Baru sebulan terikat oleh tali kasih pertunangan dengan pria yang selalu Ayasha panggil Om Rafael, pupus seketika di saat tunangannya berbagi peluh dengan wanita lain. Hancur berkeping-keping hati Ayasha, kecewa dengan pria yang masih saudaranya, ternyata Om Rafael sudah menjalin hubungan spesial dengan sekretarisnya, Delia.
"Aku cinta dan benci dirimu, Om Rafael. I will FORGETTING YOU forever!" teriak Ayasha menahan gejolak emosinya.
"Begitu susahnya aku untuk meminta maaf padamu, Ayasha!" gumam Rafael menatap kepergian Ayasha.
Melupakan segalanya termasuk melupakan Om Rafael menjadi pilihan akhir Ayasha yang baru saja lulus SMU, disaat hatinya hancur gadis itu memilih pindah ke luar kota, dan menyelesaikan pendidikannya ke jenjang S1.
5 tahun Ayasha melupakan mantan tunangannya. Mungkinkah Allah mempertemukan mereka kembali? Jika di pertemukan kembali apa yang di rasakan oleh Om Rafael? Masihkah ada rasa di hati Ayasha untuk Om Rafael atau sudah ada pengganti Om Rafael?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemilik Hotel
Doa seorang ibu untuk anak-anaknya adalah salah satu jembatan keberhasilan buat anak-anaknya, tanpa doa dan restu Ibu kadang ada saja hambatan yang harus di lalui. Makanya dari itu kenapa kita harus menyayangi dan menghormati ibu, ibu, ibu, baru ayah. Begitulah yang kini di rasakan oleh Rafael dan Ayasha.
...----------------...
Yogyakarta
Hotel Inna Garuda
Suara hentakan sepatu high heals terdengar jelas di telinga siapapun yang berpapasan dengan gadis berparas cantik, tubuh langsing, memiliki tinggi badan 165cm, rambut panjang berwarna coklat dengan sedikit curly di bagian bawahnya, sosok gadis yang sangat sempurna, di tambah penampilannya mengenakan setelan blazer serta rok sepannya di bawah lutut, terlihatlah keanggunannya.
“Selamat pagi mbak Ayasha,” sapa orang yang berpapasan, di depan lobby.
“Selamat pagi juga Mas Joko,” balas sapa Ayasha, kepada petugas Doorman.
Gadis itu mengulas senyum tipisnya, berjalan dengan anggun, menjinjing tas kerjanya menuju ruang kerjanya di lantai 2. Ayasha sudah setahun lebih semenjak lulus kuliah, bekerja di Hotel Inna Garuda sebagai wakil manajer Sales & Marketing, posisi yang cukup tinggi buat gadis yang akan menginjak usia 23 tahun.
Gadis itu terkenal sangat ramah kepada siapapun, murah senyum, humble, serta satu lagi cekatan dalam bekerja, jadi wajar jika banyak orang yang mengenalnya.
Tidak terasa waktu berjalan dan gadis itu sudah melupakan lukanya dengan seiringnya waktu berjalan, keputusan untuk pindah dan menetap di Yogyakarta ternyata keputusan yang terbaik, walau harus berjauhan dengan kedua orang tuanya. Hubungan gadis itu dengan kedua orang tua Rafael pun sudah menjauh, selama lima tahun tidak ada lagi komunikasi. Gadis itu memang sengaja menjauhkan dirinya dari orang yang berada di sekeliling Rafael.
“Ayasha, nanti jam sepuluh ikut rapat ya,” pinta Pak Henry, Manajer Sales & Marketing, yang kebetulan menghampirinya.
“Baik Pak,” jawab patuh Ayasha, sebelum duduk di kursi kerjanya.
“Lena, tumben ada rapat dadakan?” tanya Ayasha, melonggokkan wajahnya dari kubikelnya.
“Ooh ... emangnya kamu gak tahu kalau ada gosip yang beredar di hotel?”
Ayasha hanya menggelengkan kepalanya, bagaimana dia tahu gosip sedangkan kerjaannya dia sangat padat.
Lena memutar kursinya agar bisa menatap Ayasha. “Nanti sore itu akan ada kunjungan perdana pemilik baru hotel tempat kerja ini. Jadi hotel ini sekarang sudah berpindah tangan,” kata Lena, menjelaskan.
“Oh, ternyata jadi juga gosip hotel ini di jual.”
“Iya jadi, aku juga tahunya dari anak-anak finance kemarin, dengar-dengar sudah serah terima. Kalau gak salah pemiliknya orang dari Jakarta.”
“Oh jadi dari Jakarta, yang semoga aja dengan ada pemilik yang baru, hotel ini bisa tambah berkembang,” tukas Ayasha.
“Aamiin, dan karyawannya juga tambah sejahtera dan makmur.”
Ayasha mengaminkan dan memulai bekerja sebelum jam 10 rapat karyawan.
Sebelum waktu menunjukkan jam 10, para karyawan yang jadi perwakilan tiap divisi sudah berada di dalam ruang meeting dan bersiap-siap mengikuti jalannya rapat.
Ayasha dan Lena turut mengikuti rapat, dan ternyata benar jika rapat dadakan ini membahas persiapan kedatangan pemilik baru Hotel Inna Garuda, yang akan berkunjung dan menginap di hotel ini. Selaku General Manager, Pak Wibowo mengarahkan persiapan penyambutannya dan mengharapkan semua karyawan hotel turut berpartisipasi.
