Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan oleh seorang Kenza Ria Nugraha. Sayangnya, sosok pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta sudah dimiliki oleh seseorang. Alhasil, selama bertahun-tahun Ria hanya bisa memendam perasaannya dalam diam. Ria juga harus menerima kenyataan saat pria itu menikahi kekasihnya.
Namun, sebuah harapan kembali hadir saat mendengar jika pria yang dicintainya, yaitu Sandi Pangestu bercerai dengan sang istri dan menjadi seorang duda. Ria pun bertekad untuk berjuang mendapatkan cintanya, tanpa peduli dengan status Sandi. Dia mulai mendekati pria yang juga adalah sahabat dari kakak kandungnya.
Akankah Ria mampu untuk mendapatkan hati Sandi? Ataukah sebuah penolakan yang akan Ria dapatkan?
***
" Hello, Mas Duda! Boleh aku isi hatinya? " ~ Kenza Ria Nugraha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Bertemu Eman dan Aca
Keesokan harinya yang kebetulan juga akhir pekan, Ria akan pergi bersama dengan Sandi untuk mengurus dokumen yang menjadi persyaratan pengajuan pernikahan. Selain itu juga sekaligus mereka akan mempersiapkan dokumen yang akan diserahkan ke kantor urusan agama untuk mendaftarkan pernikahan mereka. Waktu yang hanya satu bulan membuat Sandi dan Ria harus bergerak cepat untuk mempersiapkan semuanya.
Memang sedikit lebih rumit karena Sandi merupakan anggota polisi, jadi cukup banyak ketentuannya. Belum lagi ada banyak hal yang harus Ria pelajari sebelum menjadi seorang ibu bhayangkari. Tidak pernah terpikirkan di dalam kepala Ria jika akan menjadi istri dari seorang abdi negara.
" Huh, banyak sekali ternyata " gumam Ria memasukkan berkas-berkas yang akan diperlukan ke dalam sebuah map.
Kemarin memang Sandi sudah memberitahu berkas-berkas dan persyaratan apa saja untuk bisa melakukan pengajuan pernikahan. Dalam semalam, Ria mempersiapkan semua itu dibantu oleh Elsa dan Bunda Sisi.
Selesai bersiap, Ria segera keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu. Di sana sudah ada Sandi yang datang menjemputnya. Pria itu sedang mengobrol bersama dengan ayah dan juga kakaknya. Memang tadi malam Raka dan keluarga kecilnya menginap di rumah itu seperti yang biasa mereka lakukan saat akhir pekan.
" Aku sudah siap, Kak. Kita bisa berangkat sekarang " ucap Ria saat sudah berada di ruang tamu.
" Iya Ria " jawab Sandi lalu menghabiskan teh miliknya.
Kemudian, pria itu pun langsung bangkit dari duduknya lalu diikuti oleh Raka dan Ayah Adi yang duduk di hadapannya.
" Berkas-berkasnya sudah lengkap semuanya? Jangan sampai ada yang ketinggalan loh " ucap Ayah Adi mengingatkan sang putri.
" Sudah kok, Yah " jawab Ria menunjukkan map yang dibawanya.
Ayah Adi pun menganggukkan kepalanya mengerti dan merasa lebih tenang.
" Kalau begitu, kami pergi dulu, Om " pamit Sandi pada Ayah Adi.
Tangannya terulur meraih tangan Ayah Adi dan menciumnya, diikuti oleh Ria yang melakukan hal yang sama.
" Iya, hati-hati di jalan " sahut Ayah Adi.
Sandi dan Ria menganggukkan kepala mereka saja bersamaan.
" Ingat ya, kalian harus pulang sebelum malam dan jangan berani macam-macam " ucap Raka yang semakin posesif itu.
" Iya Ka, tenang saja " jawab Sandi.
Sepertinya Sandi harus lebih banyak sabar menghadapi calon kakak ipar sekaligus sahabatnya itu. Lagipula sebelumnya juga dia sudah tahu seposesif apa Raka pada adik kesayangannya yang selalu dijaganya dengan baik.
" Assalamualaikum " salam Sandi dan Ria bersamaan.
" Walaikumsalam " jawab Raka dan Ayah Adi.
Keduanya segera keluar dan menuju motor Raka yang berada di depan rumah itu. Tidak lupa Ria meraih helm miliknya di atas meja yang ada di teras yang memang sudah disiapkannya.
" Kita kemana dulu? " tanya Sandi sembari memasang di kepalanya.
