🏆🥈Juara 2 YAAW S 10
" Aku akan melakukan apapun untukmu. Meski harus kembali menemui pria itu. Hidupmu adalah hidupku. Bunda mohon bertahanlah sayang. Hanya kamu hidup bunda nak. "
Akibat kesalahan semalam yang dia perbuat Kaluna melahirkan seorang putra yang ia beri nama Taraka. Ia membesarkan Tara seorang diri, namun hancur hati Kaluna saat dokter memvonis putra nya yang berusia 5 tahun ini dengan penyakit yang mengancam nyawa.
Kesehatan Taraka semakin memburuk. Dengan berat hati ia pun Akhirnya pergi mencari pria tersebut agar putranya bisa hidup lebih lama.
Bagaimana reaksi si pria saat tahu dia ternyata memiliki putra dari wanita yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya itu?
Akankah hidup Taraka terselamatkan?
Folow IG author @anns_indri
Kalau suka jangan lupa tinggalkan like setelah membaca. Terimakasih. Like Anda dukungan terbesar bagi penulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JMB 22. Kenapa Jahat
Yasa benar-benar tidak bisa mengerti dengan pola pikir Kaluna saat ini. Tapi Yasa bisa mendengar tadi Kaluna mengatakan bahwa ia tidak akan mencampuri urusan pribadi Yasa terlebih Yasa yang akan menikah.
" Apa Kaluna tahu hubunganku dengan Ciara?"
" Ya jelas tahu lah, kan orang tua Kaluna adalah kakak dari orang tua Ciara. Jadi Kaluna dan Ciara adalah sepupu."
Mata semua orang langsung menatap kepada Nataya yang baru saja masuk ke ruang rawat Yasa. Padahal tadi pagi Hasna dan Radi berbincang dengan kedua orang tua Kaluna tapi mereka hanya diam dan tidak banyak bicara terlebih mengenai hubungan keluarga mereka dengan keluarga Ciara.
" Waduuuh bakalan rame nih. Apa mereka sengaja diam karena memilih untuk tidak berhubungan dengan kita?"
" Maka dari itu selesaikan dulu saja Bibi Hasna, bagaimanapun saat ini lebih utama Tara bukan?"
Hasna dan Radi setuju dengan ucapan sang keponakan sedangkan Yasa hanya mengusap tengkuknya. Ternyata semuanya menjadi lebih sulit. Akan tetapi benar kata Nataya bahwa dia harus menyelesaikan urusan dengan Ciara dan keluarganya. Meskipun tadi Yasa sudah berbicara kepada Ciara tapi tetap ia harus menemui orang tua Ciara.
Di ruang rawat Taraka bocah itu mengerjapkan matanya perlahan. Ia melihat sekeliling tampak bunda nya sedang menjalankan ibadah. Tara tersenyum pelan melihat bunda nya kali ini tidak menangis di akhir sudutnya. Tara kembali memindai ruangan tersebut, kedua alisnya berkerut saat tidak menemukan sosok yang sangat ingin dia lihat dan temui.
" Apa kemarin itu aku hanya mimpi ya," ucap bocah kecil itu lirih. Rupanya ingatannya terhadap Yasa sebelum menjalani transplantasi sumsum tulang belakang kemarin setengah kabur. Saat ini bocah itu merasa bahwa orang yang mengaku sebagai ayahnya itu adalah bagian dari mimpinya. Tapi sudut hati nya mengatakan bahwa benar ia bertemu dengan ayahnya.
" Bunda," panggil Taraka kepada Kaluna membuat wanita berusia 26 tahun itu langsung berdiri dan menghampiri sang putra.
" Iya sayang, Tara mau apa hmm?"
" Tara mau ayah, kemarin Tara lihat ayah. Tara ingat katanya ayah mau ngajak Tara main kalau sembuh."
Hati Kaluna tercubit saat mendengarkan ucapan putranya itu. Satu sisi dia sungguh senang saat melihat kondisi Tara semakin membaik pasca transplantasi tapi di sisi lain inilah efek samping yang harus Kaluna pikirkan selanjutnya. Yasa, pria yang jadi penyelamat hidup putranya itu adalah pria yang akan jadi calon suami adik sepupunya, itu yang saat ini ada dalam pikiran wanita itu.
" Ehmm sayang, ayah nya sedang masa pemulihan juga. Nanti kalau ayah sudah kembali sehat ayah akan datang menemui Tara."
" Apa ayah sakit karena Tara?"
" Bukan sayang, bukan seperti itu. Ayah~"
" Hey boy!"
Kalimat Kaluna terputus saat muncul Yasa bersama dengan Hasna dan Radi. Mata Taraka berbinar saat melihat ayah, opa dan oma yang dia kenal belum lama ini.
" Lho opa sama oma juga kenal dengan ayahku?"
Hasna dan Radi seketika tertawa mendengar ucapan Tara. Meskipun masih lemah tapi pengucapan Tara sangat jelas. Sedangkan Kaluna bingung, sejak kapan Tara memanggil kedua orang tua Yasa dengan sebutan seperti itu. Kaluna hanya mengingat bahwa Radi pernah bertemu Tara tapi dia tidak tahu kalau Tara juga pernah bertemu Hasna.