Rapat dadakan berjalan hanya satu jam, setelah nya semua karyawan langsung koordinasi dan mempersiapkan semuanya, termasuk Ayasha, kebetulan punya tanggung jawab dengan bawahannya yaitu staf recepsionis serta supervisior room service, jadi gadis itu harus terjun sendiri, untuk lebih memastikan semuanya rapi.
...----------------...
Jam 15.30 wib
Pak Wibowo beserta jajarannya tampak bersiap-siap menyambut kedatangan sang pemilik baru, setelah dapat info dari orang yang menjemputnya di bandara, jika sebentar lagi akan tiba.
Sedangkan Ayasha yang baru saja selesai mengecek kamar suite president yang akan di tempati oleh sang pemilik hotel, baru keluar dari kamar tersebut kemudian menuju lift untuk turun ke lantai lobby.
Di waktu yang bersamaan, mobil berwarna hitam berhenti pas di luar lobby hotel, petugas doorman langsung membukakan pintu, dan Pak Wibowo segera menyambut pria dengan penampilannya begitu memesona di mata wanita, apalagi parasnya begitu ganteng.
“Selamat datang di Hotel Inna Garuda, Pak Rafael,” sapa sambut Pak Wibowo, mengulurkan tangannya.
Rafael menyambut uluran tangan Pak Wibowo. “Terima kasih atas sambutannya.”
Kemudian Pak Wibowo mengiring Rafael untuk masuk ke dalam lobby, lalu memperkenal satu persatu jajarannya, dari kejauhan Ayasha baru keluar dari lift sembari merapikan rambut yang tergerai itu, lalu akan bergabung dengan jajaran yang lainnya.
Tak lama, Rafael bersalaman dengan karyawan hotel yang menyambutnya, sedangkan Ayasha kembali menatap ke depan, setelah merapikan rambutnya.
DEG!
Ayasha menghentikan langkah kakinya, sedangkan Rafael melepaskan jabatan tangannya ketika tak sengaja dia melihat sosok yang sangat dikenalnya. Dari jarak 10 meter, Ayasha dan Rafael saling bersitatap, tatapan yang tak sengaja.
Semoga kita tidak bertemu lagi, untuk selamanya Om Rafael!
Sudah aku bilang, jangan pernah menggoda calon suamiku. Dasar pelakor!
5 tahun berlalu, dan meninggalkan masa lalu yang sangat menyakitkan buat hati gadis yang ketika itu masih berumur 18 tahun, rupanya hari ini dia kembali melihat pria yang telah mengkhianatinya. Memory akan masa lalu yang sudah dilupakannya, kembali teringat di saat itu juga, tanpa permisi terlebih dahulu.
Dari tempatnya berdiri, Rafael memindai gadis yang dilihatnya dari ujung kaki sampai ujung rambut tanpa berkedip, tanpa berpaling, dan sedikit menganga. “Pak Rafael,” tegur Pak Wibowo.
“Oh ... maaf,” balas Rafael, tatapan yang semula ke Ayasha buyar, dan langsung teralihkan ke Pak Wibowo, namun ujung ekornya masih bisa melihat keberadaan Ayasha.
Ayasha berusaha menguasai keadaan hatinya sendiri. Tenang Aya, semuanya sudah berlalu dan itu hanya masa lalu, anggap saja tidak mengenalnya ... ya...memang tidak mengenalnya!
Gadis itu mulai melangkahkan kakinya dengan anggun, sorot mata yang teduh, lalu bergabung dengan karyawan yang lain.
“Pak Rafael, perkenalkan ini karyawan yang paling muda dan pintar, Ayasha Elshanum Wakil Manajer Sales & Marketing,” ucap Pak Wibowo, memperkenalkan gadis itu dengan rasa penuh bangganya.
Wakil Manajer Sales & Marketing!
Rafael menatap lekat-lekat wajah Ayasha yang sangat berbeda dari lima tahun yang lalu, lebih memesona dan semakin cantik. Ternyata kamu ada di sini, sekarang kita bertemu lagi Ayasha Elshanum ... batin Rafael. Ada rasa bahagia yang menyelusup di relung hati pria itu, namun ...
“Perkenalkan saya Ayasha Elshanum, selamat datang Pak Rafael,” ucap sopan Ayasha, sambil mengulurkan tangan kanannya. Raut wajah Ayasha benar-benar seperti orang asing yang tak mengenal pria yang sekarang berdiri di hadapannya. Satya yang berdiri tak jauh dari posisi Rafael, seperti mengingat-ingat seseorang ketika melihat wajah Ayasha, karena banyak perubahan di gadis itu.
Rafael menyambut tangan Ayasha, dan menjabat tangan gadis itu dengan erat. “Rafael Alviansyah. Semoga kita berdua bisa bekerja sama ke depannya, Ayasha Elshanum.” Begitu juga dengan Rafael menunjukkan hal yang serupa seperti Ayasha. Rasa bahagia yang sempat menghinggapi hati Rafael langsung pudar seketika.
“Insya Allah, Pak Rafael,” balas Ayasha, gadis itu mengulas senyum kecutnya, dan Rafael semakin erat menjabat tangannya, seperti tak rela melepaskan tangan Ayasha, dan sorot mata pria itu menajam ketika menatap Ayasha.
Mereka berdua yang memiliki ikatan persaudaraan dan pernah ada dalam ikatan pertunangan, sore ini bagaikan orang asing, tak saling mengenal.
bersambung ...
"Bagaimana Pak Rafael, ketika bertemu dengan mantan?? Menyesal kah???" gumam Satya sendiri.
"Kamu, benar-benar tidak mengenaliku ... Ayasha!" geram Rafael.
"Dia hanya masa laluku, bukan masa depanku!" gumam Ayasha.
ayat yg lebih sesuai.