" Ke tempat fotokopi saja dulu, Kak, kan kita harus memfotokopi banyak berkas-berkas ini " jawab Ria karena itu juga paling penting.
" Baiklah, lagipula aku juga harus mencetak berkas-berkas pernyataan yang harus kamu dan kedua orang tuamu tanda tangani " ucap Sandi ingin menyelesaikan dengan segera.
Ria pun menganggukkan kepalanya, lalu memasang helm miliknya di kepalanya.
Setelah itu, Sandi dan Ria segera naik ke atas motor karena harus cepat pergi. Sandi melajukan motornya meninggalkan area rumah keluarga Ria dan menuju ke tempat fotokopi langganan gadis itu.
.
.
.
Sesampainya di tempat fotokopi langganan Ria, keduanya langsung turun dari motor dan melepaskan helm dari kepala mereka. Ria masuk lebih dulu karena sudah biasa dan tahu dimana akan menemukan pemiliknya. Sedangkan Sandi hanya mengikuti Ria tepat di belakang gadis itu.
" Ada tugas lagi? Perasaan baru minggu lalu kamu mencetak tugas-tugasmu? " tanya pemilik tempat fotokopi itu melihat kedatangan Ria.
" Tidak, Kak. Aku mau fotokopi beberapa berkas penting " jawab Ria berjalan mendekat.
Ria menyerahkan map berisi berkas-berkas pentingnya dan milik Sandi juga. Ternyata lumayan banyak sepertinya membutuhkan waktu cukup lama untuk menunggunya.
" Masing-masing lima lembar ya, Kak " ucap Ria pada pemilik tempat fotokopi itu.
" Tolong juga cetak berkas-berkas pernyataan ini ya " tambah Sandi memberikan sebuah flashdisk miliknya.
" Siap " jawab pemilik tempat fotokopi itu.
Sembari menunggu, Sandi dan Ria memilih untuk mendudukkan tubuh mereka di kursi yang ada di sana. Mungkin paling lama sekitar satu jam semua itu selesai, kebetulan mereka juga sedang tidak terburu-buru.
" Aku sudah mengirimkan beberapa hal yang harus kamu pelajari untuk sidang nikah kita nanti. Di sana ada beberapa contoh pertanyaan yang akan ditanyakan dan juga jawabannya. Aku harap kamu bisa memahaminya dan sidang nikah kita nanti berjalan dengan lancar " ucap Sandi memberitahu calon istrinya itu.
" Iya Kak, akan aku usahakan " sahut Ria menganggukkan kepalanya.
Sebenarnya Ria tidak siap menghadapi semua itu dan sangat gugup, tapi mau bagaimana lagi, memang itu persyaratan untuk menikah dengan seorang polisi seperti Sandi. Mungkin nanti dia bisa belajar dan banyak bertanya pada Kinara yang sudah lebih dulu menikah dengan seorang polisi.
" Oh iya, tahun ini kamu genap 21 tahun, kan? " tanya Sandi pada Ria.
Salah satu persyaratan menjadi seorang istri dari anggota polri adalah berusia minimal 21 tahun. Dan seingat Sandi, pada tahun ini gadis yang akan dinikahinya itu sudah memenuhi persyaratan untuk menikah itu.
" Hem, iya Kak, akhir tahun nanti aku genap 21 tahun " jawab Ria.
Sandi pun merasa lega karena tidak ada masalah dalam pengajuan pernikahan mereka nanti dan tentunya dia berharap semuanya berjalan lancar.
" Ria? Kamu di sini juga? Kok tidak bilang sih sama kita berdua? " ucap seseorang yang tentunya Ria kenali.
Kedua mata Ria membulat sempurna saat melihat kedua sahabatnya sudah berada di hadapannya. Dia tidak menduga jika mereka juga berada di sana, seingatnya tidak ada lagi tugas yang mengharuskan mereka mencetak sesuatu. Padahal Ria berharap untuk tidak bertemu dengan mereka dulu, apalagi saat ini sedang bersama dengan Sandi. Bukan tidak mau memperkenalkan Sandi pada kedua sahabatnya, tetapi mereka pasti terkejut karena dirinya belum cerita apapun tentang hal itu.
" Eman? Aca? " ucap Ria pelan sangat terkejut.
***
Aduh, gimana reaksi Eman dan Aca kalau tahu Ria akan menikah ya?🤔🤣
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
sehat selalu ya thor cpt sembuh biar bisa ttp berkarya
semoga Jeremy & genk nya tertangkap, segera dapat hukuman yg setimpal