" Ini sebuah kejutan. Opa dan oma adalah orang tua ayahmu. Jadi ... ."
" Opa dan oma adalah opa dan omaku?"
Radi dan Hasna mengangguk. Bocah itu benar-benar terlihat bahagia. Kaluna memundurkan langkahnya ia melihat keakraban 3 generasi itu dengan seksama. Air mata Kaluna tak sadar menetes, belum pernah ia melihat putranya begitu bahagia seperti sekarang.
Melihat itu semua sebuah ide gila muncul dalam pikiran Kaluna. " Apa aku biarkan saja Tara bersama mereka?"
🍀🍀🍀
Jika Kaluna tengah galau dengan hati dan pikirannya, maka Ciara tengah dibuat terkejut dengan seseorang yang ia temui sekarang. Rupanya klien yang ia temui adalah orang yang sungguh sangat menyebalkan yang dua kali ia temui.
" Ketemu tiga kali dengan secara kebetulan. Haishhh, ngeselin nggak sih."
Ciara bergumam pelan, ia sungguh kesal saat ini melihat Abra yang berdiri di depannya. Tapi ada satu hal yang membuatnya heran, Abra sepertinya tidak mengenalnya.
" Selamat siang nona, apakah anda adalah nona Ciara design interior yang akan menangani kantor baru kami? Perkenalkan nama saya Akhza."
" Benar tuan, saya Ciara. Ini adalah konsep dari saya jika Anda tidak berkenan bisa dirubah atau ditambahkan sesuai keinginan."
Akhza mengangguk dan tersenyum simpul. Ciara berbicara dalam hatinya. Kenapa pria yang ada di depannya itu namanya berbeda dengan pria yang di temuai di kafe, dan sikap nya juga sangat berbeda. Tutur kata nya juga berbeda.
Oleh Akhza, Ciara kedapatan tengah memperhatikan dirinya. Tentu saja Akhza merasa heran. Gadis di depannya tersebut seperti mencoba menelisik sesuatu.
" Ekheem, apa ada yang ingin Anda tanyakan nona?" tanya Akhza kepada Ciara.
" Ti-tidak ada tuan," jawab Ciara dengan ekspresi sedikit canggung karena ketahuan memperhatikan pria di yang duduk depannya.
" Bisakah ini ditinggal dulu di sini. Saya harus mendiskusikan dengan saudara saya terlebih dulu. Jika kami setuju, kami akan menghubungi Anda lalu membuat kontrak kerjasamanya," papar Akhza panjang.
Ciara mengangguk setuju, ia kemudian pamit undur diri setelah membicarakan sedikit hal. JD Coal adalah perusahaan besar. Awalnya Ciara hanya iseng melamar untuk project tersebut. Akan tetapi siapa sangka, niatnya yang hanya coba-coba itu kini malah diterima.
Ciara kembali memasuki mobil dan pulang ke rumah. Ia malas untuk pergi kemanapun. Hari ini ada dua hal yang membuat hatinya sedih sekaligus senang. Sedih karena Yasa mengakhiri hubungan mereka namun sedikit terobati dengan design dari JD Coal meski belum sepenuhnya diterima.
" Assalamualaikum."
" Waalikum salam, sudah pulang nak. oh iya bagaimana keadaan nak Yasa. Apakah sudah mendingan, sebenarnya dia sakit apa?"
Serentet pertanyaan mengenai Yasa membuat gadis 25 tahun itu semakin buruk mood nya. Ingin segera menyampaikan apa yang dibicarakannya tadi pagi dengan Yasa kepada orang tuanya namun Ciara ragu. Keinginan papa Ciara menjadi besan keluarga Dwilaga kelihatan begitu besar. Ciara menjadi bingung mengenai hal itu.
" Ma, ayo kita ke rumah sakit. Kaluna, anak Mas Raffan sudah pulang. Dan cucu mereka sedang sakit."
Sebuah suara teriakan Septian dari luar rumah mengejutkan Ciara dan Laila. Kaluna, nama itu sangat lama tidak disebutkan di keluarga besar mereka saat wanita itu memutuskan pergi dari rumah 6 tahun yang lalu. bahkan baik Raffan maupun Vanka tidak pernah membicarakan putri mereka.
" Kata papa apa tadi cucu, apa Mbak Kaluna sudah menikah. Maksud Cia apakah Mbak Kaluna pergi karena menikah?"
Septian dan Laila saling pandang, hal ini memang tidak ada yang tahu selain mereka orang dewasa. Kepergian Kaluna yang tiba-tiba dan tidak pernah ada kabar membuat Ciara sangat syok, dia begitu dekat dengan kakak sepupunya tersebut. Tapi setiap kali bertanya baik papa maupun mama nya tidak pernah mau mengatakan apa yang sebenarnya tejadi.
" Mbak mu belum menikah Cia, mbak mu punya anak di luar nikah karena sebuah kesalahan. Dan dia kembali karena anaknya sakit keras."
" Siapa yang tega melakukan itu kepada Mbak Kaluna, kenapa jahat sekali."
Rasa sedih dan marah meliputi hati Ciara. Sungguh ia tidak terima Kaluna diperlakukan begitu.
" Tidak tahu, ayo kita menengok dulu. kita tanya nanti di sana."
TBC