aku udah bilang ke beliau kalau kita dari Jakarta akan langsung ke RSSB kalau sampai di Bandung."
Ravi mengangguk mengerti, meskipun begitu dia tetap masih ragu perihal perjalanan kali ini. Ia berharap Leina bisa melupakan perihal anak itu dan hidup berdua dengannya dengan bahagia. Dan tidak perlu memusingkan perihal anak.
Mereka baru saja mengakui perasaan masing-masing. Rasa mereka baru saja akan tumbuh, jadi Ravi benar-benar ingin menikmati masa pacarannya dengan Leina. Ia ingin lebih mengenal Leina dalam ikatan cinta bukannya teman.
Gedung RSSB, Ravi memarkirkan mobilnya tepat di depan gedung. Ia menghela nafasnya yang sedikit merasa tercekat. Sedangkan Leina, dia tengah tersenyum puas. Sebuah harapan baru baginya di depan mata. Ya, dia merasa tidak sabat untuk itu.
Keduanya jalan bersamaan sambil bergandeng tangan memasuki gedung rumah sakit dan terus menuju ke ruangan Dokter Sapto, di depan ruangan dokter, seorang perawat sudah menunggu mereka dan mempersilakan masuk.
Dokter Sapto di dalam menyambut dengan senyuman. Terlebih dia melihat kedua tangan Ravi dan Leina saling bertaut, itu memberi arti bahwa hubungan mereka berjalan semakin baik. Sungguh Dokter Sapto merasa sangat senang akan hal itu, karena makna lain yang tersirat ialah pasien mendapat dukungan dari orang terdekat.
" Silakan duduk, ada apa ini? Mau cek dulu atau mau ngobrol dulu?"
" Saya baik-baik aja kok Dok, ada yang lebih penting. Begini, saya ingin punya anak, apakah itu bisa?"
" Ya?"
Dokter Sapto terperangah dengan ucapan Leina. Dia tidak menyangka bahwa pasiennya ini menginginkan seorang anak. Sebenarnya belum ada kasus demikian, maka dari itu Dokter Sapto terkejut. Karena mungkin saja ini tidak akan mudah.
" Lei, apa kamu sudah mengerti artinya?"
" Ya, saya paham Dok. Kalau saya hamil maka saya akan meninggalkan semua obat dari penyakit saya karena bisa mengancam kehamilan. Dan mungkin juga akan semakin membuat penyakit saya berkembang lebih cepat. Tapi dok, saya sungguh ingin punya anak, karena dengan adanya anak maka Mas Ravi tidak akan sendiri nantinya."
Degh!
Wajah terkejut Ravi terlihat jelas. Matanya panas, air mata itu sudah menggenang di pelupuk matanya. Dan pada akhirnya jatuh tanpa izin. Ravi tergugu, dia bahkan menangis tanpa bisa dibendung. Ternyata ini lah yang dipikirkan oleh Leina. Leina memikirkan bagaimana hidup Ravi kedepannya.
TBC
😭😭😭😭😭😭😭
Bnr" nih author,sungguh teganya dirimuuuuu
Semangat berkarya thoor💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻
gara" nangis tnp sebab
😭😭😭😭😭
bnr" nih author
pasti sdh ada rasa yg lbih dari rasa sayang kpd teman,cuman Ravi blum mnyadarinya...
bab". mngandung bawang jahat😭😭😭😭😭
Mski blum ada kata cinta tapi Ravu suami yg sangat peka & diandalkan...
aq padamu mas Ravi😍